Vote dulu sebelum lanjut membaca teman-teman🤍
Seorang pria dengan pakaian pasien nya sedang sibuk menonton televisi sembari menunggu sendok mendarat di mulutnya.
Kayshiel dengan telaten menyuapi Ganka yang akhir-akhir ini bertingkah laku seperti anak kecil.
Dalam sekilas mata nya memang sedang mengarah ke televisi namun isi pikiran pria itu hanya diri nya sendiri yang tahu.
“udah, abang kenyang.” tolak nya.
Kayshiel menaruh makanan ke atas nakas, lalu mengambil buah apel untuk dirinya.
Melihat posisi Ganka yang mulai ingin berbaring, Kayshiel membantu menurunkan kasur pria tersebut sembari menyelimuti nya.
Hanya suara berita yang di tayangkan di televisi mengisi ruangan besar tersebut.
Lalu sorot keduanya teralihkan saat keluarga konglomerat yang sangat mereka kenali sedang berada dalam berita.
Keluarga Bageswara.
Ada tatapan aneh yang di tunjukan Ganka saat melihat senyuman keluarga tersebut.
“kamu mau kuliah dimana?”
Keluarga Bageswara datang dalam acara megah perkumpulan perusahaan petinggi di Asia Tenggara.
Pemimpin besar perusahaan tersebut menunjukan kewibawaan nya dengan kemenangan yang ia raih dalam penghargaan acara tersebut.
“ga tau,”
“kamu ga tau ga tau gitu, waktu SMA tiba-tiba dapat undangan dari sekolah luar.” ujar Ganka dengan tatapan jengkel akibat kelakuan adik nya tersebut yang diam-diam sudah bertindak sendiri.
Kayshiel hanya mengangkat bahu nya acuh lalu lanjut memakan apel.
“gimana kalau kakak kuliahkan ke luar negri?”
/ <><> \
Deruman motor mengisi jalan raya yang kosong, dengan lawan nya yang tertinggal di belakang.
Kebutan suara tersebut semakin memicu keramaian banyak orang yang sudah menunggu di ujung jalan.
Cit...
Bunyi rem serta suara aspal dan ban yang beradu menghentikan motor sport berwarna hitam tersebut, di susul dengan lawan mainnya.
“seperti biasa, selalu menang.” ujar Gibran, teman dekat Kaiden.
Sang empu yang di sanjung hanya menganggukkan kepalanya, helm yang terpasang di kepala mulai ia lepas.
Gerri, lawan main Kaiden datang dengan anak buahnya, tatapan nya penuh dengan kebencian.
Di lemparnya kunci mobil yang langsung di tangkap oleh Kaiden, mobil keluaran baru hasil taruhan mereka.
Gerri melangkah dengan emosi yang ia tahan sembari menyenggol bahu Kaiden.
“dasar pembunuh!” bisik Gerri hingga hanya mereka berdua yang bisa mendengar.
Senyum Gerri terukir dengan penuh keremehan dan berlalu diikuti anak buahnya yang menatap sinis pada orang-orang di belakang Kaiden.
Raut wajah Kaiden hanya tenang seolah sama sekali tidak terusik atas apa yang pria itu katakan barusan.
Dirinya memilih meninggalkan motornya untuk di ambil alih dan menuju basecamp berlogo geng mereka yang sudah di sediakan panitia.
Gibran menyusul dan sesampainya ia langsung mengambil tempat di samping ketuanya tersebut.
“untung aja lo menang, kalo kalah, bisa mampus lo Kayshiel di ambil Gerri.” ujar Gibran sambil menggelengkan kepala membayangkan hal tersebut.
Sedangkan Kaiden hanya diam sembari mengisap putung rokok di tangan nya.
Benar, Kayshiel ia jadikan taruhan dalam balap motor malam ini.
Kaiden tidak mungkin menumbalkan Amora hanya dengan seharga mobil sportkan?
Jadi tentu saja Kaiden dengan suka rela menjadikan Kayshiel taruhan yang sama sekali tidak berharga untuk mobil sport incaran nya.
Kalaupun kalah, Kaiden jelas tidak peduli apapun yang akan Gerri lakukan pada perempuan tersebut.
“tapi bisa-bisanya lo jadiin Kayshiel taruhan sama orang brengsek kaya Gerri, lo ga bakal pernah lupa kan, sesuatu yang menarik perhatian Gerri ga bakal pernah lepas dari cowo gila itu!”
“dan gue tau lo ga buta, lo udah ngehancurin Kayshiel dengan ngebuat Gerri jadi tertarik sama tunangan lo itu.”
Kaiden memiringkan kepala nya kearah Gibran, menatap dengan tajam.
“karena itu tujuan gue.”
/ <><> \
“memangnya kenapa sih sekarang ngebet banget mau ke luar negri?”
Ganka tersenyum kaku, mata nya beralih kearah jendela yang tidak tertutup gorden, menampilkan bulan dan keramaian di jalan raya.
“kamu tau siapa dalang di balik kecelakaan ini?” ujarnya yang malah membicarakan hal lain.
Kayshiel menaruh seluruh perhatian nya kepada Ganka, akhirnya pria tersebut mau berbicara masalah kecelakaan nya setelah bungkam beberapa bulan apabila Kayshiel tanyakan.
“siapa?”
Ganka menoleh kearah adiknya, menatap dengan pandangan campur aduk.
“orang yang paling kamu kenal, yang ga pernah terlintas di pikiran kamu maupun abang bakal berbuat seperti ini.”
Kayshiel merasakan perasaan yang buruk, “memang nya siapa? Ga mungkin Kai-”
“dia..”
“Kaiden pelakunya Kay...”
/ <><> \
Kencangkan sabuk pengaman! Kita bakal menuju konflik, yuk vote dulu, 30 vote 5 comment ya teman-teman 🤍🐼

KAMU SEDANG MEMBACA
Kayshiel (END)
Dla nastolatków"buka selalu mata kamu, sampai aku dikebumikan." Kayshiel begitu mencintai Kaiden, tunangan hasil perjodohan orang tua nya. Mereka tidak saling membenci atau bahkan berusaha untuk memutuskan perjodohan itu, keduanya saling mencintai. Namun, itu semu...