Haechan terbangun jam 2 pagi karena mendengar suara notifikasi dari ponselnya, ia mengusap wajahnya sembari meraih ponsel di atas nakas. Susah payah menyingkirkan tangan Mark yang memeluk pinggangnya dengan erat.
Ayah
Haechan
Kamu dimana?
Tolongin ayah, Haechan.
Ayah dikejar rentenir, ayah belum bisa bayar hutang! Ayah minta tolong bantu ayah kali ini!Ayah judol lagi?!
Yah, haechan udah bilang berhenti judol!
Kemarin haechan udah kasih ayah uang apa ga ayah bayar ke orangnya?!
Haechan ga ada uang yah!Kamu ini! Kamu kira yang kemarin itu cukup?!
Ayah juga butuh uang makan!
Lagian kamu udah nikah kan? Minta aja sama suami kamu!Ayah aja ga tau aku nikah kan?
Kemarin datang ga kenikahan aku? Enggak kan?!
Enak banget ayah nyuruh aku minta uang ke suami aku!Jangan kurang ajar kamu! Jangan lupa ayah lah yang dulu berjuang hidupin kamu!
Sementara kamu malah ga mau bantu ayah!Bukan ga mau yah, tapi haechan capek kalo uangnya buat judol. Coba kalo ayah minta uang buat makan pasti haechan cariin
Ayah ga mau tau! Ayah butuh uang! Kamu ga kasihan sama ayah?!
Aish! Yaudah haechan cari dulu uangnya
Haechan menghela nafas berat setelah mematikan ponselnya, ia menatap langit-langit kamar memutar otak bagaimana mencari uang? Apa ia minta saja pada Mark? Oh tidak mungkin. Haechan cukup tau diri, ayahnya bukanlah tanggung jawab Mark. Tapi, bagaimana pun laki laki itu adalah ayah Haechan. Haechan tak ingin durhaka kepada ayahnya.
—°°—
“Sayang, tolong pasangin dasi.”
Haechan yang tengah membersihkan ranjang kini beralih mendekati Mark yang berdiri didepan kaca.
“Sini!”
Haechan mulai memasangkan dasi dileher suaminya itu, Mark mengamati wajah cantik Haechan yang hari ini nampak berbeda.
“Ada apa, hm?”
“Apa, mas?”
“Kenapa perasaan mas kamu lagi mikirin sesuatu?” Ucap Mark sembari mengusap pipi kiri Haechan
Haechan tersenyum kecil, “gapapa kok, nah udah dasinya.”
“Beneran?” Tanya Mark sekali lagi
“Iya mas! Mm, mas aku boleh minta izin ga? Aku mau main sama temen siang nanti. Udah lama ga main sama temen temen, boleh ya?”
“Jam berapa pulangnya? Apa Chenle ikut?”
“Chenle kan kuliah, ga lama kok jam 3 sore keknya udah pulang.”
“Yaudah kalo gitu, hati hati jangan lupa waktu.”
“Iya mas.”
Setelah berpamitan Mark pergi ke kampus untuk mengajar, hari ini jadwal kelas pagi makanya ia pergi pagi pagi sekali. Sementara Haechan mulai bersiap siap untuk pergi ke suatu tempat.
Haechan duduk di mobil sembari meyakinkan dirinya apakah keputusannya benar atau salah?
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MOMMY?
FanfictionDunia begitu sempit hingga membuat Haechan harus menjadi Mommy dari musuhnya yaitu Chenle. WARNING HAECHAN MARK