"Setelah kau meninggalkanku, aku merasa butuh tujuan, sesuatu yang bisa mendorongku. Jadi aku mulai membangun istana ini, membayangkan seperti apa hidup kita bersama, nanti, di sini. Tetapi ketika aku membangunnya, aku tahu dalam hatiku bahwa tanpamu, itu tidak akan pernah menjadi sebuah rumah. "
•ᴗ•
"Kau adalah isteriku sekarang. Aku bisa melakukan apa pun yang kumau bersamamu. Dan aku berencana memanfaatkan hak istimewa itu."
◍ᴗ◍
"Lidah yang tajam untuk wajah yang cantik. Kau benar-benar tahu cara melukai ego laki-laki."
•ᴗ•
"Oh, benarkah? Kau pikir bisa mencapai kepalaku dari bawah sana? Kau sangat kecil, Sayang. Aku ragu kau bisa mencapai lututku."
"Kalau begitu, aku hanya perlu membuatmu menunduk saja, kan?"
◍ᴗ◍
"Jika aku tidak mencintaimu, aku akan meninggalkanmu begitu saja. Tapi aku tidak melakukannya. Aku mencintaimu sehingga aku tidak bisa menahan tarikan ini, keinginan untuk memilikimu. Aku seorang pria dengan hasrat, dan kau adalah wanita yang aku cintai. Jadi jangan salah mengira rasa hausku akan tubuhmu sebagai kurangnya cinta, Ratuku."
•ᴗ•
"Jika para dewa benar-benar memperhatikan kita, maka mereka harusnya tahu bahwa cintaku padamu jauh lebih besar daripada nafsuku pada tubuhmu."
◍ᴗ◍
"Ya, aku akui aku memiliki nafsu yang kuat padamu, tapi itu karena aku sangat mencintaimu. Kaulah satu-satunya yang bisa membuat tubuhku membara dengan gairah, menyalakan api di jiwaku sehingga hanya kau yang bisa menenangkannya."
•ᴗ•
"Tentu saja itu cinta. Kau tidak tahu betapa aku telah terkoyak-koyak oleh cintaku padamu, konflik antara keinginanku dan kewajibanku untuk melindungimu. Aku akan melakukan apa pun untukmu... Apa pun."
◍ᴗ◍
"Aku akan merobohkan gerbang neraka dan menentang para dewa itu sendiri untuk mendapat kesempatan memiliki hatimu. Cintaku padamu bagaikan api yang membakar segala sesuatu yang dilewatinya. Tapi kau... Kau memandangku dengan kebencian yang begitu besar hingga membakar lebih buruk daripada nyala api mana pun."
•ᴗ•
"Apakah cintaku sungguh tak layak, kekasihku?"
◍ᴗ◍
"Aku akan menanggung siksaan tanpa akhir hanya untuk secuil harapan bahwa kau mungkin pada akhirnya akan melihatku secara berbeda. Sehingga suatu hari nanti kau mungkin akan merasa ingin memaafkanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya untuk Prambanan
Historical Fiction"Hidupmu akan segera berakhir, orang Pengging." "Hidupku sudah berakhir sejak kau meninggalkanku saat 1000 candi hampir kuselesaikan." Bandung menyentuh wajah Jonggrang dengan lembut, menelusuri ciri-ciri yang selama ini dia kagumi. "Aku tidak menya...