24. Contract Marriage

857 123 40
                                    

|||


"kau sudah tidak tahan bukan, rasakan phii"

"Banyak bicaramu buka pintunya pirang !"

"Aku ingin melihatmu pipis dicelana ayo buang air kecil disana, dasar kucing liar"

"Yaa ! Aku akan menghabisimu rosie, tak ada jatah uangmu bulan depan rasakan itu"

Haish rosie jangan tertawa, tubuhku sudah meliuk tak beraturan. 5 menit terasa begitu lama ketika aku harus bertahan didepan pintu rumahku sendiri. Rosie kembali menjahiliku, mengunci pintu rumah dan lihatlah dia tertawa keras dibalik jendela.

"Buka pintunya, aku ingin buang air kecil aku menahannya sedari tadi bocah pirang, aku tak ingin pipis dicelana, BUKA PINTUNYA !"

Bukan tanpa alasan dia mengunciku, ini sebenarnya adalah kebiasaan burukku yang seringkali menahan buang air kecil ketika sudah hampir mendekati rumah. Aku pernah dilarikan kerumah sakit karena menahan buang air kecil dalam waktu cukup lama. Aku tak pernah ingin menghentikan mobilku di rest area atau gas station terdekat. Harus dirumah karena kebersihannya terjaga, itu prinsipku.

"Aku masih ingat saat kau merengek tanpa henti mengatakan pipisku sakit daddy, mommy. Kau ingin merasakan sakit itu lagi, kau ingin dilarikan kerumah sakit lagi ? Jika ingin buang air kecil maka segerakan ! Aku adukan pada mommy dan daddy"

Saat itu aku mengalami infeksi saluran kemih, memang bukan hal serius karena dokter menanganiku dengan cepat dan sejak saat itu aku berjanji tak akan mengulangi namun seiring berjalannya waktu aku kembali melakukan kebiasaan burukku seperti saat ini, sebenarnya sudah beberapa kali hanya mereka saja tidak mengetahuinya.

"Dasar pengadu ! Rosemary kuhitung hingga tiga jika tidak maka selama 3 bulan berturut-turut uang bulananmu hilang"

"Yaa phii tidak boleh begitu !"

"Buka sekarang pintunya adik kurang ajar ! Ini sudah sampai diujung, hampir keluar rosie kau tak lihat tubuhku sudah meliuk tak jelas, buka !"

Aku bisa mendengar decakkan kesalnya yang cukup keras. Uang dan makanan adalah dua hal yang tidak akan pernah dia inginkan pergi. Aku tak pernah berbohong dengan ucapanku, ingat itu. Lihatlah adik menyebalkanku itu, tertawa seraya mempersilahkanku masuk, jika bukan karena aku ingin buang air kecil sudah kuluruskan rambut yang baru saja kau curly itu, banyak sekali gayamu rosie.

"Tidak sabar sekali, silahkan masuk kakakku tercinta, yaa phii---"

"Rasakan itu, aku akan membalasmu lihat saja. Jangan tertawa kau bocah pirang, tunggu pembalasanku !"

Rosie tersungkur dilantai, aku menabrakkan tubuh kami dengan sengaja, itu balasan bagi adik bungsu yang berani mempermainkan kakaknya.

"Berani membalas, aku adukan pada kedua orangtuaku"

"Mereka juga kedua orangtuaku, awas saja kau !"

Haish rosie masih saja tertawa bahkan sekarang lebih keras dari sebelumnya. Aku tak akan membiarkanmu hidup tenang setelah ini. Aku berlari secepat kilat menuju kamarku dilantai dua. Aku menendang pintu kamar cukup keras, keringat dingin juga sudah keluar. Yaa, bagaimana caraku menahannya lagi, ini seperti sudah diujung dan ingin segera keluar.

Aku tak henti meliuk-liuk seperti ulat bulu, jangan dulu keluar ok tahan sebentar saja. Aku membuka celana panjangku, melemparnya asal. Kini tersisa kain segitiga yang tertutupi kemeja. Aku bergegas pergi ke kamar mandi membuka paksa pintu dan berlari menuju closet tanpa melihat situasi sekitar hingga teriakan keras seseorang membuatku terkesiap dan menghentikan langkah.

"Yaa Lisa !"

"Oh Wow !"

Ini dinamakan surga dunia, dua kali Tuhan memberikan kenikmatan mata padaku. Pertama saat kupu-kupu malam menggunakan bikini dan sekarang. Woah putih, bersih, indah dipandang mata. Ya Tuhan apa ini benar tubuhnya ? Dari samping saja begitu jelas terlihat lekukan lalu bagaimana jika dia menghadapku.

Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang