🖤🖤🖤
"Tiffany Anastasia Briar, she's my ex-girlfriend. We finished about two years ago." Irina tak memberi jawaban, gadis itu terdiam karena shock. Ia tidak pernah menyangka bahwa kalimat itu yang akan ia dengar.
"Aku tahu, kau mungkin akan sedih atau marah setelah ini, tetapi aku rasa aku harus berterus-terang padamu. Kau istriku, maka dari itu kau berhak tahu kenyataan tentang kami, meskipun itu terjadi di masa lalu dan sekarang sudah lewat."
Irina masih diam dan mendengarkan perkataan suaminya tentang ia dan Tiffany yang pernah memiliki hubungan di masa lalu. Kenyataan ini ... Terlalu janggal untuk ia pahami. Irina masih tidak mengerti, atau bahkan tidak pernah.
"Kau ... Aku tidak mengerti." Irina berkata jujur.
"Ini memang sulit di mengerti." Alarik menghela nafas. "Sebaiknya kita lanjut bicara saat sudah tiba di rumah."
Irina hanya menurut saja, karena memang mereka berdua masih di mobil yang sudah Alarik tepikan di pinggir jalan. Alarik segera tancap gas, berharap bisa sampai di rumah secepat mungkin agar bisa menjelaskan pada serinci mungkin pada istrinya itu.
Sedangkan Irina, perasaan gadis itu tiba-tiba memburuk. Bahkan ia membiarkan begitu saja es krimnya yang mencair, sehingga white chocolate yang berbentuk ekor mermaid yang menghiasi es krimnya itu terlihat seperti tenggelam dalam lautan es krim yang warna-warni.
Padahal, sejak awal Irina sangat ingin mencoba ekor mermaid itu karena memang sangat menarik perhatiannya. Tapi sekarang, perasaan hatinya benar-benar memburuk. Irina tidak tahu pasti apa penyebabnya, namun yang ia tahu, sesuatu di dalam dadanya terasa sesak sehingga membuatnya ingin menangis.
Alarik yang mengetahui isi hati istrinya itu belum bisa berbuat banyak untuk sekarang. Seandainya mereka berada di rumah, maka Alarik pasti akan memeluk Irina dengan erat dan menenangkannya.
Untuk itu, yang bisa Alarik lakukan sekarang adalah menyetir dengan fokus, sambil sesekali ia menoleh ke arah Irina untuk memastikan keadaan istri kecilnya yang sedang merajuk itu.
Beberapa menit sudah terlewat, akhirnya mereka sampai di perkarangan mansion milik Alarik Skyler. Baru saja mesin mobil di matikan, Irina dengan segera melepas sabuk pengamannya dan membuka pintu mobil. Gadis itu bergegas keluar dari mobil dan menutup pintunya dengan keras.
Alarik yang melihat itu tentu terkejut, tetapi ia hanya geleng-geleng kepala dan memaklumi. Untuk sekarang, suasana hati istri kecilnya itu sedang buruk, dan Alarik paham hal itu terjadi karena dia dan pesan sialan yang dikirimkan Tiffany padanya.
Setelah urusan mobil beres, Alarik menyusul Irina yang kini berjalan di depannya dengan tergesa. Cup es krim yang mencair tadi entah kemana, padahal Irina membawanya juga saat keluar dari mobil.
Langkah Alarik yang lebar itu membuatnya bisa menggapai Irina dengan mudah. Irina sedikit terkejut saat Alarik menggandeng tangannya, tetapi ia hanya diam dan tidak protes. Gadis itu membiarkan Alarik berjalan sambil menggandeng tangannya tanpa berniat membalas gandengan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK PARADISE
Fantasy18+ AREA! [Cover was made by myself!] 🖤🖤🖤🖤🖤 Apa jadinya jika Raja dari segala Raja iblis jatuh cinta kepada manusia? Itulah yang dirasakan Alarik Bruce Skyler, sang iblis Lucifer yang memiliki takhta terkuat dan terhebat di kalangan iblis. M...