Dengan artefak-artefak yang terkumpul dan pemahaman mereka yang semakin dalam, Alleia dan Urian bersiap untuk ritual terakhir dalam mengembalikan keseimbangan kekuatan elemen.
Pertemuan akbar di Alam Roh merupakan pemandangan yang megah, dengan roh-roh dari setiap elemen berkumpul dalam lingkaran upacara.
Alleia memulai ritual, gerakannya sangat tepat saat dia mengatur artefak dan menyalurkan energi elemen. Suasana penuh dengan antisipasi, dan roh-roh itu memperhatikan dengan penuh perhatian.
Urian, yang kini menjadi sekutu tak terduga, berdiri di samping Alleia, kehadirannya menjadi simbol persatuan yang rapuh yang telah mereka capai.
Seiring berjalannya ritual, elemen-elemen tersebut mulai selaras, energi mereka menyatu dalam keadaan seimbang.
Namun, saat ritual mencapai klimaksnya, keluhan masa lalu Urian mengancam untuk mengganggu proses tersebut. Dia bergumul dengan iblisnya sendiri, menciptakan rintangan dan berusaha merusak kemajuan ritual.
Alleia, membumi dan teguh, fokus pada hubungannya dengan elemen dan roh di sekelilingnya. Meskipun terjadi kekacauan, dia tetap tenang dan bertekad, menyalurkan energinya untuk menstabilkan ritual.
Dengan gelombang kekuatan terakhir, Alleia menyelesaikan ritual tersebut. Elemen-elemen tersebut berada dalam kondisi seimbang, dan langit di atas tampak tenang dan utuh, mencerminkan keseimbangan yang dipulihkan.
Para roh dan manusia berkumpul untuk merayakannya, persatuan mereka menjadi bukti kekuatan pemahaman dan kolaborasi.
Setelah ritual itu selesai, Alleia berdiri di depan hutan kuno yang sakral di Alam Roh, pohon-pohonnya bermandikan cahaya halus. Tanah di bawah kakinya berdenyut dengan energi berirama, pertanda bahwa kekuatan elemen sedang berubah.
Tempat ritual telah disiapkan, dan para roh yang berkumpul menyaksikan dengan harapan dan kekhawatiran.
Urian, dengan sikapnya yang muram namun tegas, berdiri di sampingnya. Beban perjalanan bersama mereka terlihat jelas di matanya. Artefak-artefak yang mereka kumpulkan ditata dalam sebuah lingkaran seremonial, masing-masing mewakili kekuatan elemen yang berbeda.
"Apakah kau siap?" Alleia bertanya, suaranya tetap tenang meskipun saat itu sedang tegang.
Urian mengangguk, tatapannya tertuju pada artefak-artefak itu. "Kita telah melangkah jauh, tapi ujian terakhir akan menantang semua yang telah kita pelajari."
Ritual dimulai dengan mantera-mantera Alleia, tangannya bergerak dengan anggun saat ia menyelaraskan artefak dan menyalurkan energi elemen. Udara di sekitar mereka berderak dengan kekuatan, dan gumaman para roh semakin keras, energi mereka beresonansi dengan ritual tersebut.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Seberapa banyak kita bergumul dengan diri sendiri?
Bertanya tentang banyak hal, tenggelam dalam kekacauan dari pikiran2 yang sebenarnya nggak nyata, kemudian lemah dalam energy negatif yang mengerubungi?Yes, itu manusiawi.
Tapi tetap kita yang bisa pegang kendali atas diri sendiri.
Saat terjadi kekacauan dalam diri, secara otomatis tubuh dan jiwa memberi reaksi terhadap hal yang sedang kita hadapi.Satu2nya yang bisa menolongmu adalah diri sendiri, juga tentang dirimu yang mau untuk pulih.
Yang mau belajar dan menerima yang sudah terjadi, juga keinginan untuk sembuh di setiap harinya. 😊PS. Cerita ini adalah bentuk imajinasi dalam benak saat aku dalam masa pemulihan lewat kekacauan yang terjadi dan aku tuang dalam tulisan untuk mengekspresikan emosi2 yang ada dalam diri.
Tapi pas baca ulang, kenapa kayak ritual di film Exhuma ya? Hahahah.Happy weekend.
Salam dari aku yang lagi di Jogja untuk mengejar Pokemon hari ini,
trus siangnya aku akan mengejar
senja di Bali. Yeayyyy.24.08.24 (09.24)
Ilustrasi gambar ini sangat mewakili diriku waktu itu. 🥺💜
YOU ARE READING
The Wounded Sky (END).
FantasíaSaat tetes pertama hujan mulai turun, Alleia membuka mata dengan tekad berkobar di dalam dirinya. Dia dapat merasakan keresahan para roh yang berteriak minta tolong, terbelah antara kemarahan dan kedamaian yang pernah mereka kenal. Sebuah kekuatan...