Bab 27

20 4 0
                                    


Setelah kembali ke kamar, Joe langsung mandi terlebih dahulu. Graph pergi meletakkan makanan di dapur terlebih dahulu. Kemudian dia mengambil sisa barang yang dibelinya di pasar di kamar tidur dan menaruhnya di tempat tidur, termasuk barang yang diberikan Breeze padanya. Graph kemudian melanjutkan berjalan-jalan di kamar tidur untuk mengumpulkan barang-barang. Dia memasukkan pakaian bekas Joe ke keranjang cucian dan menyiapkan pakaian baru untuk dipakai kekasihnya setelah mandi. Dia kemudian duduk di kaki tempat tidur menunggu sampai Joe selesai mandi.

"Keringkan kakimu juga," sela Graph terlebih dahulu ketika Joe keluar dari kamar mandi dengan mengenakan satu handuk. Ditambah lagi, dia tidak mengeringkan dirinya sepenuhnya.

"Ya," jawab Joe sambil tersenyum.

"Pergi mandi. Kalau begitu ayo makan bersama," kata Joe kembali, dan Graph mengangguk setuju.

"Keringkan handuk di pagar, Joe. Jangan dilempar ke kursi," Graph mengingatkan Joe lagi. Joe mengangguk sambil tersenyum. Graph lalu berjalan ke kamar mandi. Dia lebih terorganisir dan rapi dibandingkan Joe oleh karena itu selalu mengeluhkan hal itu kepada Joe. Namun Joe tidak pernah merasa kesal dengan kekasihnya itu. Dia selesai berpakaian dan duduk di tempat tidur untuk melihat apa yang dibeli Graph.

"Berapa pasang kaus kaki yang kamu beli?" Joe bergumam sambil mengeluarkan kaus kaki dan meletakkannya di tempat tidur. Ada juga handuk kecil yang dibelikan Graph untuk dirinya dan Joe untuk menyeka keringat setelah latihan olahraga.

Retakan...

Graph membuka pintu kamar mandi. Joe menoleh untuk melihat sambil tersenyum licik karena Graph juga mengenakan satu handuk yang merupakan hal normal bagi mereka berdua. Namun Joe hanya ingin menggoda kekasihnya.

"Apa yang membuatmu tersenyum, Joe?" Graph memarahi kekasihnya tapi tidak serius.

"Tampan sekali. Dan lekuk tubuh kecil itu terlihat sangat seksi," goda Joe saat melihat bagian dada dan perut Graph yang membuatnya seksi.

"Sial!! Berhenti bicara!" Graph berteriak malu dan berjalan ke meja rias.

"Wow, pantatmu juga kencang sekali," goda Joe lagi saat Graph berdiri membelakanginya. Graph yang memegang sekaleng bedak talk, segera berbalik dan melemparkannya ke arah Joe. Joe buru-buru menghindarinya sambil tertawa.

"Kamu mesum sekali," kata Graph untuk menutupi rasa malunya. Joe masih tersenyum sebelum mengambil kaleng bedak talk dan melemparkannya kembali untuk ditangkap Graph.

"Sedikit menggoda, kamu sudah malu. Ketika kamu mulai bermain sepak bola lagi, tubuhmu kembali bugar seperti semula," kata Joe.

"Apakah kamu serius atau sedang bermain-main?" Graph langsung bertanya karena dia tidak bisa menebak apakah Joe mengatakan yang sebenarnya atau hanya bercanda.

"Dua-duanya, ahh!! jangan dilempar lagi," Joe buru-buru menyela saat Graph berpura-pura melemparkan kaleng bedak talk ke arahnya lagi menyebabkan Graph sedikit membeku.

"Katakan dengan jelas," ulang Graph.

"Ibaratnya pas olah raga, badannya kembali kekar seperti waktu kelas 6 SD, dan aku suka. Seksi banget kelihatannya," ujar Joe.

Memukul...

"Aduh!" seru Joe saat kaleng itu mendarat tepat di tengah kepalanya. Graph sendiri sedikit kaget karena tidak menyangka akan memukul kepala Joe.

"Hei, maaf, hehe! apa sakit?" Graph tertawa sekaligus mengkhawatirkan kekasihnya. Joe mengusap kepalanya dengan lembut.

"Apakah kamu yakin mengkhawatirkanku? Tertawa juga?" Joe bertanya. Graph datang untuk berdiri di depan Joe dan mengusap kepalanya pelan pada posisi dia melempar kaleng tadi menyebabkan Joe melingkarkan lengannya di pinggang Graph dalam pelukan.

LS : Joe & Graph ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang