Bab 16

190 34 0
                                    

"Mut, kamu kabar nya gimana?" Jessi mencoba membuka topik. Karna, saat ini mereka masih dalam perjalanan menuju cafe yang bisa dibilang cukup jauh. Tidak mungkin kan mereka hanya diam-diam saja?

"hm, biasa-biasa aja si jes" Balas Muthe dengan santai. "ini masih lama ya?" tambahnya lagi. jujur saja, matahari yang panas dan letaknya benar-benar di atas kepalanya, membuat ia makin merasakan pusing dan sesak.

"ga, dikit lagi kok" Jessi membetulkan kaca spionnya, agar ia bisa melihat gadis manis di belakangnya ini. "kamu cantik banget"

"gombal"

"emang cantik"

"diem atau gue dorong?"

"jatuh dong nanti?"

"biarin"

Jessi terkekeh kecil mendengar jawaban Muthe yang bisa dibilang ketus itu, lalu ia kembali fokus dengan jalan di depannya.

Sedangkan Muthe? ia sibuk memijit pelipisnya dengan pelan. Perasaan, tadi pagi ia sudah seperti orang bugar yang baru saja memenangkan lotre dan mendapatkan 100jt dengan uang tunai. Kenapa sekarang ia malah jadi pusing dan sesak begini?

Jujur saja, ia sudah sering merasakan ini. Tapi, kenapa hari ini sedikit berbeda? Pikiran nya berkeliaran kemana-mana, menanyakan kepada dirinya sendiri. Sebenarnya, ia selama ini sakit apa sih?

-=-=-=-

"SHA PELEN-PELEN ANJIR!" Sahut Chika ketakutan sambil memeluk erat Gadis putih itu dari belakang.

Marsha seperti orang kesetanan sekarang, bahkan motor mio yang bisa di bilang sudah usang bisa ia kendarai seperti motor racing dengan 1000cc. "Nanti ketinggalan!" Sahut Marsha.

"SHA GUE KASIH BINTANG 1 LO" Sahut Chika lagi sambil menenggelamkan kepalanya ke bahu Marsha.

Marsha tak memperdulikan itu, malahan dengan lihainya ia melajukan motornya lagi dan menyalip beberapa kendaraan lain di depannya. Sampai akhirnya, ada 2 truk di depannya. Dengan rasa percaya diri, ia mendudukkan badan nya sedikit dan memegang erat pegangan motor mio usang itu. Seperti final boss saja haha.

"PEGANG ERAT-ERAT CHIK, GUE MAU TROBOS 2 TRUK ITU" Teriak Marsha, seketika Chika langsung membulatkan matanya sempurna.

"GUE BELUM MAU MATI GOBLOK"

Ngenggg

"YA ALLAH AMPUNI HAMBAMU INI"

BRAK!

-=-=-=-

"udah sampaii" celetuk Jessi membuat lamunan Muthe buyar begitu saja.

"sini aku bantu lepasin helm nya" Jessi turun dari motornya, lalu ia membuka ikatan helm dan melepaskannya. "kok diem?" Tanya Jessi heran karna gadis itu hanya menatapnya dengan tatapan kosong.

"hah, engga" Balas Muthe dengan cepat.

Jessi hanya menelisik curiga, dengan cepat ia langsung menepis pikiran-pikiran aneh nya. Lalu ia tarik tangan gadis itu dan mengajak nya masuk kedalam Cafe.

Muthe terpukau kaget, karna keindahan dari dekorasi Cafe ini. Ruangan yang penuh dengan dekorasi santai, walau kesannya minimalis tapi tidak mengurangi sedikit pun nilai keaesthetic-annya. Ditambah dengan AC yang menyala, membuat ruangan ini cukup sejuk. Benar-benar memenuhi kriteria Muthe.

"Suka?" Tanya Jessi karna melihat Muthe yang sedang menganga itu.

Gadis itu menganggukkan kepalanya dengan cepat, bibirnya tertarik keatas dan menunjukkan deretan gigi putihnya, Mata nya menjadi sedikit terpejam karna itu. Jessi yang melihat itu, merasa seperti banyak ribuan kupu-kupu yang bertebangan di dalam perutnya. Ah, andai saja gadis ini miliknya. Pasti dia akan langsung--

Luka Yang Tercipta (ChrisMuth) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang