Setibanya ziyan di mansion besar axel. Dia langsung di bawa pergi ke lantai dua menggunakan lift oleh pria itu. Ziyan tidak masalah dia di tarik tarik olehnya, dia juga sama khawatirnya dengan axel jadi ziyan hanya diam dan mengikuti kemana kaki axel melangkah.
Hingga sampailah mereka di sebuah pintu berwarna coklat tua dengan ukiran nama Daniel yang berhiaskan emas sepuluh karat dan berlian berlian kecil yang sangat mewahh.
(Bisa kali emas nya di colong secuil ;-) )
Pintu di buka perlahan oleh axel dan di sanalah ziyan melihat Daniel yang sedang terbaring di kasur king size nya dengan kondisi yang lemah serta wajah yang memucat dan bibir yang tidak berhenti menggumamkan sesuatu, dengan di temani seorang babysitter yang sedang menggendong baby lev yang terlihat rewel ingin di turunkan dan tidur di sebelah abangnya."Tuan axel. Bagaimana ini, tuan muda lev tidak ingin di gendong dan selalu ingin di turunkan di sebelah kakaknya, saya takut tuan muda akan ikut terserang demam.. " Babysitter yang sepertinya sudah mengetahui kedatangan axel langsung saja menghampiri axel dan ziyan, raut wajahnya terlihat kelelahan karna menggendong baby lev yang tidak bisa diam selama beberapa jam.
Axel langsung mengambil alih baby lev dan memerintahkan babysitter itu untuk beristirahat. Dia menepuk-nepuk bokong kecil si bayi sembari mencoba untuk menenangkan nya dengan bujukan bujukan kecil.
Tapi sepertinya itu tidak berhasil. Yang ada justru baby lev malah semakin berontak dan mulai nangis kejer.
Ziyan yang tidak tega melihat baby lev yang rewel dan menangis keras langsung menggendong baby lev dan ia ajak berbicara Dengan suara yang lembut. Seolah tersihir oleh suara ziyan, bayi itu langsung terdiam dan mulai tertidur lelap di gendongan ziyan.
"Mas, sebaiknya baby lev di bawa ke kamarnya terlebih dahulu, baby juga terlihat kelelahan, tapi jika baby tidak ingin di bawa pergi, mas dan baby duduk dulu saja di sofa itu biar aku yang menghampiri Daniel "Ucapan ziyan langsung di turuti oleh axel.
Dia mendudukkan dirinya di sofa berwarna putih yang lembut dan menggendong menyamping baby lev yang tertidur. Sebenarnya axel ingin menidurkan si bayi di sofa, tapi si bayi malah bergerak rusuh seolah tidak mau lepas dari gendongan sang daddy.
Sedangkan Ziyan, dia menghampiri Daniel dan duduk di kursi sebelah ranjang Daniel. Dia mengusap usap rambut Daniel dengan lembut, dapat ziyan rasakan hawa panas dari tubuh Daniel.
Daniel juga terlihat masih mengigau meski suaranya sudah serak dan terdengar tersendat-sendat. Entah kenapa melihat Daniel yang biasanya jahil dan manja kepadanya tiba-tiba seperti ini membuat ziyan merasa sedih dan tidak terasa matanya sudah basah berlinang air mata.
Ia jadi teringat dengan kakeknya yang sudah almarhum. Dulu juga kakeknya demam tinggi seperti Daniel, tapi karna dulu ziyan berada jauh dari desa sang kakek, jadinya dia tidak sempat melihat kondisi kakeknya sebelum wafat. Dia hanya melihat kakeknya sedang terbujur kaki dengan suhu yang sudah dingin.
Dan karna itulah, ziyan menjadi sedikit emosional jika orang orang yang ia sayangi menjadi seperti ini. Ia takut itu terulang kembali. Rasanya di tinggal pergi selamanya oleh orang yang kita sayangi itu sangat menyakitkan, ziyan tidak mau itu terjadi kepada Daniel.
"Mom.. My... Mommy....Di ma..na... " Igauan Daniel membuat hati ziyan terasa sakit. Dia hanya bisa mengelus sayang rambut pemuda itu dan menepuk pelan pipi Daniel untuk menyadarkan si empu.
Dengan suara yang bergetar, ziyan mencoba mengajak ngobrol si empu walaupun di balas oleh keheningan.
"Daniel, hey ini gw...buka mata dulu yuk. Katanya lo manggil manggil gw.... Gw udah ada di sini loh..masa gw nya di diemin sih.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIYAN AND ANDERLECHT FAMILY [BXB]
Roman pour AdolescentsBXB area‼️ WARNING NOVEL BL ⚠⚠⚠ Ziyan galio askara adalah seorang anak yatim piatu yang bekerja part time di sebuah cafe dan tidak sengaja keterima bersekolah di sekolah SMA Anderlecht melalui jalur beasiswa. "Halo kenalin nama gw ziyan galio ask...