06

241 40 0
                                    

Sebelum mengakhiri telepon tadi, [name] sempat bertanya tempat yang akan dituju Jahyun. Ternyata laki-laki itu akan pergi ke tempat bengkel sepeda.

[Name] langsung mengunci rumahnya dan menaiki sepedanya itu.

Saat [name] masuk ke dalam sana, bisa dilihat, luka Jahyun sedang diobati oleh Hyerim.

Jahyun sempat menoleh ke arah pintu yang dibuka, "saya bukan mau diobati, tapi mau servis sepeda" ucapnya dengan wajah datar.

"Astaga Jahyun! Apa yang terjadi?" Tanya [name] panik, gadis itu mendekati Jahyun dan menangkup pipi laki-laki itu.

"Aku baik-baik aja"

"Anak muda zaman sekarang kalau bermesraan tidak tahu tempat ya" sarkas Hyerim.

"Omong-omong, sepedamu rusak parah. Bagian fork dan roda depannya hancur. Untung frame sepedanya masih bagus." Jelas Hyerim panjang lebar, setelah mendengar itu, Jahyun pun menceritakan kejadian tadi.

"Jadi, sepedamu rusak karena mengejar pencopet?"

"Apa hubungannya dia denganmu, kamu bisa saja meninggalkan dia, kita punya polisi" ucap [name] membuat Jahyun menatapnya.

"Aku punya perasaan, kamu harus belajar itu [name]" Jahyun melirik ke arah poster yang menampilkan gambar Jo Mahyun, alias paman Jahyun.

"Iya.." [name] menunduk, memang benar, gadis itu kurang peka dengan sekitar.

Hyerim yang menyadari kalau Jahyun menatap poster itu langsung bertanya, "Kau kenal dia? Sepeda bukan olahraga populer di Korea. Banyak yang nggak kenal dia, loh"

"Dia atlet Nasional sekaligus juara di beberapa balapan sepeda Asia" Hyerim memegang poster itu.

"Atlet Jo Mahyun, pemenang stage terakhir Tour De France yang dicita-citakan semua orang."

"Kau kenal dia?" Tanya Hyerim pada Jahyun dan [name].

"Iya, dia paman saya." Jujur Jahyun,[name] hanya mengangguk.

"Ya, sudah kuduga. Itu sepeda kak Mahyun saat masih jadi atlet balap sepeda."

"Pembalap sepeda mengukir namanya di sepedanya, lihat, ada kan, Jo Mahyun." Jelasnya sambil menunjuk frame sepeda milik Jahyun.

"Anda kenal Paman Mahyun?" Tanya [name] penasaran.

"Tentu saja! Aku sangat menyukainya sampai pantas menjadi ketua fans club nya" jawab Hyerim sambil cengengesan.

"Oh.." Jahyun menatapnya dengan ekspresi datar.

Hyerim menjelaskan apa saja yang harus diperbaiki dari sepeda milik Jahyun. Perempuan itu juga bilang kepada Jahyun untuk datang kembali lusa.

"Oke. Saya akan datang lusa" telat setelah mengatakan itu, mereka berdua pun keluar dari bengkel tersebut.

"Tunggu!" Teriak Hyerim dari dalam, membuat [name] membuka pintu kembali, "Ada apa kak?".

"Kau gak mau ikut ini?" Tanyanya sambil menyerahkan selebaran kertas kompetisi sepeda jalanan.

'League of Street '

Jahyun yang penasaran pun masuk kembali bersama [name], Hyerim dengan senang hati menjelaskan tentang lomba itu ke mereka berdua.

"Sa-" belum sempat [name] berbicara, langsung dipotong oleh Jahyun.

"Saya ga tertarik" jawab laki-laki itu membuat [name] mendengus kesal.

Hyerim yang menyadari ekspresi [name] mengajak Jahyun untuk kedua kalinya, "Dipikir dulu, ikutlah dengan teman-temanmu."

"Bulan depan saya ujian, ga sempat balapan. Dia juga" ucapnya sambil menunjuk [name] yang kebingungan.

"Oh gitu, baiklah"

***

Di jalan pulang, Jahyun merogoh-rogoh saku celana nya, "Nyari apa?" Tanya [name] yang menuntun sepedanya disamping Jahyun.

"Ah, dompetku jatuh"

"Pasti karena tadi ya? Sudah gapapa, kalo mau beli minum ataupun apa, kamu bisa pakai uangku dulu" Jahyun mengangguk.

Sepanjang perjalanan pulang, [name] berbicara terus menerus, Jahyun yang malas bicara hanya menanggapi nya dengan mengangguk atau menggeleng.

Sampai akhirnya, mereka sampai di depan rumah Jahyun.

"Kau cepat masuk rumah" ucap Jahyun sambil memandangi [name].

Gadis itu melambaikan tangannya sebelum akhirnya masuk ke dalam halaman rumahnya. Begitu [name] masuk ke salah rumah, barulah Jahyun masuk.

[Name] merebahkan dirinya di atas sofa, menyalakan AC dan juga tv. Tidak lupa dia mengambil beberapa camilan yang ia sukai untuk dimakan sambil menonton tv.

Dan akhirnya sore itu, [name] tertidur di sofa. Sampai ibunya pulang.

"Jeon [name], kau ngapain tiduran disitu?" canda sang ibu sambil tertawa.

[Name] yang belum sepenuhnya bangun hanya bisa melamun, otaknya belum bisa menerima semua ini.

"Cepat mandi, sudah malam" ibu jeon melemparkan handuk ke arah [name].

Gadis itu menangkap handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah selesai mandi, dia langsumg memakai baju nya. Baru saja dia melihat ibunya dirumah, wanita itu sudah berpakaian rapi kembali.

"Ibu mau kemana?" Tanya [name]

"Ibu ada shift malam, kalau kamu pengen makan, pesan makanan online saja" jelasnya kepada [name].

"Ah, iya.."

"Jangan lupa kunci pintu nya" itu kata-kata terakhir sebelum sang ibu pergi dari rumah untuk bekerja kembali.












strwbrrypncke

minta maaf kemarin ga triple up, ketiduran jir🙇🏻‍♀️

✮⋆˙ : 𝐰𝐢𝐧𝐝𝐛𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫 𝐱 𝐟𝐞𝐦! 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang