Part. 1 - Ketenangan sebelum badai.

236 31 2
                                    

Matahari menggantung rendah di langit, memancarkan rona keemasan yang hangat di atas desa Havanna. Alleia berlutut di kebunnya, tanah yang kaya dan harum di bawah ujung jarinya.

Dengan lembut, dia menarik akar-akar tanaman obat, daun-daunnya berkilauan oleh embun. Dengungan alam yang tenang mengelilinginya-desiran lembut dedaunan, obrolan penduduk desa di kejauhan, dan nyanyian burung yang berirama.

Sore itu adalah sore yang damai, sore yang menjanjikan ketenangan dan keseimbangan, tetapi di dalam hatinya, bisikan kegelisahan tetap ada.

"Alleia!" sebuah suara yang tidak asing memecah suasana yang tenang.

Dia mendongak untuk melihat El-Roi, Penjaga Bumi desa sedang melangkah ke arahnya. Tubuhnya yang kuat terlihat jelas di bawah sinar matahari yang mulai memudar.

"Tetua Sabian ingin bertemu denganmu. Ini sangat mendesak," katanya.

Dengan anggukan, Alleia mengumpulkan tanaman obatnya dan mengikuti Sabian meski pikirannya berkecamuk. Tetua itu telah gelisah selama berhari-hari, berbicara tentang gangguan di antara roh-roh elemen.

Saat mereka mendekati pondok Sabian, gelombang ketegangan menyelimutinya. Udara terasa berat, seolah-olah dunia menahan napas.

"Tetua," panggil Alleia sambil melangkah masuk ke dalam ruangan yang nyaman yang dipenuhi dengan aroma rempah-rempah kering dan dupa yang menyala. "Apakah kau memanggilku?"

Sabian mendongak dari mejanya, alisnya berkerut karena khawatir.

"Ya, Alleia. Ada ketidakseimbangan di antara elemen-elemennya. Aku bisa merasakannya di tulang-tulangku," ucapnya dalam nada suara sedikit bergetar, tanda kerentanan yang langka. "Roh-roh itu gelisah, dan aku takut sesuatu yang buruk akan terjadi."

Alleia merasakan hawa dingin menjalar di tulang punggungnya. "Apa yang bisa aku lakukan?"

"Kau memiliki sebuah karunia, Anakku. Kau bisa mendengar bisikan mereka dan merasakan rasa sakit mereka," jawab Sabian. "Tapi kau harus berhati-hati. Elemen-elemen itu saling bertentangan, dan jika keseimbangannya terganggu, akibatnya bisa mengerikan."

Saat sang tetua berbicara, tiba-tiba hembusan angin mengguncang jendela, membuat seluruh ruangan menggigil. Alleia bertukar pandang dengan El-Roi.

"Apa yang harus kulakukan?" desak Alleia dengan nada suara yang terdengar begitu gemetar, bisa dibilang dia mulai takut.

"Persiapkan dirimu," balas Sabian dengan sorot mata yang menajam. "Kau mungkin orang yang bisa memperbaiki kekacauan ini."





🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷




Berbeda dengan ceritaku yang lain, cerita ini tiap partnya itu singkat.
Buat yang pernah mengalami masa berat dan sedang dalam pemulihan, aku pikir nantinya kalian pasti akan relate dan bisa menangkap inti cerita.

Tentang Havanna.
Tentang Alleia.
Tentang elemen2.
Juga tentang tokoh yang lainnya.

Clue: Havanna adalah diri.

I hope you guys enjoy the story.

13.08.24 (12.57)

The Wounded Sky (END).Where stories live. Discover now