PROLOG.

1.2K 109 5
                                    

Langit berderak dengan energi, awan gelap berputar-putar seperti lautan badai di atas desa Havanna.

Alleia berdiri di tepi hutan, jantungnya berdegup kencang saat merasakan denyut nadi bumi di bawah kakinya, menandakan getaran peringatan yang menggemakan kegelisahan di udara. Penduduk desa bergegas mengamankan rumah mereka, wajah-wajah terukir ketakutan saat angin melolong seperti roh yang gelisah.

Di kejauhan, dia melihat pohon-pohon yang menjulang tinggi di Alam Bumi, akar-akarnya yang kuno terjalin dengan struktur tanah. Di sini, setiap daun membisikkan rahasia, dan setiap angin membawa aroma tanaman obat. Tapi hari ini, udara terasa berat, penuh dengan sesuatu yang lebih gelap.

Alleia memejamkan matanya, memusatkan perhatian. Sebagai seorang penyembuh, dia selalu percaya pada keseimbangan alam, pada keharmonisan kekuatan elemen yang mengatur dunia mereka. Tapi sekarang, keseimbangan itu bergetar di ambang kehancuran.

Dia meraih kantung kecil di sisinya, berisi ramuan penyembuh dan salep, berharap itu akan cukup untuk membantu sesama penduduk desa ketika badai melanda.

Tiba-tiba, suara gemuruh yang menggelegar bergema di seluruh lembah, mengguncang tanah di bawahnya. Hatinya terasa hancur saat dia mengenali suara itu-kemarahan roh-roh air yang dilepaskan.

Kenangan akan kisah-kisah kuno membanjiri pikirannya, kisah-kisah tentang bagaimana kekuatan-kekuatan elemen pernah hidup harmonis. Namun, keserakahan dan ketidakpercayaan telah membuat mereka terpisah, menyebabkan kekacauan dan keputusasaan.

Saat tetes pertama hujan mulai turun, Mia membuka matanya, tekadnya berkobar di dalam dirinya. Dia dapat merasakan keresahan para roh; mereka berteriak minta tolong, terbelah antara kemarahan dan kedamaian yang pernah mereka kenal.

"Seandainya saja aku bisa menemukan cara untuk menyembuhkan keretakan ini, untuk memperbaiki luka di masa lalu..." batinnya lirih.

Dengan pandangan terakhir ke desa yang kini diselimuti kegelapan, Alleia melangkah maju, siap menerima takdirnya.

Sedikit yang dia tahu, badai ini hanyalah permulaan. Sebuah kekuatan gelap mengintai di balik bayang-bayang, berusaha mengeksploitasi kekacauan ini, dan Alleia akan segera menemukan dirinya terjerat dalam pertempuran untuk jiwa dunianya.



🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷


Saat mengikuti kelas meditasi selama beberapa waktu atau kurleb 3 bulan, aku banyak belajar hal menarik tentang semesta dan isinya dari seorang Guru yang kupanggil Abba.

Darinya, aku jadi tahu banyak hal dan sempet mikir "kemana aja gua selama ini sampe baru tau hal ginian?"😅

Pada intinya, saat kita mau belajar untuk mengenal diri sendiri,
saat kita sudah menyelami jauh sampe ke dalam, banyak hal yang kita baru tahu kalau ternyata apa yang kita butuhkan itu ada dalam diri sendiri.
Termasuk cinta dan kasih sayang.

Tentu saja, lewat dari banyak hal yang kudapati selama sesi kelas, imajinasiku berteriak kencang untuk menulis sesuatu yang dari dulu pengen aku tulis cuma maju mundur,
yaitu tema fantasi. 🙈

Jadi maafkan saja jika terlalu halu, tapi setiap gambaran elemen, karunia, kehidupan, aku ambil dari apa yang bisa kita petik dari hidup.
Mudah2an bisa jadi pelajaran
buat kita semua ya.

Mengambil tema universe since aku suka banget sama langit, juga elemen2 yang berbau zodiac karena cukup mengesankan untuk diketahui, dan kecintaanku pada air lewat pantai, air terjun, sungai, etc.

Wish me luck, Folks. 🙈

Last but not least, aku sayang kamu. Sayang sekali. 💜
12.8.24 (22.20)


The Wounded Sky (END).Where stories live. Discover now