Bab 7

566 65 9
                                    

“Hey Yibo, apa yang sedang kamu pikirkan? Sejak tadi aku perhatikan kamu melamun terus.” ucap Jili.

Wang Yibo menatap Jili yang duduk tidak jauh di depannya.

“... Eum, Jili?” Wang Yibo tampaknya ragu-ragu ketika akan bertanya sesuatu pada Jili.

“Apa? Apakah ada masalah?” seolah mengerti Jili pun mendekat dan bertanya.

“Apa kamu masih ingat dengan Sean?” tanya Wang Yibo tanpa memakai embel-embel ‘gege’ di balik nama Sean.

“Iya, tentu saja ingat. Bahkan sampai sekarang aku masih menunggu kabar kapan dia bisa bertanding dengan kita.” jawab Jili antusias.

“Bisakah kamu menghubunginya?” tanya Wang Yibo.

Jili mengerutkan keningnya, tidak biasanya Wang Yibo berinisiatif duluan untuk menghubungi seseorang.

“Menghubungi Sean gege?” ulang Jili bertanya pada Wang Yibo.

“Eum.” Wang Yibo menjawab sambil mengangguk.

“Aku tidak punya nomornya ... Tapi aku bisa menghubungi Xue Yang gege untuk bertanya.” ucap Jili yang kemudian mengambil ponsel dari dalam sakunya.

Jili berpikir mungkin Wang Yibo sudah tidak sabar untuk bertanding dengan Sean, apalagi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kalau orang itu ingin datang ke sirkuit setelah pertandingannya dengan Xue Yang dua bulan lalu.

Wang Yibo melihat apa yang di lakukan Jili, karena sebenarnya dia juga penasaran akan satu hal. Kenapa kerap kali orang itu selalu datang di saat yang tepat ketika Wang Yibo sedang mengalami masalah, tapi orang itu juga tidak pernah mengatakan apapun? Bahkan pergi begitu saja setelah Wang Yibo sudah aman.

Ya benar, sudah beberapa kali orang yang bernama Sean (menurut Wang Yibo) telah menolongnya dari situasi yang berbahaya. Beberapa kali Wang Yibo di serang dari anggota geng motor lain saat sedang sendirian di jalanan, karena kalah jumlah Wang Yibo sering terdesak dan mengalami luka-luka.

Dalam kondisi seperti itu tiba-tiba saja motor yang Wang Yibo ketahui itu adalah milik Sean selalu datang tepat waktu dan menolongnya. Setelah musuh pergi, orang itu pun pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun pada Wang Yibo. Hanya menatapnya dengan tatapan tak terbaca.

Wang Yibo ingat betul tatapan mata itu yang masih sama dengan tatapan mata Sean ketika bertemu di sirkuit.

“Yibo, kata Xue Yang Gege, Sean Gege masih sibuk jadi belum bisa datang ke sirkuit.” tiba-tiba ucapan Jili membuyarkan lamunannya.

Wang Yibo terdiam sejenak sebelum pada akhirnya mengatakan, “Berikan nomornya padaku.”

Lagi-lagi Jili sedikit bingung dengan Wang Yibo, walaupun begitu Jili tetap memberikan ponselnya pada Wang Yibo agar Wang Yibo bisa menyalin nomor Xue Yang.

“Apakah sepenasaran itu kamu ingin bertanding dengan Sean gege?” tanya Jili dengan alis sedikit berkerut.

“Eum.” jawab Wang Yibo sambil tangannya mengetik sesuatu di atas layar ponselnya.

Jili hanya mengangguk saja, karena pada dasarnya ia juga sangat ingin bertanding dengan Sean.

“Ayo ke kelas.” ucap Wang Yibo setelah mengetik dan mengirim pesan pada Xue Yang.

“Ayo.” jawab Jili.

Tidak ada pembicaraan lebih lanjut ketika keduanya berjalan menuju ke ruang kelasnya, karena memang siang ini mereka ada kelas.

‘Aku akan bertanya padanya, kalau perlu aku akan meminta bertemu dengan Sean.’

‘Aku sangat penasaran seperti apa dia? Kenapa dia tidak pernah mengatakan sepatah katapun setelah membantuku.’

My Love Is Locked For You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang