“Siapa, sih, yang suruh ganti jadwal olahraga ke hari Senin? Yang bener aja? Habis upacara langsung olahraga!?”
Asa sewot sendirian di kelasnya saat tas-nya gak berisi seragam olahraga miliknya. Yap! Dia gak bawa baju olahraga, sedangkan dua jam setelah upacara adalah jadwal kelas olahraga.
Semua berkat pergantian jadwal yang baru, dan Minggu Asa yang kacau setelah kencannya dengan Angkasa diganggu oleh Asta dan Niel. Belum lagi dengan kata-kata yang Asa ucap tanpa berpikir dua kali, membuatnya gak fokus dan kepikiran semalaman.
“Aaargh! Kenapa, sih, dunia ini jelek banget?” ucapnya, marah sekali lagi, sebelum para lelaki kembali setelah mengganti pakaian mereka dan Asa melihat Angkasa masuk.
Asa menutup rapat mulutnya, langsung mengalihkan tatapan saat Angkasa juga melihatnya.
“Lo belum ganti baju, Sa? Mau gue ajak ngambil bola padahal,” Sanu datang dan menyapa, tapi Asa menggunakannya untuk menghalau tatapan Angkasa yang memperhatikannya dari depan. “Kenapa?”
“Jangan pergi,” Asa memegangi baju Sanu agar dia gak menyingkir, “tetep di depan gue sampe semua pergi.”
Sanu tertawa. “Kalo gini malah keliatannya gue yang pacaran sama elo. Se-gak bisa itu, ya, elo jauh dari gue?”
Asa melirik Sanu tajam, lalu mendorongnya pelan. “Apaan, sih? Kenapa lo jadi kayak buaya gini?”
“Orang seganteng ini dibilang kayak buaya.” Sanu tersenyum kecut, tapi dia menyadari sesuatu. “Lo gak bawa baju olahraga?”
“Iya. Gue lupa banget!”
Dengan santainya, Sanu bilang, “Oh ... wajar, sih. Kamal, Ana, sama dua cowok lain juga gak bawa, kok.”
“Bakal dihukum gak, ya?”
“Itu mah udah pasti.” Asa gak tau apa yang lucu sampai Sanu bisa tersenyum seperti itu, kontras dengan raut cemas Asa. “Paling pemanasan-nya lebih lama aja, tapi masih boleh ikut pelajaran, kok.”
“Kelas lain ada yang olahraga juga gak, ya?”
“Ada. IPS 2.”
Asa sempat membuka matanya penuh harap sebelum tatapannya jadi tajam. Jika itu IPS 2, maka itu pasti kelas Saga. Sama saja gak ada harapan untuknya.
“ADUH! KENAPA BELUM PADA KE LAPANGAN!”
Semua orang dikejutkan dengan suara guru olahraga di depan pintu, menegur dengan teriakannya dan tubuh kekarnya yang membuat Asa menelan ludah dengan kikuk.
Segera setelah guru pergi, Asa berlari dengan cepat keluar kelas. Dia menyadari jika dia gak bisa dimarahi oleh guru seseram itu; dia takut. Karenanya kini Asa ada di kelas IPS, mencari Saga dan melihatnya baru kembali dari kantin.
Asa berdiri di depannya, membuat Saga melihatnya begitu dingin.
“Kelas lo ada jadwal olahraga hari ini, kan? Gue minta tolong. Pinjemin baju temen cewe lo, gue janji gak bakal gue bikin kotor dan kembali dalam keadaan wangi kembang tujuh rupa! Please, Saga.”
Cepat Asa mengucap permohonan, tetapi Saga hanya diam dan gak terlihat mau membantu.
Terang saja begitu.
“Pinjem sendiri.” Saga berlalu tanpa bisa Asa hentikan, dan seharusnya Asa sudah tau kalau Saga pasti bakal menolak.
“Anjir. Kok ada manusia kayak dia di bumi ini?” gerutu Asa, kesal sendiri. Dia sudah di ambang putus asa, berpikir untuk kembali saat seseorang memanggilnya dari belakang.
“Asa!” Asa berbalik cepat dan mendapati Angkasa yang ngos-ngosan, menggenggam seragam olahraga di tangannya.
“Kasa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAKING ME IN THREE : Isa Ft. JASUKE
Jugendliteratur❝Kalau bisa, gue mau belah diri aja jadi tiga.❞ Shanette Anatari sama sekali gak tahu kalau kepindahannya ke rumah sang ayah dan keluarga barunya bakal membuatnya bertemu dengan banyak hal gak terduga, mengejutkan bahkan sampai bikin mulut menganga...