Ⅸ : Stubborn.

14 9 2
                                    






















Annovra's Adventures : 09


·

·

·



Welcome & Happy Reading All !!







































           "Memang sesulit itu untuk mempercayai apa yang dikatakan Laevuna?"

Suara datar Dersilio menyentuh indra pendengaran Annovra. Gadis itu menoleh ke sampingnya di mana Dersilio berdiri. Ia menatap pria itu tajam, sementara yang ditatap hanya menunjukkan ekspresi datar.

Annovra memandang sekelilingnya. Ia menatap Dersilio, Aura, dan Laevuna bergantian. Entah kenapa, Annovra merasa dirinya terancam, berada di tengah-tengah ketiganya. Barangkali karena ia sudah menanam dalam-dalam di kepalanya bahwa mereka jahat.

Annovra menjauh dari Dersilio.

Gadis itu membatu, kepalanya masih memutarkan apa yang telah diberitahu oleh Laevuna. Sulit untuk dipercaya. Otaknya seperti sulit menerima semua fakta ini.

Ia masih berdiri kaku seperti patung. Ia dikelilingi makhluk yang berbeda dengannya, bagaimana ia tidak merasa takut?

"Annovra..." panggil Laevuna. Suaranya terdengar lembut di telinga gadis itu.

"Percayalah. Kami tidak bersalah," ujar Laevuna.

Ia memandang Annovra dengan tatapan sayu, seakan ingin merayu. Dersilio hanya memandang mereka datar sambil berpeluk tubuh. Meskipun wajahnya tampak datar, itu tidak bisa menyembunyikan harapannya agar Annovra mempercayai mereka. Sementara Aura hanya diam, tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

Mendengar itu, Annovra menggelengkan kepala, tidak ingin mempercayai Laevuna begitu saja.

"Lalu? Buktikan!" suara Annovra naik satu oktaf.

Laevuna memejamkan matanya mendengar teriakan Annovra, begitu juga dengan Dersilio. Pria itu mengetapkan bibirnya, menahan geram.

Aura mendekat ke arah Annovra, menolak sedikit bahu kanan gadis itu hingga membuatnya sedikit terdorong ke belakang.

"Kau pikir kau siapa bisa berteriak begitu?!"

Aura turut meninggikan suara, sudah tidak bisa menahan kekesalannya. Dia pikir dirinya siapa? Dengan sesuka hati menengking orang lain.

Annovra terdiam. Ia perlahan tersadar dan menghela napas.

"Maaf, aku..."

Annovra menunduk, merasa bersalah karena terbawa perasaan marahnya sehingga tanpa sengaja melepaskannya kepada mereka.

Ia hanya merasa khawatir sekarang. Khawatir kalau-kalau mereka sedang membohonginya. Katanya mereka-lah yang menjadi korban. Raja yang memerintah telah membohongi rakyat Landmyth dengan membuat pernyataan palsu bahwa huspire telah membunuh seorang prajurit kerajaan dengan racun.

Bagaimana kalau mereka bertiga yang berbohong?

Pertanyaan itulah yang terus-menerus berputar di kepalanya, membuatnya gelisah dan sangat takut.

Bagaimana jika apa yang ia pikirkan adalah benar? Mereka meracuni prajurit itu, membunuhnya, kemudian pihak kerajaan mengetahuinya dan menghalau mereka dari Landmyth?

Annovra's Adventures [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang