4.

63 7 1
                                    

Happy reading!!
Semoga masih nge-feel bacanya ya!






Tevin&Juna

Seorang pemuda kini duduk terdiam di ruang kepala sekolah, melirik Nirmala yang masih sibuk berbicara cukup serius dengan sang kepala sekolah.

Paksaan dari ibu serta ayahnya membuat dirinya tertekan, kedua maniknya mengendar ke seluruh penjuru ruangan ini.

"Baik, pak, terimakasih."

"Iya sama-sama, semoga Juna betah ya?" Ucap sang kepala sekolah yang ber name tag 'Damian' itu dengan sopan.

Lantas melirik dimana Juna berada, tatapan nya tak luput dari perhatian nya. Juna masih setia memasang wajah datarnya.

"Juna, sekarang kamu jadi murid di sekolah ini. Banyak peraturan yang harus kamu lakukan. Dan, semoga kamu betah di sekolah ini ya," ujar Damian pada Juna.

Juna mengangguk mengerti.

Nirmala tersenyum ramah "baik kalau begitu, saya pamit dulu. Juna, inget perkataan mama ya. Semoga kamu betah di sini," peringat Nirmala dan berlalu dari sana, tersisa Juna serta pak kepala yang masih setia di sana.

Tak lama seorang wanita dewasa datang, perhatian Juna sontak teralihkan.

"Permisi pak, ada yang bisa saya bantu?" Ucap wanita itu sopan.

"Tolong kamu antar Juna ke kelas yang sudah ada," suruh Damian pada wanita itu yang bergelar sebagai guru di sekolah ini.

"Baik pak." Guru wanita itu yang ber name tag 'Ayuna' menghampiri.

Membawa Juna menuju kelas dimana yang sudah di tentukan. Langkahnya terhenti tepat di depan pintu masih setia tertutup itu.

"Ayo masuk." Mendengar intrupsi Ayuna Juna masuk kedalam kelas yang begitu riuh oleh murid-murid, namun bersamaan Ayuna serta Juna masuk kelas seketika hening dari interaksi murid-murid.

"Hari ini, kita kedapatan anak baru," ucap Ayuna pada semua murid di kelas ini. Pandangannya kini teralihkan pada Juna.

"Silahkan perkenalkan diri."

*****

Pelajaran sudah usai, kini semua murid berhamburan keluar kelas menyerbu kantin yang tampak begitu penuh dengan murid-murid seperti zombie yang tengah kelaparan.

Berbeda lagi dengan Juna, pemuda itu hanya terdiam di kelas tanpa ada teman yang menemani nya. Bagaimana ada yang menemaninya? Juna sekarang beda sekolah dengan teman-temannya.

Dan ia tak menyukai semua ini.

"Hei, ini buat Lo." Suara seseorang mampu membuat dirinya mengalihkan perhatian nya.

Terdapat seorang perempuan yang berdiri di sampingnya di hiasi senyuman di sudut bibirnya. Tampak sekali perempuan itu membawa sesuatu di kedua tangannya.

"Lo udah makan?" Tanyanya.

Juna menggeleng sebagai jawaban "kenapa?" Setelah menatap gadis itu Juna langsung membuang wajahnya dingin.

"Kenalin, gue Melani." Gadis itu yang bernama Melani menjabat tangan nya berniat untuk memperkenalkan diri.

Juna melirik tangan Melani yang masih melayang di udara, tak ada niatan untuk membalas jabatan gadis itu. Ia hanya terdiam dan menatap Melani sekilas.

"Hmm ... Gue Juna," jawabnya cuek, Melani lantas menarik kembali tangannya ekspresi wajahnya kentara sekali merasa malu.

"Ini, gue ada sedikit makanan. Buat lo, semoga suka." Melani meletakan Sebuah roti serta minuman di atas meja Juna.

Hate Or Love? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang