10.

56 11 0
                                    

Seperti biasa, sebelum baca vote dulu yachh 😊 🫵

Happy reading!!





Tevin&Juna

"kenapa liatnya kek gitu?" Tanya Tevin membuat lamunan Juna buyar menatap Tevin linglung.

Tevin menahan tawanya  "Lo kek orang linglung anjir!"

Karena tak sanggup menahan tawanya, tawa Tevin seketika meledak. Juna melihat sikap Tevin itu keheranan, ada apa dengan Tevin? Apa dia gila?

"Hahah anjir!"

Kini tawa Tevin sudah mereda, ada sisa air mata di sudut matanya. Mungkin efek tertawa puas.

"Lo kenapa sih bang, seneng bener," tanya Juna terkekeh kecil.

Raut wajah Tevin seketika berubah drastis "tau ah Jun, Lo ngomong noh sama tembok," ucap Tevin lantas melempar handuk itu pada Juna yang masih terdiam.

Tevin meninggalkan Juna dengan pikiran penuh tanda tanya Juna hanya mampu memandang kepergian Tevin, sebelum senyuman tipis tercipta di bilah bibirnya.

"Si tukang merajuk."

*****

Di ruang yang tampak sunyi, hanya ada suara balpoin yang tengah di mainkan. Suasana yang begitu tak enak, mampu membuat atmosfer di sekitarnya begitu mencengkam.

Di hadapannya ada sosok Reksa yang masih mengamati setiap pergerakan Zeehan dan mampu membuat pemuda itu tak nyaman dengan tatapan tajam yang di miliki oleh Reksa.

"Biasa aja dong matanya, kek mau nerkam aja." Mendengar penuturan Zeehan Reksa membuang wajahnya kearah lain.

Bersamaan dengan itu pintu ruangan terbuka dan mendapatkan sosok Juna serta Tevin yang tengah berada di belakang pemuda itu.

"Masuk."

Juna pun masuk dan Reksa menyuruh pemuda itu duduk di samping Zeehan.

Setelah semua nya aman, Reksa menatap kedua pemuda itu satu persatu dengan tajam. Zeehan yang di tatap seperti itu hanya mampu terdiam. Suasananya sungguh panas entah dari mana terciptanya, dan itu membuat Zeehan kepanasan air keringat bercucuran di pelipisnya.

"Tolong jelaskan, sebelum gue laporin ke pak Dion," ucap Reksa serius.

"Jelaskan apalagi sih pak? Yang tadi gue omongin apa? Kurang jelas kah?" Tanya Zeehan jengah.

"Itu lo bohong," balas Reksa dingin.

Zeehan mendengus kesal mendengar jawaban dari Reksa. Lantas tatapannya teralihkan pada Juna yang sama sekali belum berkutik.

Juna yang merasa di tatap sontak menoleh ke arah Zeehan.

"Jelas kan Jun," ucap Zeehan malas. Zeehan sudah tak mood untuk berargumen dengan orang gila di depannya kini.

Netra Juna lantas menatap manik tajam milik Reksa cukup serius, dan mulai menjelaskan secara rinci kepada Reksa.

Sedangkan Tevin yang masih belum beranjak dari sana mendengar kan dengan seksama perkataan Juna.

*****

Setelah keluar dari ruang OSIS dan masalah sudah selesai dengan hukuman kedua pemuda nakal itu.

Tevin membawa Juna serta Zeehan, kedua tangannya menjewer telinga mereka kencang membuat telinga nya memerah akibat ulah Tevin.

"Aww! Udah dong Vin! Sadis bener lo!"

Hate Or Love? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang