Sebulan berselang dan Noir atau kita panggil saja Koyuki sekarang sudah diperbolehkan keluar rumah sakit. Kondisinya sudah membaik dan perban di kepalanya sudah di lepas. Saat ini, Koyuki tengah berjalan menuju Itokan Dinner.
Koyuki sempat mendengar bahwa Tatsuya dan yang lain sedang tidak bisa datang karena sedang ada masalah yang harus diurus. Gadis itu tidak masalah tentunya, dia tahu bahwa mereka pasti cukup sibuk setelah repot-repot mengurus dirinya selama lebih dari enam bulan ini.
Dia tidak mau terus menerus menjadi beban.
Tudung Hoodienya diturunkan, membuat rambut hitam pendeknya terlihat. Ah iya, sebenarnya rambut Koyuki itu panjang, nyaris sepunggung dulunya. Namun karena kecelakaan itu, rambut panjangnya terpaksa dipotong sebahu.
Langkah kakinya membawanya masuk menuju Itokan Dinner. Namun belum sempat dia membuka pintu, pintu tersebut malah sudah dibuka kasar oleh Kohaku dari dalam, membuat gadis itu terjengkit pelan saat Kohaku tiba-tiba melewatinya dengan wajah memerah, marah. Gadis itu tentu saja mengerutkan wajah bingung.
Terlebih saat ia masuk ke dalam Itokan, hanya ada Tsukumo dan Tatsuya yang berat muram. Koyuki jadi berasumsi bahwa kedua sahabat itu baru saja berselisih paham---lumayan serius sampai-sampai Kohaku bahkan pergi tanpa berbalik sekalipun.
Gadis itu memilih diam dan berjalan menuju meja yang berhadapan dengan dapur, memutuskan untuk tidak ikut campur daripada membuat semuanya lebih runyam. Meski seumur hidupnya sebagai Noir, dia nyaris tidak pernah memiliki teman. Koyuki jelas tahu bahwa Kohaku perlu waktu, terlepas masalah apa yang melanda mereka berdua.
Ah, berteman memang merepotkan, batin gadis itu ketika ia menoleh ke arah Tatsuya.
"Dia hanya perlu waktu, Tsukumo." Tatsuya berucap demikian, membuat Koyuki diam-diam mengangguk dan secara kebetulan di sadari oleh Tatsuya.
Pria itu tersenyum. Ia lantas menatap Koyuki sekilas sebelum mengeluarkan ucapan yang nyaris membuat Koyuki menyemburkan jus jeruk yang ia minum.
"Aku percayakan Kohaku pada kalian berdua."
Koyuki tentu mengeluarkan reaksi kaget, terlihat dari alisnya yang mengerut dalam dengan raut seolah mengatakan 'apa hubungannya denganku, bukankah kau juga bisa melakukannya'. Dan anehnya, Koyuki langsung merasakan firasat buruk setelah kakak dari Naomi itu tersenyum. Pria itu lantas menghampiri Koyuki sebentar, mengusap pelan pucuk kepalanya sebelum berakhir pergi bersama Tsukumo.
Disitu, Koyuki hanya bisa mematung selama sesaat. Ada kehangatan dibalik usapan di pucuk kepalanya. Ini persis seperti usapan yang Noboru berikan seminggu sebelum pemuda itu ditemukan tertangkap karena membunuh orang.
Koyuki tidak menyalahkannya, tidak sama sekali. Itu karena dia paham-- sangat paham. Dirinya bahwa jauh lebih parah dari itu, nyaris membantai orang-orang yang menjadi pembully kakaknya bersama dengan keluarga mereka yang tidak bersalah. Benar-benar tanpa hati sama sekali.
Mungkin itu alasan kenapa Koyuki diminta mengulangi hidup. Dia mungkin harus banyak berbuat kebaikan, padahal dia sama sekali tidak berbakat untuk itu.
Yah, mau bagaimana lagi.
Kembali pada Tatsuya, Koyuki sebenarnya merasakan sesuatu-- mirip seperti saat Noboru akan pergi. Katakanlah ini insting-- Koyuki sebenarnya tidak yakin, namun selama ia hidup di dua kehidupan, instingnya benar-benar berguna saat misi ataupun ketika ia harus menghindari hal terburuk.
Tetapi Koyuki menyadari, ia sepertinya terlambat melakukan sesuatu. Otaknya menyuruhnya diam, namun hatinya meminta untuk mengejar kedua pria yang sudah pergi beberapa menit lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incipient : Another World - High and Low Fanfiction
Hayran KurguIncipient (adj) | mulai ada atau muncul; pada tahap awal Noir selalu membenci hujan. Disaat hujan ia kehilangan kakak tersayangnya, di bawah hujan pula ia nyaris kehilangan mahkotanya. Dibawah hujan, dia kehilangan rasa kemanusiaannya. Untuk pert...