5.

274 41 22
                                    

Happy reading!!!

Sudah lama rasanya First tidak menggunakan pensilnya untuk membuat desain gambar bangunan.
Tapi, sesuatu mendorongnya untuk melakukan hal tersebut kali ini.
Di kamar Kondo milik Khaotung, dia terlihat sibuk menggerakan tangannya di sebuah buku desain arsitek miliknya dengan komputer yang menyala menunjukkan desain lama milik Khaotung lengkap bersama konsep pun misi dan misi dalam desain tersebut.

First gatal rasanya, ingin sedikit mengubah desain Khaotung menjadi lebih baik lagi.
First merasa jika kekasihnya itu puas terlalu dini, dia melepaskan kesempatan begitu saja dan berpegang dalam satu pujian Minggu lalu.
First ingin menunjukan konsep Khaotung yang dikembangkan olehnya, kemudian mematahkan prinsip sang kekasih dan memotivasi dia untuk merubahnya menjadi lebih bagus lagi.
Untuk ide sebenarnya Khaotung unggul, tapi dia perlu mengembangkannya lagi untuk menjadi lebih sempurna.

"Kau sudah di lokasi?"

Saat menggambar itu, tiba-tiba saja First mendapatkan telpon dari Fei yang kemarin tidak bisa pergi ke beberapa lahan sesuai First kembali dari ruangan CEO Nam.

"Aku akan berangkat sebentar lagi, kau temui saja mandor disana."

Setelah itu, First matikan teleponnya dan membereskan perlengkapan gambarnya kembali ke tempat semula.
Khaotung sudah berangkat lebih dulu, First berbohong jika ia akan langsung pergi ke lokasi pembangunan pada Khaotung.

Walaupun First kembali cemburu kemarin, melihat Khaotung berada di ruangan Fei dan minum kopi dengan santai.
Tapi, dia tidak mau hal kecil itu kembali merusak hubungannya, dia menyadari jika Khaotung maupun dirinya sendiri sangat buruk dalam berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah.
Lebih sering pergi menenangkan diri kemudian kembali untuk meminta maaf.

Mengenyampingkan rasa cemburunya, First begitu khawatir dengan Khaotung yang terlihat akan mengecewakan para investor di rapat selanjutnya. Ini adalah mimpi Khaotung, yang mana telah menjadi mimpi First juga.
Melihat Khaotung begitu bangga pada karyanya tentu First juga bangga, tapi rasa bangga itu tidak dibarengi rasa bahwa dia perlu belajar seumur hidup untuk menjadi tetap sebaik ini.

First juga tidak bisa mengkritik Khaotung, dia tidak tega tapi memang saat ini desainnya tidak terlalu baik jika di bandingkan dengan desain baru milik Ferm dan Dunk.

----

Hari ini, Khaotung juga melihat karya Desain terbaru milik Ferm dan Dunk, dipertemukan dengan mereka di rapat dadakan yang dihadiri oleh mereka dan Sekertaris Choi.
CEO Nam memberitahu mereka bahwa rapat akan dipercepat, jadi para arsitek yang dipilih untuk memberikan desain gambarnya untuk disegerakan memutuskan desain mana yang akan ditampilkan dalam rapat.

"Walaupun milikku baru, aku tetap tidak berpikir bisa menyaingi desain milik senior Khaotung."

Ferm begitu rendah diri meskipun belakangan ini menjadi topik hangat setelah sekertaris Choi memperlihatkan Desain Ferm dan Dunk pada beberapa orang, Dunk pun berpikir sama.

"Jangan seperti itu, kita harus percaya diri dengan karya kita. Aku akan tetap bahagia bila bukan milikku yang terpilih, kita adalah tim." Khaotung membalas dengan senyuman manisnya pada Ferm.

Setelah rapat singkat itu, Khaotung lalu pergi ke toilet sembari menyapa beberapa karyawan yang kebetulan satu ruangan dengannya.
Namun kemudian, senyum lebar yang terlihat begitu ramah itu perlahan hilang saat ia memasuki bilik toilet.

Khaotung duduk di atas kloset sembari membuka pesan di ponselnya.
Ada pesan dari Nana, First, dan Fei saat ini yang belum dibaca.
Khaotung langsung membuka pesan dari Fei, dimana sebelum pesan itu dibaca kita bisa melihat begitu banyak pesan Fei yang dibalas begitu manis oleh Khaotung seolah keduanya sedang dalam masa pendekatan.

Love In The Office [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang