Hari pertama ekstrakurikuler Asa akan dimulai, Asa sampai berdebar-debar waktu membayangkan seperti apa rasanya ada di ekstrakurikuler yang sama dengan Angkasa.
Asa masih belum mau mengakui kalau dia naksir dengan Angkasa, dan berpikir jika itu hanya perasaan kagum semata. Tentu, Asa berencana memastikan perasaannya dan salah satunya dengan memperbanyak interaksi dengan Angkasa.
"Nanti di klub sastra, bantuin gue supaya gak bingung banget, ya?" ucap Asa; dia dan Angkasa jalan beriringan menuju ruang klub sastra segera setelah pulang sekolah.
"Sure, gak usah khawatir," jawab Angkasa dengan senyum tipisnya, "anak-anak klub sastra itu pada asik dan ramah, kok. Gue jamin elo pasti betah bergaul sama mereka."
"Ya ... selama mereka gak kayak si nepo baby."
"Gimana?"
"Ah! Gak gimana-gimana."
Angkasa gak bertanya lagi sejak Asa gak berniat bicara dengan jelas padanya. Mereka berjalan melewati koridor lantai dua, dan pandangan Asa teralihkan ke luar sana—tepat di lapangan basket di mana dia melihat Saga bermain dengan teman-temannya.
"Oh, hari ini dia eskul basket?"
"Ngeliatin Saga, ya?"
"Hah!" Asa agak kaget saat Angkasa berbicara di dekatnya. Angkasa melihat Asa sejak tadi terus memperhatikan lapangan basket.
"Saga, anak IPS 2 yang ganteng itu. Elo ngeliatin dia, ya?"
"Hah ...? Enggak." Asa menyangkal, tapi Angkasa malah tersenyum menggoda.
"Beneran, enggak? Kebanyakan cewe di sini naksir Saga, lho. Dia 'kan ganteng, tinggi, atlet sekolah idaman semua cewe."
Dari semua pujian yang Angkasa ucap tentang Saga, Asa semakin menajamkan alis di setiap poinnya.
Mungkin semua itu memang benar, tapi Asa tahu seperti apa orang yang ganteng, tinggi dan pendiam itu sebenarnya. Semua poin utamanya gugur oleh sikap dinginnya ke Asa.
"Sebanyak itu yang naksir?"
"Mungkin, sebagian besar, iya."
Asa sedikit gak mengerti; mungkin Angkasa gak sadar kalau dirinya tampan—cukup untuk dibilang sangat tampan sampai membuat Asa berpikir jika sebagian lainnya dari para siswi yang naksir Saga itu, pasti naksir Angkasa juga.
"Dia ini olahraga apa aja bisa, tapi setiap diajuin jadi calon perwakilan sekolah, selalu nolak."
Asa kembali memperhatikan Saga di lapangan, beruntung pemuda itu fokus dengan bolanya dan gak menyadari Asa.
Melihat Saga jadi mengingatkan Asa pada hari itu; hari di mana dia gak sengaja mendengar Sharon memarahi Saga dan sebungkus rokok yang terlempar sampai ke depan tangga.
"Bandel juga atlet ganteng pujaan siswi kita ini," cibir Asa dalam hati.
Asa berusaha bersikap naif seakan dia gak mendengar apa pun hari itu, tapi dia tetap memikirkan Sharon yang terdengar begitu cemas dan marah. Lalu sejak itu, Saga semakin sering keluar rumah dan membuat Sharon makan dengan tatapan kosong.
"Ah, bikin gue ikut ribet aja!" gumam Asa, gak sadar kalau dia gak lagi bicara dalam hati.
"Kenapa, Sa?"
"Enggak apa-apa, Kas. Gue lagi seneng ngomong sendiri aja hari ini."
"Ngomong sendiri ...."
Asa dan Angkasa sampai di kelas sastra dan langsung masuk tanpa menunggu. Di dalam sudah ada beberapa siswa dari kelas lain, dan hanya Asa dan Angkasa perwakilan dari kelas mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/286314956-288-k479984.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAKING ME IN THREE : Isa Ft. JASUKE
Novela Juvenil❝Kalau bisa, gue mau belah diri aja jadi tiga.❞ Shanette Anatari sama sekali gak tahu kalau kepindahannya ke rumah sang ayah dan keluarga barunya bakal membuatnya bertemu dengan banyak hal gak terduga, mengejutkan bahkan sampai bikin mulut menganga...