ⅩⅩⅡ : The Poision

3 7 0
                                    

            SEMUA yang berdiri di kedua sisi karpet berwarna merah yang tergeletak di atas lantai seketika menekuk lutut kanan mereka tatkala sang raja berjalan dengan gagah.

Raja– Ayhner tak memperdulikan orang-orang yang menunduk itu. Di pikirannya sekarang adalah ingin memberikan perintah baru kepada Rufus.

Ia berjalan dengan gagah. Matanya menatap lurus ke depan dengan tajam. Sebelum ia sampai ke depan pintu gerbang kastil yang menjulang tinggi, prajurit-prajurit yang berjaga di depan pintu lekas berdiri dan membukanya untuk sang raja.

Ketika pintu tersebut sudah terbuka luas untuknya, tanpa menunggu ia memanggil seseorang dengan suara yang lantang sehingga membuat penghuni kastil yang berada jauh pun dapat mendengarnya.

"Ermias!"

Mendengar suara yang menggerunkan itu lantas semua yang berada di luar kastil menoleh, lalu mereka berlutut sebagai tanda hormat. Mereka tidak menyangka mereka dapat melihat sang raja di depan mata.

Sang raja memang jarang sekali menampakkan dirinya. Jadi, hari ini mungkin hari keberuntungan bagi mereka karena dapat melihat Ayhner.

Ermias yang termasuk salah satu dari mereka yang berlutut kembali mengangkat kepalanya, kemudian ia berlari kecil ke arah Ayhner yang sedang berdiri di pintu gerbang.

"Your Majesty," ujarnya, sekali lagi berlutut di depan Ayhner dengan hormat.

Ayhner hanya melihat datar laki-laki di hadapannya itu, "Ikuti aku ke ruanganku."

Lantas ia berbalik dan melangkah pergi. Membuat Ermias yang sedang berlutut itu menjadi bertanya-tanya, namun ia tetap bangun dan mengikuti langkah rajanya.











































                 PINTU kamar yang mewah itu dibuka perlahan oleh prajurit-prajurit yang berdiri menjaga kamar raja itu di luar.

Beberapa saat kemudian, Ayhner melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut, diikuti oleh Ermias di belakangnya.

Pintu kamar itu terus tertutup kembali setelah mereka masuk.

Ayhner berjalan ke arah jendela kamarnya. Berdiri di depannya sambil menatap pemandangan gunung-gunung di luar.

"Your Majesty,"  ucap Ermias dan sekali lagi berlutut.

Kamar itu diisi dengan kesunyian. Bahkan, hembusan angin yang memasuki kamar lewat jendela pun bisa terdengar samar-samar.

Ayhner membalikkan badannya. Menatap Ermias yang sedang berlutut. Setelah itu, ia mengulurkan botol kaca itu kepada pria itu.

Dengan ragu-ragu Ermias mengangkat kepalanya. Ia memandang botol kaca itu dengan heran. Sepertinya, ia pernah melihat botol itu. Tetapi, di mana ya?

Saraf-saraf otaknya bekerja. Mencoba mengingat kembali di mana dan bila ia melihat botol kaca itu.

Tak lama kemudian, matanya melotot ketika ia sudah ingat bila ia melihat botol itu.

Botol yang diisi dengan cairan racun yang digunakan untuk membunuh Milton.

Ermias berubah menjadi gelisah. Jantungnya kian berdetak kencang. Heran dengan Ayhner yang bisa menemukan botol itu.

Sebentar.

Terakhir kali ia melihat botol itu bersama dengan Rufus. Karena ayahnya– Heumris meminta pria itu untuk menyimpan dan menyembunyikannya. Dan, beberapa minggu yang lalu, Rufus memberikannya kepada Hayes. Ia menyuruh pria itu untuk mengamankannya di suatu tempat yang tersembunyi.

Annovra's Adventures [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang