8.

50 7 0
                                    

Sebelum baca vote dlu ya...

Happy reading





Tevin& Juna

Plak!

Tamparan maut dari Tevin mengarah ke pipi Juna yang tiba-tiba berubah merah, ringisan keluar dari mulutnya.

"Natepnya biasa aja dong, pake hasrat banget," omel Tevin. Lantas mendorong tubuh Juna agar menjauh.

"Jauh-jauh sana." Tevin geser agar lebih menjarak dengan Juna, tatapan nya kembali fokus pada catatan milik pemuda yang lebih muda dari nya itu.

Wajah Juna seketika masam.

"Lo galak banget bang, gue deket-deket juga biar jelas," balas Juna.

Tevin melirik Juna dari ekor mata "alah, boong Lo. Orang boong pantat nya kelap-kelip," sahut Tevin. Juna tertawa kecil mendengar nya.

Tevin mendengar suara tawa Juna melirik sinis, baru kali ini Juna tertawa di depan orang asing. Biasanya ia selalu memasang wajah datarnya dan tak pernah senyum sama sekali.

Namun ... Kini berbeda dengan Tevin.

"Durhaka loh ngetawain orang yang lebih tua nanti dapat karma nya. Mampus."

Juna menghentikan tawanya lantas memandang Tevin seksama.

"Tua kok ngaku sih, gak heran juga Lo suka sensi," Cetus Juna yang langsung dapet pukulan dari Tevin.

"Untung gue sabar yah."

Lantas Tevin memberikan catatan itu pada Juna.

"Noh, kerjain."

Juna yang di suruh sontak mengerenyitkan dahinya, lantas tatapan nya tertuju pada Tevin.

"Bang, gue belum ngerti masa langsung di suruh ngerjain sih," keluh Juna.

"nurut aja sih, salah lo malah melong gak merhatiin gue lagi ngejelasin apa," gerutunya berusaha sabar.

Terdengar decakan dari Juna, kentara sekali tak suka. Bahkan kedua netranya enggan menatap catatannya yang penuh soal itu.

"Ini gue berasa lagi ngajarin anak TK anjir," gumam Tevin.

Lantas maniknya menatap Juna yang masih enggan mengerjakan tugas nya, pemuda itu tengah memainkan ponselnya.

"Anjir, badan doang gede tapi ambekan, malu noh sama badan Lo yang big boy," sindir Tevin membuat Juna mengalihkan perhatiannya dari ponsel.

"Kenapa?" Mengangkat alisnya terkesan angkuh di mata Tevin.

"Yaudah, gue jelasin ulang." Tevin pasrah akhirnya demi pemuda itu mengerti dengan apa yang di sampaikan nya.

Juna mendekat dengan senyuman terpatri jelas, entah kenapa itu mampu membuat pemuda itu lebih senang jika berdekatan dengan Tevin meski resiko nya kena omelan terus dari pemuda lebih tua darinya ini.

Tevin pun mulai menjelaskan pada Juna dengan sabarnya, lagi-lagi Juna salfok pada bibir tipis Tevin. Menggeleng kan kepalanya berusaha fokus demi tidak di marahi oleh Tevin, kedua netranya kembali fokus pada catatan yang tengah Tevin jelaskan.

"Ngerti sekarang? Masa kagak ngerti," tanya Tevin pada Juna. Juna hanya mampu mengangguk sebagai jawaban.

Tevin tersenyum tipis "bagus, noh kerjain. Gue ke belakang dulu." Suruh Tevin lantas beranjak dari duduknya.

Namun Sebuah tangan mencekal lengannya, Tevin menoleh ke belakang terdapat sosok Juna yang tengah mencegahnya.

"Kenapa?"

Hate Or Love? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang