12

251 37 12
                                    

"Nin, lo percaya ga kalo mimpi bisa jadi kenyataan?" tanya Sakya sambil mengeringkan rambut Anindya yang basah karena kehujanan.

"Nin, lo percaya ga kalo mimpi bisa jadi kenyataan?" tanya Sakya sambil mengeringkan rambut Anindya yang basah karena kehujanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Enggak?"

"Tapi ini kejadian di keluarga gue," Sakya terus mengambil helai demi helai dengan perlahan. "Sepupu gue sendiri yang ngalamin."

"Yang bener? mimpi apapun bakal terwujud?"

"Iya, tapi kalo pengen mimpi itu terjadi, dia tuh harus ketemu sama jodohnya dulu."

Anindya berbalik. "Keren, jadi dia udah ketemu jodohnya dong?"

Sakya mengangguk.

"Terus gimana sekarang?"

"Mata lo berbinar banget, cantik," puji Sakya sambil terus menatap Anindya.

"Ih, lanjutin ceritanya."

Sakya mencabut kabel hair dryer lalu menyimpannya, ia lantas menendang pelan Anindya agar bergeser supaya dirinya bisa rebahan. "Cape ah,"

Anindya menggerutu lalu ikut merebahkan diri. "Sempit."

"Ya elo ngapain ikut rebahan, pulang sana."

"Gamau, di rumah sendirian."

"Nenek kemana?"

"Lagi ke Kota."

Sakya mengangguk-angguk. "Hujannya deras banget, sambil makan spaghetti enak nih. Mau gak?"

"Mau," jawab Anindya. "Nanti kalo udah jadi panggil gue ya,"

Sakya berdiri lalu berkacak pinggang. "Jadi maksudnya gue bikin sendirian?"

"Iya!" Anindya menarik selimut. "Gue kedinginan."

"Baiklah, selamat beristirahat wahai ratu pemalas."

"Semangat ya wahai manusia." Timpal Anindya.

Sakya pun bergegas keluar kamar dengan cepat. "Tadi itu bahaya banget."

****

Selesai makan sambil nonton, kini tugasnya Anindya yang mencuci piring. Sakya sudah merebahkan dirinya di kursi sambil ketawa-ketawa.

"Nonton apaan sih?" tanya Anindya karena tawa Sakya tak berhenti.

"Ini orang-orang yang lagi lomba."

"Owww,"

"Kampung kita kapan sih ngadainnya? Kok orang-orang belum tanggal tujuh belas udah pada mulai ya,"

"Gatau, nanti deh coba tanyain Pak RT."

"Lo agustus tahun kemaren belum di sini ya?"

"Iya belum, gue pindah november." Anindya selesai mencuci lalu menghampiri Sakya. "Anter gue pulang yuk?"

"Mau pulang sekarang? Ujannya masih deres banget, tadi nenek nelpon juga kan, katanya mau nginep di sana." Jelas Sakya.

"Terus gue harus gimana?"

Sakya duduk. "Diem dulu di sini, nanti udah reda gue anterin ya."

"Iya deh," jawab Anindya sambil mengangguk.

"Besok main yuk?"

"Kemana?"

"Ke Sekolah yang depan Gereja,"

"Boleh," jawab Anindya.

Sakya tiba-tiba saja menyelipkan rambut Anindya ke belakang telinga, membuat perempuan itu terkejut.

"Kenapa deh?"

"Nin gue mau jujur," Sakya menarik Anindya yang duduk dibawah agar pindah ke kursi, ia lalu membenarkan posisi duduknya.

Jantung Anindya berdetak kencang, melihat wajah serius Sakya ia jadi dag dig dug. "Apa?"

"Lo ngerasain hal sama kayak gue gak?" tanya Sakya sambil memegang dadanya.

"Ngerasain apa?" tanya Anindya bingung.

"Deg degan." Sakya menarik tangan Anindya supaya Anindya juga merasakan detak jantungnya. "Gue tau pertemuan kita ini baru sebentar, tapi gue nyaman sama lo, gue melalui kehidupan baru yang bener-bener baru gue rasain sekarang."

Anindya mengangguk pelan.

"Gue banyak nyusahin lo, tapi gue jadi tau kalo ternyata di dunia yang sibuk ini masih ada perempuan baik hati yang mau membantu gue tanpa pamrih, walau ada ngambek-ngambeknya sih." Sakya tertawa melihat ekspresi Anindya yang berubah masam. "Tuh kan, mukanya lucu banget." Sakya mengusap pelan pipi Anindya.

"Huh," sungut Anindya pura-pura kesal, padahal dalam hatinya udah dar der dor gak jelas. INI SEBENARNYA MAU KEMANA ARAHNYA? APAKAH ARAHNYA KESANA? EH TAPI, KESANA TUH KEMANA?!

"Nin, gue udah nyimpen lo di sini." Lagi, Sakya menarik tangan Anindya ke dadanya. "Sekarang, gue bener-bener lagi jatuh cinta. Gue cinta lo, Anindya."

DOR!

Anindya menatap Sakya, pikirannya sudah gak karuan, tubuhnya pun sudah mengeluarkan hawa panas. Tiba-tiba banget ni orang confess, kesambet ujan kah?😭😭😭

Anindya dengan segala isi hatinya yang ramai.

Ini aku harus jawab sekarang atau harus jawab beri aku waktu? tapi aku juga demen sih ama ni orang.

NENEKKKKKK! tolong aniinnnn😭

****

Cerita sepupu Sakya itu di cerita 'BINAR' kalian bisa cari di akun aku yaaa, dan aku juga mau minta maaf karena menghilang begitu saja😭🙏🏻 ternyata semester akhir itu benar-benar menguras tenaga dan pikiran🥲 tapi akan aku usahakan sekarang untuk upload setidaknya satu kali seminggu🙇🏻‍♀️

Semangat semuanyaa! jangan lupa jaga kesehatan dan minum air putih yang banyak yaaa!🤍🍀

#kimjiwon #kimsoohyun #soowon #nabastala

NABASTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang