✓ 5 Suatu Penawaran

75 21 2
                                    

Ikaris menatap gudang yang sudah hangus terbakar tak tersisa dengan sunggingan senyum dibibirnya, menyenderkan punggungnya pada kursi kemudi dengan memainkan pistol kesayangannya menikmati apa yang telah dilakukan.

"Sudah kan? Aku yakin bisa masuk di organisasi mafia nya Ares setelah diberi misi untuk mengetesku kan? Aku harus segera kembali ke mansionnya Ares sekarang."

Ikaris melajukan mobilnya menuju mansion Ares untuk segera mengkonfirmasikan bahwa misi yang diberikan Ares telah selesai dan menunggu jawaban Ares terhadap Ikaris, ntah akan langsung diterima atau masih di uji untuk menghabisi nyawa lain terlebih dahulu. Ikaris tidak mempermasalahkan jika hal itu terjadi, yang terpenting ia akan menjadi bagian dari organisasi Ares.

•••

Di mansionnya, Ares sedang bersantai menikmati hasil kelancaran misi yang dikerjakan oleh Ikaris. Ares mendongakkan kepala seketika mendengar ketukan pintu ruangannya.

"Masuk.", ucap singkat nan padat Ares, ia pasti tau kalau itu adalah Ikaris.

Pintu terbuka dan benar rupanya, dia Ikaris yang ditunggu Ares, menatap Ikaris hingga berhenti didepan nya. Ares meletakkan amplop diatas meja berisikan surat beserta uang sebagai bentuk pujian pertama Ares terhadap Ikaris.

"Anggap saja uang pujian pertama untukmu karena berhasil menghabisi mereka sebelum 24 jam, ada surat didalamnya. Kuharap kau membacanya dengan teliti."

Ares menyandarkan punggungnya pada kursi dan senyum tipis terukir saat ikaris mulai mengeluarkan segepok uang dan surat. Ikaris membaca surat tersebut dengan teliti dengan dahi berkerut seakan mempertimbangkan hal yang terdapat pada surat tersebut.

Surat tersebut salah satu ide dari Ares untuk Ikaris, berisi persetujuan untuk Ikaris tinggal di mansion Ares mempermudah untuk memberikan misi yang akan Ikaris terima. Surat tersebut sah ketika Ikaris menandatangani surat persyaratan tersebut. Tinggal dalam waktu yang lama di mansion sesuai keinginan Ares.

"Maksudnya gimana tuan Ares? Menyuruhku untuk tinggal di mansion ini? Bagaimana dengan apartemen ku?"

"Jangan khawatirkan apartemen mu, kamu masih bisa untuk ke tempatmu, kamu punya dua tempat tinggal sekarang, namun dengan mempermudah memberikan misi terhadapmu, aku menyuruhmu tinggal disini, sesuai yang tertera pada surat tersebut."

Ikaris terdiam, menpertimbangkan apakah menerima permintaan Ares atau tidak. Seketika memasukkan kembali surat tersebut bersama uangnya lalu memasukkan pada saku jaket yang Ikaris kenakan.

"Bolehkah aku meminta waktu sebentar?"

"Untuk?", Ares menatap Ikaris dengan menaikkan satu alisnya mendengar bahwa masih ingin diberi waktu untuk berpikir menerima syarat tersebut atau tidak.

"Untuk berpikir. Kurasa ini terlalu cepat. Dan aku baru pertama menyelesaikan misimu, tuan."

Ares beranjak dari kursi lalu berdiri berhadapan dengan ikaris, kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana dengan tatapan penuh ke mata Ikaris.

"Aku memberimu surat itu karena kau mampu menyelesaikan misi sebelum 24jam dibanding anggota ku yang lain, cara kerjamu yang rapih, jadi aku memutuskan untuk sering memberimu misi dan tinggal di mansionku agar tidak kerepotan. Aku hampir sepenuhnya menaruh kepercayaan kepadamu, Ikaris. Aku yakin akan hal itu. Tapi aku akan memberimu waktu, dan uang itu hasil kerjamu"

Ikaris menatap Ares sedikit takut dengan jaraknya yang tidak jauh dari hadapannya, seakan menatapnya dengan mengintimidasi.

"Baiklah, aku akan memberitahu tuan kapan aku akan siap untuk menandatangani surat tersebut, untuk uang pujiannya terima kasih tuan. Aku sangat menghormati hal itu dan aku tidak expect mendapat uang pujian ini. Aku pamit, tuan"

Ikaris tersenyum seketika dan menunduk hormat untuk pamit dari hadapan Ares sekarang karena urusannya telah selesai, namun setelah berbalik dan berjalan beberapa langkah, Ikaris terhenti saat ada sesuatu yang memegang tangannya. Tangan Ares lah yang menahan Ikaris untuk berjalan lebih lanjut, Ikaris reflek membalikkan badan dan menatap Ares sedikit kebingungan namun terkejut saat tangannya ditahan oleh Ares.

"Aku belum memberitahukannya padamu, maaf. Kamu sudah ku masukkan menjadi organisasi mafiaku, Puppy. Selamat."

Ikaris terkejut antara senang ia diterima dan bingung dengan panggilannya.

"Terima kasih banyak, tuan. Tapi.. maaf.. Puppy? Maksudnya."

Ares dengan santai melepaskan genggaman pada pergelangan tangan Ikaris dan terkekeh sekilas.

"Iya, Puppy. Kamu akan menjadi anak anjingku, anak anjingku yang nurut. Setelah masuk dalam organisasiku, kamu harus menuruti perintahku ketika aku memberikan sebuah misi atau perintah apapun itu."

Ikaris menatap Ares yang senyum smirk tipis dan terdiam membatin karena di pikirannya nama tersebut berbeda dari yang dibayangkan.

'Puppy? Apa semua anggota di beri nama puppy sebagai bawahannya?? Seperti pet name? Yang benar saja.. '
Ikaris membatin dengan perasaan aneh karena sebutan tersebut, namun ia mengiyakan saja karena ia tidak mau berlama-lama di dalam ruangan Ares karema sudah terlampau lelah dan segera ingin kembali ke apartemen.

"A-ah.. begitu ya.. baiklah.. aku akan menjadi anjing penurut mu, tuan. Bahkan menjadi tangan kanan mu aku akan bersedia. Aku pamit tuan."

Ikaris menunduk hormat lalu segera pergi dari ruangan Ares untuk pulang ke apartemen yang sudah menunggu Ikaris untuk disinggahi.

Setelah melihat Ikaris keluar dari ruangannya, Ares menyunggingkan senyuman smirk andalannya, memikirkan bahwa tujuannya membawa Ikaris untuk tinggal di apartemen nya pasti akan bersedia. Terutama Ikaris tidak mengelak ketika dipanggil dengan sebutan 'Puppy', karena sebutan itulah yang sengaja Ares beri untuk Ikaris karena suatu ketertarikan tersendiri saat melihat Ikaris.

"Puppy, puppy.. aku akan menunggu mu. Aku harap kamu akan tinggal disini, itu akan mempermudahkanku..."

Ares terdiam seketika, sebelum keluar dari ruangannya ia mengucapkan hal yang akan Ares lakukan dan di ingat selalu.

"......dan aku tidak akan melepaskanmu saat kamu tinggal di mansionku"

Ares hanya terkekeh pelan saat keluar dari ruangannya dan memanggil beberapa anggota yang turut tinggal di mansionnya untuk memberitahukan kepada semua anggota bahwa akan ada anggota tambahan menjadi leader, yaitu Ikaris.

•••

Di kediaman Ikaris, didalam mansionnya yang sepi dan dingin karena angin malam. Ia duduk di dapur dengan segelas kopi sambil memikirkan ucapan Ares. Tidak lupa dihadapannya terdapat uang dan surat yang diberikan Ares.

"Sebentar, Puppy? Tuan Ares gak salah kan ngasih nama ke anggota nya?? Maksudku.. Puppy bukannya untuk pet name ke pasangan?? Aneh kalau Tuan Ares beri nama tersebut ke anggota organisasi mafianya.. The fuck.. kenapa pikiranku berbeda.. lupakan lupakan, yang penting aku diterima, setidaknya aku gak pengangguran lagi. Dan..."

Ikaris tersenyum bahagia dan memegang uang pemberian Ares.

".. terima kasih untuk uang ya, Tuan Ares. Aku akan rela menjadi anjing penurut mu kalau begini."

Ikaris segera menghabiskan kopinya lalu menuju ke kamar dengan uang beserta surat yang ia terima. Setidaknya Ikaris bahagia sekarang. Bahagia ia akan mendapatkan suatu pekerjaan yang membutuhkan kemampuan menembak beserta bela dirinya walau itu di dalam dunia mafia, Ikaris tidak mempermasalahkan hal tersebut asal Ikaris tidak pengangguran lagi.

.
.
.

Aku kembali lagi, maaf ya lama huhuhu.. lagi nyusun alur kedepannya nih.. Maaf kalau ada typo ya akan kuperbaiki kalau ada.

Jangan lupa komen dan vote yaa, itu sangat bermanfaat buat ngelanjutin cerita ini🫶🏻🫶🏻

Love you gais❤️❤️

I'amour en Mission  [Cinta Dalam Misi] >YOONMIN ONESHOT<Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang