Bab 7

14 3 0
                                    


"Aku baik-baik saja, P'Pakin. Tadi aku tidak menyadarinya," kata Joe karena dia tidak ingin ada masalah saat itu. Karena dia adalah seorang junior yang baru bergabung untuk bermain bersama seniornya hanya dalam satu hari.

"Tidak apa-apa. Ayo lanjutkan bermain," Pakhin balas berkata karena semua orang cukup perhatian dan takut padanya. Setelah Pakin selesai berbicara, semua orang terus bermain basket termasuk Joe. Namun kali ini, Joe secara berkala mencoba mengamati seniornya yang bernama Koh. Melihat pihak lain sepertinya sengaja memukulnya, ia berusaha untuk tidak memukul atau terkena pukulan yang menyebabkan pihak lain melompat namun meleset. Dan semua orang yang melihatnya tertawa ringan sehingga menimbulkan sedikit kemarahan dalam dirinya.

"Keluarlah dan bicara padaku," Pakin berkata dengan suara yang dalam sebelum mengajak Koh keluar dari gym. Koh hanya bisa mendengus di tenggorokannya. Tapi tetap saja harus mengikuti seniornya.

"Menurutku itu Kakak Koh. Sepertinya dia tidak terlalu menyukai wajahmu," kata Fluke ketika pihak lain sudah pergi.

"Dia tidak menyukai orang yang lebih baik darinya. Dia bisa saja melihat bahwa P"Pakin tertarik untuk mengajak Joe bergabung. Makanya dia iri dan kesal sama Joe," kata senior lainnya. Joe mengerutkan kening. Dia datang untuk berolahraga dan sama sekali tidak ingin membuat musuh atau pesaing.

"Aku tidak pandai bermain, Kak. Kenapa dia iri padaku?" Joe bertanya balik.

Dia pikir dia yang terbaik. Kalau bukan karena P'Pakin yang menjadi kapten tim dan menjaga semua orang di tim, akan sulit bagi semua orang. Dia pasti kesal dengan Phakin juga," kata senior itu. Sepertinya semua orang sudah mengetahui kepribadian Koh.

"Sekarang dia kesal. Tapi tak berani berkata atau berbuat apa pun," sahut yang lain. Joe menghela nafas lega.

"Aku tidak meminta banyak. Asal kita bermain adil dan jujur, itu sudah cukup. Kita tidak perlu main-main," balas Joe. Beberapa saat kemudian, Pakin masuk ke gym sendirian.

"Bagaimana dengan Koh, Phi Pakin?" salah satu siswa kelas 2 bertanya.

"Entahlah, biarkan dia pergi, ayo kita lanjutkan bermainnya," kata Pakin datar sebelum semua orang melanjutkan bermain basket bersama dan tanpa campur tangan Coco, permainan menjadi jauh lebih menyenangkan dari sebelumnya.

"Besok malam datang dan bermain bersama kami lagi, Graph," ucap senior yang bermain sepak bola bersamanya saat mereka berjalan bersama dan duduk di pinggir lapangan setelah menyelesaikan pertandingan terakhir.

"Permisi. Akankah para senior menelepon untuk membicarakan tentang penerimaan junior ke dalam tim?" Graph menjawab sebelum meneguk air.

"Grafik!" Sebuah suara memanggil Graph dari belakang menyebabkan Graph menatapnya dan mengangguk ketika dia melihat bahwa Joelah yang memanggilnya.

"Aku akan kembali dulu," kata Graph kepada seniornya sebelum bangkit dan berjalan menuju Joe. Joe membuka sebotol minuman sehat dan menyerahkannya kepada kekasihnya. Graph mengambilnya untuk diminum dan berjalan bersama menuju tempat parkir.

"Apa kabarmu?" Joe bertanya.

"Bagus. Main bareng adik-adik seru. Olah raga juga," jawab Graph sebelum memberikan Joe sisa setengah botol minumannya. Joe mengambilnya dan meminum semuanya.

"Ciuman tidak langsung," kata Joe sambil tersenyum.

"Apakah kamu menyukai ciuman tidak langsung ini?" Graph pura-pura bertanya.

"Aku lebih suka ciuman sungguhan," lanjut Joe dengan cepat membuat Graph tersenyum kecil.

"Oh, ayo beli daging babi goreng ketan di depan universitas. Ayo kembali makan di kamar. Aku mau makan itu," kata Graph ketika teringat. Joe mengangguk. Usai bersepeda, Joe mengantar Graph ke depan universitas. Ketika dia menemukan restoran babi goreng yang ingin dimakan Graph, dia menghentikan sepedanya agar Graph turun dan membelinya. Toko daging babi goreng berada di pinggir jalan dekat toko milkshake, yang merupakan toko kecil yang sering dikunjungi siswanya duduk dan makan. Graph pergi membeli daging babi goreng dan merasakan mata orang-orang di toko memandangnya. Graph mendongak. Dia menemukan bahwa salah satu senior memandang Joe dengan mata tidak senang. Graph menoleh untuk melihat ke arah Joe dan melihat bahwa Joe baru saja mengangkangi sepedanya dan menunggu. Graph berbalik lagi. Senior itu masih memandangnya dengan cara yang sama. Teman-teman senior juga menoleh untuk melihat Joe dari waktu ke waktu. Setelah mendapat daging babi goreng yang dipesannya, Graph kemudian kembali menemui Joe.

LS : Joe & Graph ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang