Bag.6

1.9K 28 0
                                    

Sampai didepan warung nasi kuning,Pak Nugroho dan Pak Yudho langsung memesan nasi kuning.

“Buat Rehan juga ya,pak?” tanya Pak Yudho karena Pak Nugroho membeli dua nasi kuning.

“Iya pak,anaknya masih tidur jadi saya beliin sekalian” balas Pak Nugroho.

“Pak Nugroho,perhatian banget ya sama Rehan” ucap Pak Yudho.

“Hahahaha,iya pak,udah saya anggap anak saya sendiri,mungkin istri kedua saya “ucap Pak Nugroho diiringi kalimat terakhir dibatinnya.

“Bagus deh pak,saya liat liat anak muda yang kuliah disini pada pergaulan bebas,takut merembet ke Rehan anak yang pintar ntar diajak enggak enggak sama temannya lagi” ucap Pak Yudho panjang lebar.

“Gak mungkin saya biarin pak,Rehan pulang larut malam aja saya telpon berkali kali” balas Pak Nugroho.

“Syukurlah,saya juga nganggep Rehan sebagai anak sendiri walaupun tidak seperhatian Pak Nugroho ini” ucap Pak Yudho.

Pak Nugroho mengangguk,tapi dalam hatinya bertanya mengenai perkataan Pak Yudho yang sepertinya ada makna lain.

Lantas kedua pria paruh baya tersebut membayar masing masing nasi pesenannnya.

Saat dijalan Pak Nugroho dan Pak Yudho berpapasan dengan Pak Iwan.

“Kemana lu tadi?” tanya Pak Iwan.

“Beli nasi kuning tadi ini bareng ama Pak Nugroho” balas Pak Yudho.

“Lu mau kemana ini,rapi amat” ucap kembali Pak Yudho.

“Mau kerumah suadara gue,yaudah gue duluan” balas Pak Iwan.

“Mari pak” sapa Pak Iwan ke Pak Nugroho.

“Iya Pak Iwan”

Pak Nugroho dan Pak Yudho lantas melanjutkan langkah mereka menuju masing masing rumah.Saat tepat didepan kost Pak Yudho pamit pulang karena rumahnya dibelakang kostnya.

“Saya duluan ya pak” ucap Pak Nugroho.

“Nanti bisa ngopi dirumah saya,pak?” tanya Pak Yudho.

“Nanti saya whattsap aja pak,kalau bisa” balas Pak Nugroho.

“Siap”

Pak Yudho lalu berjalan meninggalkan Pak Nugroho dibelakangnya yang sedang menatap punggungnya.

Tidak mau Rehan menunggu lama,Pak Nugroho kemudian melangkahkan kakinya ke kostnya didepan ia langsung membuka pintu kamar.

Didalam terlihat Rehan masih tertidur pulas,dengan keadaan masih telanjang.Pak Nugrojo berjongkok lalu ia menepuk pipi Rehan dengan lembut.

“Nak,bangun,bapak udah bawain nasi” ucap Pak Nugroho pelan.

“Ugh..pak?” tanya Rehan yang menggeliat.

“Iya ini bapak nak,bangun yuk” Pak Nugroho membantu Rehan berdiri saat Rehan duduk tiba tiba ia mengaduh kesakitan.

“Argh...”

“Kenapa nak?” tanya Pak Nugroho khawatir.

“Ini sakit,bapak udah beliin salep?” tanya Rehan sambil menujuk pantatnya.

“Aduh,bapak lupa beli salepnya” ucap Pak Nugroho menepuk jidatnya.

“Yaudah nanti aja belinya” balas Rehan,ia lantas menggunakan pakaiannya.

Kedua pria yang sepertinya sudah menjadi sepasang kekasih itupun makan nasi kuning.Disela sela makan Pak Nugroho berbicara.

Klik link diprofile
Yang berminat saja!

Kisah Hangat Dikota PelajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang