Pharell memimpin semua pengawal dan beberapa warga yang di bawa nya untuk mencari keberadaan putri nya. Walaupun terlihat tenang namun nyatanya selama hujan hatinya begitu gelisah. Memikirkan putri kecilnya yang bahkan belum genap berusia 6 tahun yang sedang terjebak hujan sendirian di luar sana.
"Ayah aku juga ingin membantu mencari adik" seru Erick berlari mendekati ayahnya yang sedang bersiap mencari adiknya.
Matanya memerah menghawatirkan adik kecilnya yang sedang sendirian di luar sana. Dengan hujan yang deras , apakah adiknya menangis saat suara petir yang memekakkan telinga tadi? Bagaimana jika adiknya ketakutan?. Erick benar-benar mengkhawatirkan Erisca.
"Tidak Erik kamu masih terlalu kecil kita tidak tahu bagaimana kondisi diluar sana setelah badai tadi" tolak Pharell.
"Tapi ayah..."
"Patuhlah Erick diluar berbahaya, sebaiknya kamu tunggu disini." Pharell biasanya adalah sosok ayah yang begitu penyayang yang selalu menuruti dan mengedepankan kebahagiaan anak-anaknya. Namun bila itu membahayakan anaknya ia akan menjadi begitu keras sekeras apapun anaknya memohon padanya.
Pharell berlutut menyejajarkan tingginya dengan sang putra." Kamu tunggu di sini jangan sampai saat Erisca kembali ia tak menemukan siapapun" ujarnya mengusap pelan kepala putranya.
Ia berbalik meninggalkan desa memimpin lebih dari 30 orang pengawal dan warga untuk mencari keberadaan putri nya.
Melihat ayahnya pergi mencari adiknya membuat Erick merasa tidak berdaya.Bibir Erick memucat karena cemas tangannya bergetar, ia benci , benci dirinya sendiri karena tak bisa melakukan apa yang ia inginkan. Benci karena dirinya tidak bisa menjaga orang yang disayangi nya. Andai saja, andai ia sudah dewasa .
"Tuan muda cuaca di luar sedang tidak baik mohon untuk menunggu di dalam rumah" seru Daniel
Ya, Daniel tidak ikut dalam pencarian karena Pharell takut putranya melakukan tindakan berbahaya untuk mencari putri nya.
Erick hanya meliriknya sekilas sebelum kembali menoleh kearah perginya Pharell dan rombongan nya.
🍂
Erisca sosok yang di khawatir kan oleh semua orang kini sedang memperhatikan sosok laki-laki yang sedang terbaring di depan nya.
Helaan nafas keluar dari bibir kecilnya. Ia takut membuat ayah dan kakaknya khawatir karena ia belum kembali. Tapi Erisca sendiri bingung bagaimana ia bisa kembali dengan laki-laki di depannya ini yang masih dalam kondisi tidak sadarkan diri. Ingin menggendong?! Dengan tubuh mungilnya itu hanya sebuah lelucon baginya, meninggalkan nya? Ia tidak terlalu kejam membiarkan seorang anak menjadi santapan binatang buas atau membiarkan nya terlantar sendirian di dalam hutan.
Benar seorang anak .
Karel Leonard Carlk
Putra sulung dari Marquess Carlk yang baru berusia 7 tahun.
Entah apa yang terjadi hingga menyebabkan anak tersebut tak sadar kan diri di tengah hutan disaat badai terjadi. Untung nya Erisca telah mendapatkan ruang dimensi sehingga ia bisa mengobati lukanya menggunakan obat di ruang dimensi nya. Adapun air mata spiritual Erisca tidak ingin menggunakan nya sembarangan. Dengan efek yang luar biasa dari air spiritual tersebut dapat dengan mudah menarik perhatian orang-orang serakah. Walaupun sekarang tidak ada orang tapi jika ada yang mengetahui kondisi sebenarnya dari putra sulung Marquess ini maka akan menimbulkan kecurigaan maka lebih baik ia waspada sejak awal .
Setelah selesai membersihkan dan membalut lukanya dengan sederhana Erisca kembali dibingungkan. Bagaimana cara ia membawanya keluar dari hutan.
Erisca
Nona muda
Samar-samar ia mendengar suara orang-orang memanggilnya. Erisca menajamkan pendengarannya. Dan benar saja ayahnya membawa orang-orang untuk mencari nya.
"AYAH AKU DI SINI" teriak Erisca berharap ayahnya akan mendengar suara teriakannya.
Langkah kaki Pharell terhenti ketika samar ia mendengar suara putri kecilnya yang tengah menghilang. Pharell menengok ke kanan dan ke kiri namun hanya ada pepohonan yang dilihat.
"Willy apa kau mendengar nya?"
"Maaf?" Willy bingung dengan apa yang dimaksud oleh tuannya itu.
"Aku seperti mendengar suara putri ku" ujarnya dengan sedikit bersemangat. Seolah suara putri nya yang ia dengar adalah oasis di gurun pasir.
"Sepertinya anda berhalusinasi tuan" satu kalimat bagaikan siraman air es di hati nya namun keyakinannya tidak goyah. Ia yakin putranya berada di sekitar sini.
"Tidak aku yakin bahwa itu nyata bukan halusinasi semata"
"AYAH"
"Kamu dengar" kesuraman di mata Pharell langsung lenyap seketika.
"RISA KAMU DIMANA SAYANG?" sahut Pharell yang terdengar begitu bersemangat kala samar ia mendengar suara putrinya.
"DI SINI AYAH DI SINI" ujar Erisca mencoba menuntun ayahnya agar menemukannya dengan suaranya.
Tak lama Pharell dan rombongan nya tiba . Dengan langkah tergesa tanpa memperhatikan sekitar Pharell langsung mengangkat tubuh mungil Erisca, memeluknya dengan erat seolah tidak akan melepaskan nya lagi.
"Kamu baik-baik saja sayang? Ada yang terluka ?" Ujarnya beruntun sambil membolak-balik tubuh Erisca.
"Risa baik-baik saja ayah, tadi waktu hujan Risa sembunyi di gua dekat sana" tunjuk Erisca kearah gua yang di tempatnya tadi.
"Oh ya ampun " ujar Erisca secara refleks menepuk dahinya sendiri.
"Ada apa sayang? Apa ada yang salah?" Tanya Pharell khawatir.
"Itu Tuan muda Cark" tunjuk Erisca kearah Karel yang masih belum sadarkan diri.
"Tadi waktu aku mau pulang ga sengaja liat tuan muda Cark yang dalam keadaan pingsan " ujar Erisca menjelaskan pertemuan nya dengan Karel di hutan belantara seperti itu .
"Baik, sekarang lebih baik kita kembali dulu . Kakak mu pasti sedang sangat mencemaskan mu" ujar Pharell sambil menggendong Erisca.
"Em tuan muda Cark?" Tanya Erisca bingung. Masa mau di tinggalin gitu aja si.
"Willy kamu bawa tuan muda Cark ini kembali agar mendapatkan penanganan secepatnya" setelah mengucapkan nya Pharell berbalik tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. Karena baginya tidak ada yang lebih penting daripada putrinya.
Karena kelelahan seharian Erisca akhirnya bersandar di bahu sang ayah sebelum memejamkan matanya. Pharell yang mendengar suara dengkuran halus tak bisa menahan diri untuk menoleh melihat keadaan putrinya. Seutas senyum lembut dengan terbit di bibirnya. Tangan besar nya dengan lembut menyingkirkan anak rambut yang mengganggu wajah putrinya.
"Tidur nyenyak kesayangan ayah" ujarnya pelan dengan penuh kasih sambil menyematkan kecupan di pipi sang putri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lady?!
FantasyApa yang terjadi bila seorang mahasiswa jenius kedokteran yang sedang menunggu hari wisuda harus terjebak dalam raga seorang bayi yang baru dilahirkan?! dengan kesialan yang enggan menjauhi nya bahwa ia menjadi Figuran dengan akhir menyediakan yang...