16: Bahkan Itu Tidak Harus Aku

251 25 0
                                    

Akhirnya tibalah sesi berdansa. Para pria mulai menawari para wanita nya untuk berdansa bersama mereka. Sebenarnya setahu Aleena, para pria maupun wanita boleh berdansa dengan siapapun yang mereka inginkan untuk dansa pertama, sekaligus dansa pembuka acara. Mereka tidak wajib berdansa dengan pasangan yang mereka bawa. Karena itu para pria dan wanita saling menghampiri, seketika ballariung menjadi lebih ramai lagi.
Aleena tersenyum lebar. Dia tidak butuh pria lain sebagai pasangan dansa nya. Jadi dia menghampiri ayahnya dengan langkah mantap dan percaya diri.

"Ayah."

"Ah Leena. Sudah menemukan pasangan dansa mu? Apakah itu Duke Leinster?"

Aleena menggeleng. Dia membungkuk di hadapan ayahnya dan mengulurkan tangan kanannya, "maukah anda, pria paling tampan di Kekaisaran ini berdansa dengan saya?"

Pekikan gemas terdengar dari beberapa wanita bangsawan dewasa yang ada di sana. Bahkan para pria dewasa juga menatap Aleena gemas. "Hahaha putri mu benar-benar berbeda dari gadis lain, Marquis. Aku jadi semakin iri."

"Putri ku mana mungkin mau mengajak ayahnya yang tua ini untuk berdansa." Sahut yang lain.

Tentu saja tawaran Aleena di sambut baik oleh Marquis. Dia menyanbut uluran tangan anak perempuannya itu dengan lembut dan tersenyum sama lembutnya dengan mentari sore, "baiklah, saya terima tawaran dansa dari malaikat kecil saya yang cantik."

Hati Aleena menghangat. Kedua nya berjalan bergandengan menuju area dansa, bergabung bersama pasangan lain yang sudah berdansa lebih dulu. Masa bodoh dengan pasangan dansa. Dia tidak butuh ajakan dansa dari siapun dan dia tidak akan kecewa seperti Aleena Winter karena tidak di ajak berdansa oleh pria manapun. Dia tidak butuh. Selama dia punya ayahnya, dia tidak butuh lelaki lain.

Aleena dan Marquis Winter menari dengan serasi mengikuti lantunan irama. Aleena yang merupakan orang modern, jelas belum mempelajari caranya berdansa. Namun tubuhnya seakan bisa bergerak sendiri ketika lagu mulai di putar, seakan tubuhnya memiliki memori tersendiri. Hingga akhirnya sesi dansa pertama selesai dengan lancar.

Regina berdansa dengan Cedric. Regina dan Cedric juga sama-sama tidak punya pasangan dansa. Cedric menolak untuk bertunangan, alasannya karena masih ingin sendiri dulu dan fokus pada pekerjaan nya. Hal yang sama juga menjadi alasan dari Regina. Hanya Aleena di keluarga itu yang sudah bertunangan.

Tiba-tiba saja Aleena kepikiran untuk membatalkan pertunangannya, agar orang-orang bisa melihat keluarga Winter adalah independen yang tidak butuh pasangan.

Ada-ada saja memang pemikiran absurd dari gadis itu.

"Bagaimana nona cantik? Gerakan saya tidak menyulitkan anda bukan?" Marquis Winter bertanya dengan candaan.

"Hoo! Meskipun anda sudah berumur, tapi dansa anda benar-benar luar biasa! Saya seperti berdansa dengan pria muda yang gagah!"

Di lanjutkan dengan kedua ayah dan anak itu yang sama-sama tertawa.

Aleena mendengar bisikan ribut dari orang-orang di sekitar. Dan ketika dia ikut memfokuskan pandangan pada arah mereka menatap, dia bisa melihat pasangan Alecto dan Vafella yang juga tengah berdansa.

Jelas saja mereka menjadi pusat perhatian. Gaun Vafella sama mewahnya dengan deskripsi di novel.

Banyak gadis bangsawan yang menatap penuh kebencian, karena rakyat jelata berani-berani nya berpakaian lebih mewah dari milik mereka.

Aleena menaikkan sebelah alisnya, menonton tarian dansa mereka berdua. Vafella terlihat kaku dan bahkan banyak melakukan kesalahan. Bahkan di beberapa kesempatan dia tidak sengaja menginjak kaki Alecto. Tapi pemuda itu masih menghadapi nya dengan sabar dan tidak mengatakan apapun.

Destroying The PlotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang