Haechan terbangun dari tidurnya karena mual berlebihan, ia berlari ke kamar mandi memuntahkan isi perutnya. Sementara Mark yang merasa goncangan kasur saat Haechan turun dari ranjang membuatnya ikut bangun dari tidur.
"Huek! Hngg huek!"
"Haechan? Ada apa sayang?"
Mark berjalan kedalam kamar mandi kemudian mendekati Haechan, ia pijat tengkuk Haechan agar istrinya itu bisa memuntahkan isi perutnya.
"Engg! Ga enak hiks!"
Mark mengusap usap punggung belakang Haechan, "tadi siang kamu makan apa? Mau ke dokter? Kita periksa, nanti kamu keracunan."
Grep!
Haechan memeluk tubuh Mark, melingkarkan kedua tangannya di pinggang Mark. Mencari rasa nyaman didadanya.
"Aku ga kuat, mas. Kamu bisa panggil dokter aja ga?"
"Iya sayang, mas ada kenalan dokter nanti mas suruh ke rumah. Sekarang ayo ke kasur tidur lagi sambil nunggu dokternya."
Mark merangkul Haechan dan membawanya kembali keatas ranjang, ia baringkan tubuh Haechan dan ia duduk disampingnya sembari mengusap usap perut Haechan.
Tak lama beberapa saat, sang dokter sudah berada di rumah. Meski sekarang jam 3 pagi dokter tersebut mau datang ke kediaman keluarga Jung.
"Izin buka bajunya, ya." Ucap sang dokter pada Haechan
Haechan mengangguk memberi izin, sang dokter menyingkapkan baju tidur Haechan dan mulai memeriksanya.
"Ah, ternyata mualnya karena hamil." Ucap sang dokter
"A-apa dok? H-hamil?" Tanya Haechan yang masih tak percaya.
"Haechan h-hamil dok?" Mark pun ikut bertanya
"Iya, usia kandungannya sudah menginjak 3 minggu." Jawab sang dokter.
Mark tersenyum bahagia kemudian memeluk Haechan, begitupula Haechan yang menangis karena untuk pertama kali ia bisa hamil apalagi itu anak dari suaminya yang sangat ia cintai.
"H-hiks! Mas aku seneng..."
"Mas jauh lebih seneng! Makasih ya..."
Cup!
Mark mengecup kening Haechan lama, menyalurkan rasa bahagia. Meski bukan pertama kali ia menjadi ayah, tapi rasa bahagia seperti saat dulu Chenle hadir. Rasa bahagia itu karena kini yang hamil anaknya ada orang yang ia cintai.
Setelah beberapa jam dan sang dokter juga sudah pulang, Mark dan Haechan saling berpelukan erat diatas ranjang. Masih merasakan bahagia dengan kehadiran sosok bernyawa didalam perut Haechan.
"Mas.."
"Iya?"
"Aku baru inget, gimana ngasih tau Chenle? Gimana kalo Chenle belum siap punya adek? Kita kan ga pernah ngomongin ini sebelumnya." Ucap Haechan khawatir
"Nanti mas yang kasih tau, kamu jangan khawatir. Lagi pula kenapa Chenle ga siap? Dia aja udah punya pacar, mas rasa dia ga butuh butuh banget kasih sayang lagi kan? Dia udah besar dan sebentar lagi juga nikah." Ucap Mark lembut
"Iya jugaa."
"Sudah jangan dipikirkan."
"Mas, usianya tadi kata dokter 3 minggu. Berarti kemarin waktu kita main aku udah ngisi dong?!"
"Iya juga, mas baru ngeh."
Haechan memukul pelan lengan Mark, "pantesan perut aku keram banget, padahal baru ronde 2. Kamu sih mainnya kek orang kesetanan."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY MOMMY?
FanfictionDunia begitu sempit hingga membuat Haechan harus menjadi Mommy dari musuhnya yaitu Chenle. WARNING HAECHAN MARK