CHAPTER 18

7.2K 354 2
                                    

Usia Serena sudah menginjak 2 bulan, tak terasa bayi yang baru saja lahir kini sekarang mulai tumbuh. Haechan belakangan ini sedikit kewalahan sebab Serena benar benar sulit tidur saat malam. Haechan sering terbangun tengah malam hanya untuk menyusui Serena, meski mata mengantuk ia usahakan untuk bangun karena pusing mendengar suara tangisannya yamg cukup kuat.

Oek oek... (Anggap aja suara bayi)

“Ugh?”

Haechan menyingkapkan selimut kemudian berjalan kearah ranjang bayi, matanya menatap sosok bayi yang tak berhenti menangis. Ia menghela nafas pelan kemudian mengangkat Serena ke gendongannya kemudian menyingkapkan bajunya guna menyusui Serena.

“Cepatlah tidur sayang... Mommy ngantuk.” ucap Haechan dengan lirih

5 menit Haechan menyusui, kemudian ia lepaskan mulut bayi itu keputingnya. Dan tiba tiba saja ia menangis melengking, Haechan panik dan menyodorkan lagi dadanya namun ditolak.

“Shh.. shutt adek.. sudah.. malam ini shhh mommy disini sayang..”

Haechan berjalan jalan sembari menggoyangkan badannya agar bayi digendongnya itu diam, akhirnya karena kelelahan Haechan duduk di sofa dan terdiam.

Oek eok! Oek!

Mark terbangun mendengar suara nyaring tangisan bayi yang tidak terhenti henti, ia menatap ke arah sofa dimana Haechan berusaha mendiamkan Serena.

“Hiks! Adek tenang hey shutt... Ayo tidur mommy ngantuk!”

Mark bangkit dari tempat tidur kemudian mendekati Haechan, “sayang hey... Sini adeknya mas tidurin.”

“M-mas? Maaf kamu kebangun ya?”

Cup!

Mark mengecup kening Haechan, “siniin adeknya, mas bantu tidurin. Kamu capek kan?”

“Hu'um..”

Mark mengambil alih gendongan, ia menimang nimang Serena berusaha mendiamkan bayi yang sedang menangis itu. Sementara Haechan itu menangis mendengar suara bising itu, entah kenapa ia pusing dan lelah mendengar suara itu. Mark melirik Haechan yang menutup telinganya sembari menangis tersedu-sedu.

Akhirnya setelah beberapa saat Serena bisa tidur, Mark buru buru menidurkan Serena keatas ranjangnya kemudian menghampiri Haechan yang masih menangis.

Grep!

Mark menarik pinggang Haechan kemudian memeluk tubuh lemas itu kedalam pelukannya. Haechan mencengkram erat baju belakang Mark menyalurkan rasa sedihnya.

“Hiks! M-mas hiks! C-capek hiks! Aku pusing hiks!”

“Iya sayang... Mas tau, ayo tidur lagi biar kamu ga capek.”

Haechan mendongak menatap wajah Mark sendu, “nanti adek bangun lagi hiks! M-maag hiks aku ga bisa hiks! B-buat adek tidur hiks!”

“Namanya bayi, sayang. Dimana mana bayi itu sussh tidur malam dan rewel, kamu ga salah. Sudah ya, kita tidur berhenti nangis nanti adek kedengaran terus nangis lagi.” Ucap Mark selembut mungkin.

—°°—

Haechan sudah semakin segar semenjak Mark mengambil cuti dan membantu dirinya mengurus Serena. Serena juga mulai bisa tidur dengan tenang, seperti sekarang Haechan duduk disofa ruang tamu sembari bermain dengan Serena di pangkuannya.

“Adek!”

“Lho? Kak, kok udah pulang?” Tanya Haechan saat Chenle baru saja masuk kerumah.

YOU ARE MY MOMMY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang