11 : First Time LDR

16.5K 773 59
                                    

Vote dulu boleh kali sebelum baca😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dulu boleh kali sebelum baca😌

Tandain kalau ada typo ya nanti ku benerin

Enjoy~~~

***

"Aku pulang,"

Sore itu Liam pulang lebih telat dibanding biasanya. Sekitar pukul tujuh malam. Biasanya kalau seperti ini, suaminya itu habis ada meeting dadakan atau ada hal urgent lain.

"Papa~ bawain titipan Neo tidak?" Ia menggelendoti kaki Liam, berharap mendapatkan perhatian. Anak itu memang titip ingin cheesecake yang dijual di restoran hotel tempat Liam bekerja.

Liam menaikkan ujung bibirnya sedikit, berusaha tetap ceria. "Iya, Papa bawain kok. Nih." Ia mengangsurkan satu paperbag berisi kotak kue pesanan anak itu.

Neo juga terus berceloteh tentang apa yang terjadi hari ini. Dari main di TK, menyusun puzzle bersama Atiya, main petak umpet. Liam yang kelelahan hanya mengangguk dan sesekali tertawa menanggapi anaknya.

Atiya mengerutkan kening melihatnya. Ketika Liam semakin layu, ia mengambil alih.

"Neo sayang, kamu mau bantu Mama untuk membereskan puzzle tadi? Habis itu kita makan malam,"

Neo turun dari pangkuan Liam. "Mau! Aku juga mau bantu Mama nyusun piring,"

Atiya mengusap kepala anak itu, "iya, boleh. Mama tunggu di dapur ya Nak," perempuan itu tersenyum melihat Neo berlari dengan antusias.

Setelah memastikan Neo ke kamarnya. Atiya mengalihkan pandangan pada Liam yang terlihat terkulai lelah di sofa. Pria itu menyandar pada bantalan di belakang dan memijit kepalanya. Keningnya juga berkerut gelisah.

Ia duduk di sebelah Liam seraya melepas kancing kerah kemeja Liam paling atas dan ikatan dasi yang mencekik leher Liam. Atiya bisa mendengar Liam terkekeh.

"Sekarang mulai agresif ya, baru sampai rumah sudah buka-bukain kancing padahal kemarin malu-malu,"

Atiya memukul pundaknya pelan, "kenapa sih flirting mulu,"

Liam menarik tangan Atiya yang masih mengurus simpul dasinya dan membawanya ke bibir, dikecup berkali-kali sampai Atiya jengah.

"Mas, ih~" protesnya geli.

"Haah, sayang. Aku punya kabar buruk soal kantor," Ucapnya lunglai.

Atiya sedikit menegang mendengarnya.

Kenapa? Hotelnya bangkrut? Suaminya kena lay off?

"Kenapa?" Ucapnya. Jantungnya bertalu-talu tak tentu menunggu Liam membuka suara.

"Aku harus pergi ke Bali besok,"

Atiya menghembuskan napas lega.

"Oh begitu. Kenapa itu jadi kabar buruk?"

Innocent Wife (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang