Ada banyak yang berubah sejak hari itu. Itokan yang terasa lebih dingin daripada biasanya, pun dengan senyum Naomi yang tampak palsu. Wajar saja, siapa yang tidak sedih jika mengetahui satu-satunya keluarga yang kau miliki harus meninggalkanmu?
Koyuki ingat rasanya. Namun yang berbeda, Naomi memilih untuk melanjutkan kehidupannya seperti sedia kala, seolah kejadian yang kemarin adalah angin lalu. Padahal nyatanya, Koyuki selalu melihat gadis itu pulang malam dengan mata sembab. Saat dirinya iseng untuk mengikuti-- memastikan bahwa Naomi baik-baik saja, Koyuki malah melihat Naomi yang menangis dari senja hingga petang di depan makam Tatsuya.
Kadang Koyuki berpikir, apakah gadis itu tidak lelah berpura-pura baik-baik saja di depan semua orang?
Koyuki tidak habis pikir, tapi ia paham alasan Naomi melakukan itu. Dia hanya tidak ingin terlihat lemah di hadapan siapapun. Dan ya, Naomi berhasil bangkit lima bulan setelahnya. Gadis itu sudah bisa tertawa, walaupun tidak selepas dulu. Ada Yamato juga yang menemaninya dan merangkulnya. Sebenarnya semua orang, hanya saja Yamato yang benar-benar terlihat memberikan seratus persen usahanya untuk membuat Naomi ceria kembali.
Ngomong-ngomong soal Cobra, pemuda itu menjadi sangat dingin sekarang. Sejujurnya Koyuki lebih suka wajahnya yang menjengkelkan ketimbang raut wajahnya yang sekarang seperti papan cucian-- datar. Mungkin ini adalah salah satu bentuk pengalihan rasa sedih yang pemuda itu lakukan.
Bayangkan saja, temanmu ketahuan membunuh dan ditangkap. Salah satu orang yang menjadi panutanmu meninggal dengan naas, satunya koma dan satunya menghilang. Bagaimana bisa kalian biasa saja ketika menghadapi situasi itu?
Emm, kecuali Koyuki. Gadis ini tampak biasa saja. Dirinya hanya menangis saat hari pemakaman dan ketika ia menjenguk Tsukumo. Dominansi perasaan yang ia rasakan sebenarnya adalah rasa marah. Koyuki terbiasa menjadi pendendam, dan dengan apa yang dialami oleh orang yang ia mulai sayangi sekarang, gadis itu merasa amarahnya ada di puncak tertinggi. Namun ia masih menahannya, tidak mau membuat repot orang lain dengan tindakan implusif.
Nah, masalah lainnya adalah terjadi kekacauan besar. Yah, kalau dikatakan kekacauan sebenarnya tidak terlalu. Hanya perebutan wilayah, bukan kebakaran massal atau bom bunuh diri.
Setelah meninggalnya Tatsuya, Kohaku membubarkan Mugen, membuat orang berlomba-lomba untuk menaklukan masing-masing wilayah di kota Chiku.
Lalu tebak apa yang terjadi?
Lima geng besar terbentuk dalam lima bulan ini, menguasai masing-masing distrik dengan ciri khas masing-masing. Kekuatan mereka semua masih menjadi misteri. Bagusnya, kelima geng itu telah sepakat membuat suatu perjanjian tidak tertulis, tidak ada yang akan mengusik daerah masing-masing.
Jika itu dilanggar, maka perang antar geng akan terjadi.
Mereka menyebutnya SWORD. Sannoh Rengokai, White Rascals, Oyakou, Rudeboys dan Daruma Ikka. Koyuki hanya tahu detail Sannoh, karena pemimpinnya adalah Junpei a.k.a Cobra. Koyuki tidak begitu bisa membaca niatnya, namun gadis itu menyadari tekad di mata Cobra saat memutuskan bertarung dan akhirnya membentuk geng ini.
"YUKI!!!" Koyuki terjengkit kaget, nyaris saja menancapkan pisau pada leher manusia berambut gimbal yang baru saja mengejutkannya. Tetsu alias si pelaku langsung kaku tidak bergerak.
Ia menatap horror pisau yang masih di acungkan Koyuki. "Yuki, tu-turunkan pisaunya ya? Kau tidak ingin membunuhku kan?" Bujuk Tetsu dengan keringat sebiji jagung yang mengalir dari dahinya.
Koyuki menghela napas dan menarik kembali pisaunya, lalu kembali memotong beberapa sayuran, membuat Tetsu dapat bernapas lega karena selamat dari kematian.
![](https://img.wattpad.com/cover/370006867-288-k58791.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Incipient : Another World - High and Low Fanfiction
FanfictionIncipient (adj) | mulai ada atau muncul; pada tahap awal Noir selalu membenci hujan. Disaat hujan ia kehilangan kakak tersayangnya, di bawah hujan pula ia nyaris kehilangan mahkotanya. Dibawah hujan, dia kehilangan rasa kemanusiaannya. Untuk pert...