Prolog.

827 40 3
                                    

Di suatu rumah megah, yang terkenal dengan keharmonisannya di kalangan orang-orang, tetapi tidak dengan kenyataan nya.

Pagi itu sangat lah cerah, seperti semua orang akan semangat hari ini. Tidak dengan rumah Muthe, saat ini orang tua nya sedang adu cekcok karna Ayahnya sepertinya "selingkuh" karna Muthe menguping sedikit perkelahian orang tua nya.

Muthe saat ini masih berusia sekitar 5 tahun, Muthe kecil yang tidak mengerti apa-apa hanya bisa mengunci diri dan menangis sendirian di kamar. Sebenarnya ini sudah sering terjadi hanya saja hari ini berbeda dari yang biasanya.

"Tega kamu mas! Apa kurang nya aku sama Jalang itu!" ucap seseorang yang berstatus mama Muthe sambil berteriak.

"Sembarangan kamu! dia bukan Jalang Gracia!" bentak seseorang yang berstatus Ayah muthe.

"Terus apa lagi kalau buka Jalang?! Cukup ya Shan, aku muak sama kamu ini bukan pertama kali nya loh?! kamu di luar sana sok baik tapi kenyataan nya gini! " ucap orang yang di panggil "Gracia" itu sambil mulai menangis.

"Aku mau kita cerai. " lanjut Gracia.

Shani yang mendengar itu diam, tidak ia diam bukan karna merasa sedih atau bersalah. ia hanya memikirkan anak nya nanti.

"Ok, kalo itu mau kamu. " ucap Shani dingin, ia berjalan ke atas menuju kamar putri nya dan mengetuk pintu nya.

Tok! Tok! Tok!

"Muthe, buka pintunya. " ucap Shani dingin ia sedang menahan amarah sekarang.

cklekk...

Baru saja Muthe membuka pintu tangan nya sudah di tarik kasar dengan Shani. ia membawa Muthe turun

"Aws, sakit Ayah.. " Ringis Muthe kecil saat tangan nya di tarik.

Shani yang mendengar itu hanya diam ia tidak peduli sama sekali.
Tak berapa lama ia sampai di hadapan istrinya, Gracia.

"Ayah sama Mama cerai, kamui ikut siapa? " tanya Shani datar

Muthe kecil bingung ia tidak mengerti sama sekali maksud Ayah nya itu.

"Jawab Muthe! " bentak Shani.

Muthe kaget karna Ayah nya tidak pernah membentak nya sama sekali, baru kali ini ia di bentak sang Ayah.

"A-ayah sama Mama kenapa? kok Muthe harus pilih salah satu? " tanya Muthe sedikit takut, ia takut dengan tatapan tajam kedua orang tua nya.

"Ck, Muthe ikut kamu Shan, aku ga sudi mau ngurus dia. " ucap Gracia tiba2.

Muthe kecil yang mendengar itu sedih, ia tidak terlalu polos soal ini jadi ia mengerti.

"ok." balas Shani singkat ia menarik tangan Muthe keluar, di luar sudah ada Mobil yang menunggu mereka.

"Rumah ini saya kasih kamu, bisa di bilang pemberian dan kata Maaf saya untuk kamu. Surat cerai kamu yang urus saya ga sudi mengurus itu. " ucap shani datar ke Gracia, Gracia yang mendengar itu hanya tersenyum licik.

"Shani-shani. kamu masih sama ya kayak dulu? kamu pikir aku se-miskin itu sampai butuh rumah ini? " ucap Gracia pelan

"Kehancuran akan tetap mendatangi mu Shan. Tidak sekarang tetapi saat kamu tua nanti. " lanjut Gracia, Shani bingung ia tidak mengerti maksud orang di depannya ini.

"terserah kamu mau bilang apa." ucap Shani malas ia masuk kedalam mobil itu. Muthe kecil hanya bisa menahan tangis nya, ia di tarik masuk kedalam mobil juga.

"Muthe sayang Mama. " ucap Muthe sebelum pintu itu tertutup.

"sayang nya gue ga sayang lo" balas Gracia dengan senyum licik nya.

Luka Yang Tercipta (ChrisMuth) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang