Arlian Ebrahim merupakan putra kedua dari Jusuf Manggala yang saat ini menjabat sebagai ketua umum Persaya. Masnya, Barir Ilyasa, memilih jalur karir yang sama dengan sang papa untuk menekuni dunia politik lebih dalam lagi sejak bangku kuliah. Maka bukan sesuatu yang mengejutkan ketika Barir mencalonkan diri sebagai anggota legislatif di usianya yang baru menginjak 22 tahun dan berstatus belum wisuda di tahun itu.
Berbeda dengan si sulung yang senang dan menggemari profesinya sebagai politisi muda, Arlian justru lebih memilih untuk menekuni ilmu bisnis dan manajemen di bangku kuliah. Terlahir sebagai putra dari Jusuf Manggala membuat Arlian bisa menikmati semua fasilitas tanpa bersusah payah. Ketika rayuan papa untuk menjadikannya kader partai tak berhasil, Arlian ditawarkan jabatan di perusahaan properti keluarga Manggala. Dia tak harus terjun ke politik, dengan syarat membantu mendongrak karir Barir dari belakang layar.
Di awal karir Barir sebagai anggota dewan, Arlian bertugas menjadi asisten masnya itu bermodal kedisiplinan dan juga keahliannya memanajemen waktu. Sesuai syarat mutlak dari Jusuf Manggala, Arlian menghantarkan Barir ke puncak karirnya dari belakang layar tanpa orang pernah tahu bahwa ... ada sosok Arlian Ebrahim di belakang itu semua. Akan tetapi, Arlian tak pernah menunjukkan bahwa dia tertarik dengan dunia politik. Setiap kali papa dan masnya membicarakan persoalan partai dan seisinya, dia hanya berperan sebagai pendengar.
"Jadi, Kresna Wiraguna ... memilih mundur dari pencalonan? Koalisi dibubarkan?"
Bahkan di minggu pagi yang tenang, di waktu yang harusnya digunakan untuk sarapan tanpa perbincangan berat, kini digunakan oleh papa dan masnya untuk membahas soal isu politik yang sedang panas-panasnya. Ah, bukan panas-panasnya, lebih tepatnya sudah meledak.
Tanpa kata, Arlian menarik kursinya dan duduk di antara Nadhra dan juga Viona yang tengah sibuk dengan buah-buahan di atas meja.
"Itu berita besar. Kresna tampaknya ingin menjaga jarak dari skandal tersebut. Dia mungkin sadar kalau tetap berada di posisi itu bisa merusak reputasinya."
Arlian mengambil roti sandwich miliknya, kemudian menuangkan teh ke gelasnya sendiri, dan mulai sarapan dalam diam. Pembahasan politik selalu tak menarik minatnya untuk ikut bersuara. Dia suka politik, hanya saja tidak tertarik untuk menyelam lebih dalam. Rasanya sudah cukup menjadi asisten Barir selama dua tahun untuk tahu bahwa politisi bukan profesi impiannya.
Di sisi lain, Senandia Aufara yang merupakan istri dari Jusuf Manggala sekaligus mamanya yang baru saja tiba di ruang makan, tiba-tiba saja ikut bergabung dalam topik pembahasan. Ini akan lama. Arlian yakin.
"Suta Darma? Maksud Papa, ahli strategi politik itu?" tanya Senandia sembari duduk di kursinya yang berada di sebelah Barir, putra sulungnya. Tangannya dengan cekatan mengambilkan nasi untuk sang suami. "kalau benar begitu, ini akan mengubah peta politik secara drastis. Suta Darma punya rekam jejak yang sangat kuat. Dia dikenal sebagai arsitek kemenangan beberapa pemilu besar sebelumnya," tambahnya lagi usai meletakkan piring yang sudah terisi di depan suaminya.
"Tepat sekali. Kresna dan Suta bisa menjadi pasangan yang sangat kuat. Kresna punya popularitas dan integritas, sementara Suta punya keahlian dalam merancang strategi kampanye yang brilian. Kalau mereka jadi maju, ini bisa menjadi ancaman besar bagi koalisi kita."
Sedikitnya Arlian paham mengenai pembicaraan di meja makan kali ini. Kresna Wiraguna merupakan calon wakil presiden dari koalisi Indonesia Bangkit. Ketua umum Partai Nasionalis tersebut maju mendampingi Jitendra Wirawan yang pernah menjabat sebagai Mantan Pekerjaan Umum selama dua periode di koalisi sebelumnya. Namun, penangkapan atas Jitendra Wirawan di kediamannya minggu lalu atas skandal korupsi besar selama dia menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum sangat mengejutkan publik. Terhitung sejak kasus tersebut berjalan, pemburu berita dan politisi partai masih mencari tahu mengenai langkah selanjutnya yang akan diambil oleh Kresna selaku calon wakil presiden. Isu-isu mengenai Kresna yang akan tetap melanjutkan koalisinya dengan naik menjadi calon RI 1 dan menggandeng Suta Darma atau memilih membubarkan koalisi dengan bergabung dengan koalisi lain terus bermunculan. Belum ada informasi valid mengenai hal tersebut sampai hari ini dan Arlian tidak berusaha untuk mencari tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Lupa Pulang
FanfictionSelama 8 tahun, London tidak membantu Liliana untuk melupakan semuanya. Bukan karena tidak bisa, melainkan karena tidak diizinkan.