2

101 11 0
                                    

Happy reading











   "Ini bawa pulang kerumah ya, pastikan baca semuanya karena ini penting" Sunghoon meletakkan tumpukan buku dihadapan Minjeong. Minjeong pusing, namun diaakan memaksakan dirinya untuk membaca tumpukan buku tebal itu nanti dirumah. "Sunghoon, jangan terlalu dipaksa" Jongseong memperingati Sunghoon. 

"Tidak apa apa uncle, aku bisa kok!" seru Minjeong. Jongseong menatap sangsi Minjeong, namun tidak berkomentar lagi karena istri manisnya yang sedikit creepy memberinya tatapan maut. Intak terkekeh melihat interaksi antara Jongseong dan Sunghoon. lucu. 

Minjeong tidak mempedulikan sekitarnya sembari memasukkan buku buku tebal itu kedalam tas kosong yang memang dia bawa tadi. Intak dan Minjeong sudah berada dirumah Jongseong dan Sunghoon selama dua jam. 

sekarang sudah waktunya pulang. sebenarnya Minjeong ingin lebih lama disana, namun nanti Keeho akan mengomelinya karena dirinya terlalu memaksakan diri belajar. "Kami pulang dulu yaa" Minjeong memeluk sekilas Sunghoon dan Jongseong. Intak memeluk Sunghoon dan mengangguk sekilas kepada Jongseong. 

"Hati hati dijalan ya" Sunghoon mengantar mereka kedepan. "Iya aunty" sahut Minjeong sembari naik keatas motor Intak. tidak lama kemudian Intak sudah mengebut dijalan. mereka tidak langsung pulang, biasanya mereka berdua suka jajan dulu. 

tidak lama kemudian Intak dan Minjeong tiba didepan sebuah convenient store. keduanya turun. biasanya kembar itu akan mengobrol berdua sembari makan ramyeon dan juga berbagai macam makanan lainnya diconvenient store yang sudah sering mereka datangi sejak kecil. 

"Dad ada nangis didepan mom lagi?" tanya Intak sembari membayari semua hal yang Minjeong beli. Minjeong sih sibuk dengan ponselnya. "Enggak kok. jarang sih. atau akunya yang enggak liat" jawab Minjeong sembari menyimpan ponselnya disaku rok. gadis manis itu mengambil ramyeon miliknya dan pergi ketempat untuk memasaknya dibagian belakang convenient store itu. 

Intak mengikutinya. "Aku kangen suara mom" gumam Intak sembari mengikatkan rambut panjang Minjeong. jika ada orang yang melihat mereka, mungkin mereka dikira pacaran. padahal kembar. "Aku juga kangen sama mom.." Minjeong menunduk sedih. 

keduanya makan ramyeon dalam diam. Intak tidak mau mengganggu Minjeong yang terlihat sedih dan juga ingin berdiam diri. 

"Minjeong?" 

terdengar suara seorang gadis usia 18 tahun. mereka berdua menoleh dan terlihat Karina, gadis dominan bertubuh tinggi yang berdiri dibelakang mereka. Minjeong terlonjak dari kursi yang dia duduki dan menyapa kakak kelas disekolahnya yang sudah lulus itu. "Hai kak! udah lama kita enggak ketemu!" sapa Minjeong dengan wajah merah padam. 

sudah rahasia umum disekolah itu jika Minjeong naksir berat sama Karina. "Ya. kamu lagi jalan sama pacar kamu?"  tanya Karina sembari melirik Intak. Minjeong segera menggeleng geleng. "Enggak kak, ini kakak kembar aku. Intak" Minjeong memperkenalkan. 

Intak mengangguk sekilas kepada Karina sebelum sibuk menyeruput ramyeonnya sebelum dingin. paling enak tuh makan mi panas panas. "Oh. aku lupa kamu punya kakak kembar. ya sudah ya, aku pergi dulu. senang kembali bertemu denganmu" Karina tersenyum dan mengusak rambut Minjeong sekilas. 

gadis itu melambaikan tangan kepada Minjeong sebelum dia membayar kaleng cola yang dia pegang dan pergi menaiki motornya. Minjeong sendiri duduk dikursinya dengan hati berbunga bunga. rasa sedihnya dan rasa lelahnya belajar sihir tadi lenyap dalam sekejap. "Anjay, terlihat jika seorang Song Minjeong sedang ngefly" Intak mengganggu Minjeong. 

senyum Minjeong lenyap dan dia menatap sinis Intak. "Diam kamu boti berbadan gagah" balas Minjeong. seringai menganggu Intak turut lenyap sebelum dia menyambar cup ramyeon Minjeong dan segera melahapnya. Minjeong awalnya tidak sadar. saat dia menunduk dan hendak makan lagi, baru dia sadar jika ramyeon miliknya sudah berpindah keperut Intak. 

Did i Make it? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang