"Jadi kau mengatakan kalau kau tidak menyukai duke muda itu lagi dan berharap pertunangan kalian di batalkan?" Putri kedua sekaligus anak perempuan pertama keluarga Winter menatapnya dengan sebelah alis yang di angkat, nampak tidak percaya.
"Kau percaya dia kak? Satu minggu lagi juga dia akan menyerah dan kembali jadi gila." Bungsu keluarga Winter ikut berujar.
Aleena menatap kedua orang itu dengan senyuman sabar. Yah, mengingat sifat asli nya di novel, apa yang di tuduhkan mereka itu benar.
"Kali ini aku bersungguh-sungguh kak Gina, Calix. Aku sudah muak melihat wajahnya itu. Kata orang-orang dia tampan, tapi di mataku sekarang dia sangat jelek seperti troll."
"Pfftt." Cedric menutup mulutnya agar tidak kelepasan tertawa mendengar ucapan itu keluar dari mulut adiknya.
"Ku tebak, kau habis kerasukan arwah di sekitar kuil dua hari yang lalu." Si bungsu masih tampak meragukannya.
"Aku serius kakak dan adikku tersayang. Ayah, apa aku terlihat berbohong?"
Kepala keluarga Winter menggeleng dengan senyum menenangkan nya yang meskipun sudah keriput, masih tampak tampan dan hangat. "Kali ini Aleena jujur. Sikapnya selama dua hari ini juga tidak sebrutal dulu, jadi ayah pikir dia serius kali ini."
Regina dan Calixer saling berpandangan. Mereka gampak seperti berkomunikasi melalui telepati dan menghela nafas bersamaan setelahnya.
"Lalu apalagi? Setelah berhenti mengejarnya apalagi yang kau lakukan?" Regina bertanya lagi.
"Aku membuat hubungan baik dengan adik nya."
"Si Casseland itu?" Kali ini Calixer yang bertanya.
Aleena mengiyakan.
"Anak itu selalu kau siksa setiap datang kesana, apa dia tidak membencimu?"
"Tidak, itu juga yang membuatku aneh. Seharusnya dia membenci ku, tapi ternyata dia tidak. Jadi kami berteman sekarang."
Setiap anggota keluarga Winter terdiam dan memandang nya dengan wajah syok, hingga membuat Aleena salah tingkah karena di tatap demikian rupa. "Mata kalian akan keluar kalau melotot seperti itu."
Cedric berdeham pelan dan kembali ke postur nya yang semula, tegak dan berwibawa. "Kau sendiri yang mengatakan padaku tidak sudi untuk sekedar menatap wajah anak berdarah campuran rendahan seperti dia."
Duh, benar juga.
"Itu dulu. Sekarang aku sudah mendapatkan anugerah dari dewa untuk bertaubat. Aku akan mencoba berubah dan tidak memandang rakyat jelata sebagai makhluk hina lagi. Aku akan mencoba untuk memperlakukan mereka setara!" Aleena mengepalkan tangannya dengan wajah menggebu-gebu.
Tuan Winter dan Cedric memberinya tatapan yang seakan mengatakan, "wah benarkah? Aku tidak menyangka."
Regina sendiri terlihat tidak peduli oleh ucapannya, lebih terlihat malas meladeni ucapannya. Dan si bungsu lah yang memasang wajah paling syok di antara yang lain, "ayah! Bawa dia ke saintess sekarang! Sepertinya dia benar-benar kerasukan!"
Aleena menahan-nahan diri untuk tidak berteriak dan mengacak-acak meja makan sekarang. Apakah semustahil itu dia berubah menjadi baik di mata orang-orang? Apakah seseorang tidak boleh bertaubat???
"Jangan membuat kesal kakak mu lagi." Tuan Winter berdeham. Calixer menjulurkan lidah ke arah nya dan kembali makan dengan tenang.
Setelah hening beberapa saat, tuan Winter kembali membuka topik pembicaraan. "Cedric, bagaimana perkembangan guild mu?"
Cedric megusap sudut bibirnya mnggunakan sapu tangan dan akhirnya bicara dengan serius, "untuk beberapa waktu ini perkembangan guild bagus. Kami sudah memantau beberapa lokasi yang rawan kemunculan gate. Beberapa tempatnya di bagian barat Kekaisaran, sekitar wilayah Alstom. Guild kami akan mengambil alih wilayah Alstom untuk sementara dan membersihkannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destroying The Plot
FantasyAleena itu menyukai novel fantasy atau action, tapi dia justru bertransmigrasi ke novel roman historical! Dia menjadi karakter tidak penting, simpelnya karakter pelengkap cerita. Aleena menjadi tunangan dari seorang duke yang merupakan protagonis p...