Dulu ketika kakek masih hidup, beliau rajin mengajarkan Aleena melakukan olahraga anggar. Kakek adalah salah satu atlet profesional yang pernah memenangkan banyak sekali medali emas di tingkat kejuaraan internasional. Oleh karena itu, Aleena adalah anak yang beruntung karena bisa belajar langsung dari mantan atlit yang hebat dan bergengsi.
Aleena mencintai anggar, oleh karena itu dia mencoba untuk menjadi seperti kakeknya, dia ingin meraih kejuaraan di tingkat internasional dan membuat keluarganya bangga.
Sejak kecil Aleena benar-benar tidak pernah lepas dari pedang miliknya. Aleena bermain dengan sabre, karena menurutnya dia lebih cocok dalam hal itu. Kebetulan kakeknya juga menggunakan sabre, sama dengannya.
Setiap hari Aleena akan mengayunkan sabre nya, dan merawat pedang itu dengan sepenuh hati. Bahkan tak jarang orang tuanya melihatnya tidur sambil memeluk pedang tajam itu.
Lama kelamaan hal itu menjadi kebiasaan dan sebuah hobi yang tak terelakkan. Menjadi satu dengan sabre nya.
Ketika dia cukup umur, kakeknya akhirnya memasukkan nya ke kursus anggar. Aleena menjadi salah satu murid berbakat di sana. Lama kelamaan Aleena tumbuh menjadi gadis remaja, dan banyak memiliki medali emas dari berbagai perlombaan. Bahkan ketika di pemakaman kakeknya, Aleena menghadiahkan satu lagi medali emas untuk di kalung kan di atas batu nisan.
Kakeknya, gurunya.
Tanpa kakek, mungkin Aleena tidak akan menemukan bakat terpendam dalam dirinya.
Ketika liburan sekolah, kursus juga di liburkan. Aleena berguling-guling malas di atas kasurnya sambil membaca sebuah web novel yang sedang populer belakangan ini.
"My Honey" Adalah judul dari novel roman historical itu. Biasanya genre roman adalah salah satu genre yang di hindari Aleena, tapi karena paksaan dari sahabatnya mau tidak mau Aleena memutuskan untuk membaca novel itu.
"Penulis nya... Ochazuke. Hmm, nama penanya antimainstream ya." Gumam Aleena meneliti cover novel.
Akhirnya gadis itu memutuskan untuk melanjutkan membaca novel yang cukup tebal itu. Targetnya adalah sampai besok sore. Dengan cemilan dan soda yang menang sudah dia persiapkan, dengan semangat membuka halaman pertama.
Sepanjang yang Aleena baca, dia sampai pada satu kesimpulan. Alurnya klise.
Seperti kebanyakan novel romance historical, tokoh utama pria adalah seseorang yang sempurna dan punya pengaruh kuat bagi sekitarnya. Dia seorang Duke yang di segani sekaligus ditakuti. Keluarga Leinster adalah keluarga yang berjasa bagi Kekaisaran dalam perang besar antar Kekaisaran lima puluh tahun yang lalu. Karena itu keluarga Leinster mendapatkan gelar kehormatan dan sangat di segani.
Alecto Leinster adalah nama dari tokoh utama pria dalam novel. Dia memiliki watak yang tegas, keras dan juga dingin. Dia tidak pandai bersosialisasi dan ucapannya tajam serta menusuk lawan bicara. Selain di segani, Alecto juga di hindari.
Namun karena wajahnya yang tampan, banyak lady bangsawan yang mengantri untuk menikah dengannya. Di dalam novel tergambar jelas perasaan risih Alecto terhadap perempuan-perempuan yang berkumpul di sekitarnya.
Salah satunya adalah lady Aleena Winter.
Aleena sedikit kaget ketika membaca bagian itu. Biar bagaimanapun juga, dia memiliki nama yang sama dengan tokoh Aleena.
"Wih, kalau aja Rosy merekomendasikan ni novel lebih awal, mungkin udah aku tamatin dari kapan hari." Aleena semakin semangat membaca karena tertera namanya di sana.
Berkat pemaksaan terus menerus dari Aleena, Alecto pun akhirnya di tunangkan dengan gadis yang tidak dia sukai itu. Alecto semakin membenci takdir nya, terkhusus tunangan nya dan ayahnya yang telah menjodohkan dirinya tanpa memikirkan perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destroying The Plot
FantasyAleena itu menyukai novel fantasy atau action, tapi dia justru bertransmigrasi ke novel roman historical! Dia menjadi karakter tidak penting, simpelnya karakter pelengkap cerita. Aleena menjadi tunangan dari seorang duke yang merupakan protagonis p...