CHAPTER 22

7.7K 367 10
                                    

Alur dipercepat—

Haechan berjalan menghampiri Mark yang duduk diatas ranjang sembari fokus pada laptop dipangkunya. Tanpa tau Haechan sudah duduk disampingnya menatap dirinya.

“Mas.”

“Hm?”

“Ga ngantuk? Tutup dulu kerjaannya lanjut besok aja.”

“Kalo kamu ngantuk tidur duluan aja, mas masih banyak kerjaan.”

Haechan mendengus melihat Mark yang sama sekali tak menatap dirinya, ia beralih ke sebelah ranjang untuk tidur. Percuma memaksa Mark yang gila kerja itu untuk tidur.

“PAPA!”

Haechan maupun Mark menoleh ke arah pintu dimana seorang anak kecil yang mungkin sudah berumur 5 tahun itu berjalan menghampiri mereka.

“Adek? Kenapa belum tidur?” Tanya Haechan

“Ga bisa tidur, mom. Mau di puk puk papa!” Ucap anak itu.

Mark tersenyum kemudian menutup laptopnya dan menaruhnya diatas meja nakas, ia beralih mengangkat putrinya itu naik keatas ranjang.

“Yaudah ayo papa puk puk biar tidur.” Ucap Mark sembari merebahkan tubuh Serena.

“Otey, pa.”

Haechan, menatap ayah dan anak itu yang tengah berpelukan dan bersiap tidur. Haechan kesal kenapa Mark tidak menuruti perintahnya sedangkan jika Serena mengajaknya tidur, Mark dengan senang hati menutup semua pekerjaannya.

“Tadi aku suruh kamu tidur bilangnya banyak kerjaan, mending adek nyuruh langsung tutup laptop.” Ucap Haechan sembari menatap Mark

“Huh? Kasihan adek ga bisa tidur jadi harus di puk puk nanti kalo aku lanjut kerja yang ada dia marah.” Ucap Mark

“Jadi kalo aku yang marah kamu biasa aja, ya?”

Mark diam sejenak menatap bingung kearah Haechan.

“Haechan, ada apa?”

“Gapapa, mas.”

Haechan langsung menutup percakapan dan menarik selimutnya, ia mulai memejamkan matanya meski ia masih merasakan kegelisahan.

—°°—

“Mom, adek mana?”

Haechan yang berada di dapur menoleh ke arah tangga dimana Chenle baru saja turun, ia menghampiri Haechan yang sedang memasukkan bekal untuknya.

“Masih tidur, kak.”

“Oh, bilangin nanti mau pizza apa pasta. Kakak nanti pulang cepet karena hari ini gajian, mom.”

Haechan tersenyum, “oh pentesan, nih bekal kamu.”

“Yah.. mom, kakak ga mau bekal hari ini karena diajak Jisung makan diluar.” Ucap Chenle

“O-oh begitu...”

“Yaudah kakak pergi dulu, mom.”

“Iya kak.”

Haechan menghela nafas kemudian menaruh kembali kotak bekal itu keatas meja makan, sudah beberapa hari ia merasa dicueki oleh orang orang rumah. Chenle biasanya sangat senang jika diberi bekal tapi beberapa hari ini Chenle kadang lupa membawa bekal padahal selalu Haechan siapkan.

“Adek.. ayo bangun mandi.” Ucap Haechan sembari melepaskan selimut dari tubuh Serena.

“Heungg nanti momm..”

YOU ARE MY MOMMY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang