Bab 14

1.4K 30 1
                                    

Selesai kampus,Rehan langsung menuju parkiran untuk mengambil sepeda motornya.Saat sudah ditempat parkir tiba tiba ponsel disaku celananya berdering.

Rehan lantas mengambil ponselnya terlihat dilayar nama bapaknya.

"Halo pak"

"Dimana?,bapak mau nyampe"

"Ini mau balik,masih dikampus"

"Bapak udah dimana?"

"Ini udah masuk kekota,15 menit kayanya udah nyampe"

"Yaudah Rehan tunggu dikost ya pak"

Rehan lalu mematikan ponselnya dan mengambil motornya,menghidupakannya kemudian menuju kostnya.

Sampai dikost terlihat Pak Nugroho,Pak Yudho didepan kostnya,dengan pakaian yang sudah rapi.

"Udah tahu Rehan pulang aja pak"

"Iyalah,bapak tahu semuanya"

"Kamu balik sekarang?" tanya Pak Yudho.

"Iya yah,bapak Rehan mau nyampe"

"Baik baik disana ya"

"Iya ayah"

Pak Nugroho hanya tersenyum,ia menghampiri Rehan lantas memeluknya dan mencium kening Rehan lama.

"Anak bapak hati hati disana ya"

"Iya pak"

Selesai Pak Nugroho memeluk,kini Pak Yudho memeluknya dan sama mencium kening Rehan.Bertepatan saat Pak Yudho melepas pelukannya datang mobil bewarna hitam dengan jenis avanza lama.

"Itu bapaknya?"

"Iya yah"

Mereka menunggu mobil terpakir rapi,saat sudah terpakir terlihat pintu terbuka dan pria paruh baya turun dengan pakaian rapi,berwajah lembut dengan kumis rapi menghampiri mereka.

"Pak"

"Rehan"

Pak Widyo lantas memeluk Rehan,setelah tidak lama bertemu dengan anaknya walau cuek ia sebenarnya sangat sayang kepada anaknya ini.Namun rasa gengsinya sangat tinggi untuk mengungkapkan rasa sayangnya.

Pak Widyo melepas pelukan Rehan,lalu bertanya mengenai siapa satu pria paruh baya dibelakang anaknya,karena ia sudah tahu pemilik kost tempat anaknya.

"Ini Pak Nugroho,pak,dan ini Pak Yudho yang pasti bapak udah tahu"

"Widyo" salam Pak Widyo.

"Nugroho"

"Gimana kabarnya,pak?" tanya Pak Yudho.

"Baik,Pak Yudho,bapak gimana kabarnya"

"Baik juga,pak"

"Ini pak,yang selalu perhatian sama Rehan" tunjuk Rehan ke Pak Nugroho.

"Makasi pak,udah perhatian sama anak saya"

"Sama sama pak,saya sudah ngaggep Rehan sebagai anak saya karena saya juga rindu dengan anak saya dikampung"

"Oh bapak merantau disini juga?"

"Iya pak,saya asli bali"

"Ohh,jauh juga ya,sebagai apa disini pak?"

"Polisi,pak"

"Wih untuk polisi yang ngawas anak saya"

"Hahahha bisa aja pak"

Setelah obrolan singkat,Rehan lantas mengambil beberapa barangnya dibantu oleh bapaknya Pak Widyo.

Setelah selesai Rehan kembali pamit dengan Pak Nugroho dan Pak Yudho,terlihat Pak Nugroho sedikit sedih karena matanya memerah.

"Nanti bisa liat Rehan lagi kok,pak" ucap Rehan menenangkan Pak Nugroho.

"Iya hati hati disana ya,nak"

Rehan mengangguk lalu kemudian menyalim tangan Pak Nugroho dan Pak Yudho terakhir kalinya.

Pak Widyo hanya melihat membiarkan anaknya pamit dengan kedua orang itu.

"Saya pamit dulu,pak"

"Hati hati pak"

Lantas Rehan dan Pak Wiydo naik kemobil dan perlahan menghilang dari pandangan Pak Nugroho dan Pak Yudho.

Saksikan kisah Rehan dikampunya yang penuh lika liku!.

Kisah Hangat Dikota PelajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang