Bab 2

736 76 6
                                    

“Lusi bersiaplah, kamu ikut meeting denganku pagi ini.” ucap Xiao Zhan ketika melewati meja kerja Zhao Lusi.

“Baik presdir.” jawab Lusi salah satu sekretaris Xiao Zhan. Dan memang selain Yubin sebagai tangan kanan Xiao Zhan, ia masih memiliki beberapa sekretaris. Salah satunya ya Zhao Lusi, sekretaris yang lebih sering ikut meeting ketimbang yang lain.

Xiao Zhan berjalan dengan terburu-buru memasuki ruangannya, setelah sampai di ruangannya Xiao Zhan mengambil kotak P3K dan meletakkan diatas meja kerjanya. Lalu dengan cepat ia membuka jas dan setengah kemeja yang ia kenakan guna melihat luka yang ada di tangannya.

Helaan napas lega keluar dari bibirnya, “Tidak terlalu lebar, seharusnya tidak akan menggangu.” gumamnya pelan.

Lalu ia membuka kotak P3K, mengambil anti septik dan perlahan mengoleskan ke luka yang ada di tangannya secara perlahan. Desisan pelan menahan rasa perih keluar dari bibir Xiao Zhan.

Setelah membersihkan luka dengan anti septik, Xiao Zhan mengoleskan obat merah diatas luka tersebut lalu terakhir menutup luka itu dengan kain kasa (Plester). Tidak lebar memang, tapi serpihan kaca itu membuat lukanya sedikit lebih dalam dan mengeluarkan darah.

Mengobati luka sudah, kini Xiao Zhan mencari baju ganti di kamar yang memang tersedia di ruang kerjanya. Kamar itu ia gunakan jika ia malas pulang ke rumah saat lembur, maka ia akan tidur di kantor.

Setelah selesai kini ia siap untuk melakukan meeting. Pagi ini dia terpaksa di temani Zhao Lusi karena tadi Yubin harus menemani Wang Yibo mengobati lukanya di klinik yang ada di perusahaan Xiao.

Setelah 2 jam berlalu, meeting kali ini berjalan lancar seperti biasa. Xiao Zhan pun kembali ke ruangan kerjanya.

Baru saja membuka pintu ia sudah di sambut dengan pemandangan seorang pemuda dengan santainya duduk di sofa sambil bermain HP. Sepertinya pemuda itu tidak menyadari kedatangan Xiao Zhan karena terlalu sibuk dengan ponselnya.

Xiao Zhan melihat sekeliling mencari seseorang, ‘Kenapa dia ada di sini? Bukankah tadi aku meminta Yubin untuk membawanya ke klinik? Lantas dimana Yubin sekarang?’ gumamnya.

Tak mau ambil pusing Xiao Zhan berjalan ke kursi kerjanya. Pemuda itu melirik sekilas karena merasakan adanya kehadiran orang lain di ruangan.

“Sudah selesai meeting nya?” tanyanya tanpa melihat hanya dengan melirik melalui ekor matanya.

“Eum.” jawab Xiao Zhan.

Helaan napas terdengar, Xiao Zhan yang tadi bermaksud mengerjakan pekerjaannya. Kini dia kembali berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke pojok ruangan untuk mengambil sesuatu.

“Yibo, bukankah tadi aku memintamu untuk mengobati luka di wajahmu itu? Kenapa kamu tidak melakukannya?” keluh Xiao Zhan yang kini dia berjalan mendekati Wang Yibo yang masih asyik dengan game di ponselnya sambil sebelah tangan Xiao Zhan membawa kotak P3K.

Wang Yibo tidak menjawab bahkan ia malah mengabaikan omongan Xiao Zhan seolah itu hanya angin lalu, Wang Yibo fokus dengan gamenya tak peduli dengan yang lain.

Tak mau basa-basi Xiao Zhan langsung merebut paksa ponsel dari tangan Wang Yibo.

“Hey, apa yang kamu lakukan? Kembalikan ponselku.” Wang Yibo terlihat kesal dan menatap marah pada Xiao Zhan.

Namun Xiao Zhan tidak memperdulikannya, ia meraih dagu Wang Yibo dengan sedikit cengkraman. Lalu menolehkan kepala Wang Yibo ke kiri dan kanan secara bergantian untuk melihat lebih jelas luka yang ada di wajah pemuda itu. Helaan napas kembali terdengar dari bibir Xiao Zhan, sepertinya ia sudah lelah menghadapi sikap Wang Yibo.

“Sudah berapa usiamu sekarang? Kenapa masih suka ikut tawuran?” walau pertanyaan itu sederhana namun terselip ada emosi didalamnya.

“Itu bukan urusanmu.” Wang Yibo menepis tangan Xiao Zhan yang akan mengoleskan anti septik ke luka yang ada di bibirnya.

“Ya itu memang bukan urusanku, tapi setidaknya kamu bisa menjaga dirimu sendiri agar tidak sampai terluka. Bukan malah menjadi babak belur seperti ini.” kembali Xiao Zhan meraih dagu Wang Yibo dan bersiap mengoleskan anti septik ke sudut bibir pemuda itu.

“Diamlah kalau tidak mau merasakan lebih sakit lagi.” Xiao Zhan memberi peringatan pada Wang Yibo yang akan kembali menepis tangan Xiao Zhan.

Wang Yibo pun menurut dan menurunkan tangannya, matanya melihat kearah lain agar tidak bertatapan dengan Xiao Zhan.

Bulu kuduknya yang halus seketika berdiri ketika Xiao Zhan meniup pelan kearah luka yang baru saja di oleskan anti septik dan juga obat merah, bahkan Wang Yibo memejamkan mata karena adanya sensasi lain dalam dirinya yang entah itu apa.

‘Dia?’ dada Xiao Zhan tiba-tiba berdegup kencang ketika melihat Wang Yibo yang memejamkan mata dengan bibirnya yang sedikit terbuka. Dan seketika itu juga Xiao Zhan langsung menjauhkan dirinya dari wajah Wang Yibo.

“Setelah ini biar Yubin yang mengantarmu pulang. Lain kali berhati-hatilah jangan sampai terluka.” ucap Xiao Zhan sambil mengemasi obat dan memasuki ke dalam kotak P3K.

“Apa?” Xiao Zhan menoleh kearah Wang Yibo ketika pemuda itu menggenggam pergelangan tangannya.

Tanpa banyak bicara Wang Yibo langsung melepas jas Xiao Zhan. “A-apa yang kamu lakukan Yibo? Jangan kurang ajar.” Xiao Zhan berusaha menepis tangan Wang Yibo dengan wajah kesal.

“Diamlah.” ucap Wang Yibo yang kini mendorong Xiao Zhan agar duduk di sofa, lalu ia berdiri menunduk di depan Xiao Zhan mengungkung laki-laki itu.

Xiao Zhan tentu saja tak berdaya, kekuatan pemuda yang ada di depannya jauh lebih kuat di bandingkan dirinya. Wajah paniknya terlihat jelas ketika dengan paksa Wang Yibo melepaskan jas miliknya dan melemparnya asal di atas lantai.

“Stop, Yibo, stop. Seharusnya kamu bersikap lebih sopan sama yang lebih tua darimu, jangan kurang ajar.” lagi-lagi Xiao Zhan kesal saat Wang Yibo dengan kasar membuka kancing kemeja yang ia kenakan. Padahal wajah Wang Yibo sudah babak belur, tapi tenaga pemuda itu masih kuat seolah tidak terluka.

Bukannya berhenti, Wang Yibo masih saja melakukan apa yang ia inginkan. Satu persatu kemeja Xiao Zhan terbuka dan mulai memperlihatkan kulit putih serta dada bidang laki-laki itu.

Wajah Xiao Zhan bersemu merah antara marah dan juga malu, tatapan tajamnya menatap tepat ke manik mata Wang Yibo. Bagi Xiao Zhan melawan sepertinya akan percuma saja mengingat betapa kuatnya tenaga pemuda yang ada di depannya.

Setelah kancing kemeja terbuka sempurna, Wang Yibo melepaskan sebelah lengan baju Xiao Zhan. Ia lalu langsung menarik lengan laki-laki itu sedikit kasar sehingga Xiao Zhan meringis menahan rasa sakit.

“Apakah begini caramu merawat luka?” Wang Yibo menatap luka yang masih basah di tangan Xiao Zhan.

“Hah?” tentu saja Xiao Zhan terkejut, dia sudah berpikir buruk dan juga merasa takut jika Wang Yibo melakukan sesuatu padanya, namun ternyata pemuda itu hanya memastikan luka yang ada ditangannya.

“Diamlah.” lagi-lagi Wang Yibo memberi peringatan pada Xiao Zhan agar tidak melawan.

Wang Yibo membuka plester yang ada di luka Xiao Zhan, lalu ia mulai membersihkan kembali luka tersebut dan dengan telaten mengobatinya.

‘Kadang dia seperti pemuda yang pada umumnya, tapi kadang juga kenakalannya membuatku pusing 7 keliling.’

‘Haruskah aku menyesali keputusanku menikah dengannya?’ batin Xiao Zhan dengan matanya melihat wajah Wang Yibo yang terlihat serius membalut lukanya.

See you next chapter ...

My Love Is Locked For You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang