💫 BAB 17 - VIOLA'S ANGER

41 19 0
                                    

FOLLOW DULU, YUK. BIAR CERITANYA BISA DI BUKA + DAPAT NOTIF UPDATE.
Eka_Mayri

.
.

IG : @hai.ekaaaa & @eka.mayri
Tiktok : @hai.ekaaaa

.
.


Viola menumpahkan segala kesedihannya di depan pusara Lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Viola menumpahkan segala kesedihannya di depan pusara Lisa. Isak tangisnya terdengar bersahutan kencang dengan guyuran hujan kali ini. Tangan Viola tak lepas mengelus pusara mendiang kakak sepupunya itu. Suara gadis itu terdengar lirih ketika menggumamkan kata maaf kepada mendiang sepupunya.

“Kak Lisa, maafin aku ... aku jatuh cinta sama orang yang udah bikin kakak pergi ninggalin aku.” Suara gadis itu kian terdengar bergetar. Menahan dingin dan perih di dalam hatinya.

“Maafin aku, kak ... maafin aku,” lirih Viola. Tubuh gadis itu sudah basah kuyup. Entah sudah berapa lama ia berada di sana.

“Viola!” Pekik Lucy seraya berlari mendekati Viola dengan payung yang melindungi tubuhnya dari guyuran hujan.

Lucy terbelalak kaget melihat kondisi Viola yang sudah seperti kucing kecemplung di empang.

“Ya ampun, Vio. Kamu basah kuyup gini. Muka kamu udah pucet banget.”

Lucy langsung memayungi Viola. Ia khawatir, melihat kondisi keponakannya itu. Namun, tetap saja tidak ada respon dari Viola. Gadis itu masih tetap di posisi yang sama, hanya saja tubuhnya sekarang sudah mulai melemah, menahan dinginnya air hujan yang mengguyur tubuhnya.

“Ayo, kita pulang, Vio!” Ajak Lucy seraya mengangkat kedua bahu Viola.

Viola menggeleng lemah. “Vio masih mau di sini. Mau sama kak Lisa,” ucap Viola dengan tatapan kosongnya.

“Kamu udah kedinginan banget, Vio. Nanti kamu sakit. Ayo, pulang!” Lucy meraih pergelangan tangan Viola. Kali ini, ia harus memaksa keponakannya itu pulang.

“Viola!”

Viola tiba-tiba ambruk dalam dekapan Lucy. Bahkan kulit  gadis itu terasa seperti es batu, dan bibirnya yang juga nampak membiru.

📸

Viola mengerjap-ngerjapkan matanya pelan, merasakan cahaya yang menerobos mengenai wajahnya. Gadis itu  mengernyitkan keningnya, kepalanya terasa sedikit pusing.

“Kamu udah bangun?” ucap Venus seraya membawa semangkuk bubur di tangannya.

Viola terbelalak kaget. Matanya bergerak lincah mengitari seluruh penjuru ruangan itu. Kenapa bisa ia berada di apartemen Venus? Padahal, kemarin sore ia tidak merasa pulang ke apartemen laki-laki itu. Hanya saja, ia bertemu Lucy di depan pusara Lisa. Ah, pasti ini kerjaannya tante, batin Viola.

The Difference Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang