14.

40 5 0
                                    

Sebelum baca vote dulu yachh 😊

Happy reading it!





Tevin&Juna


Di kantin. Suasananya begitu hangat dan riuh oleh murid-murid yang tengah makan sarapan siangnya.

Di tempat yang di isi oleh orang-orang tak tau malu. Kedua pemuda itu tengah menunggu pesanan nya seraya menunggu teman satunya ini, namun tak ada ciri-ciri muncul batang hidungnya.

"Ehh, si Gugel lama amat jir," celetuk Zeehan kedua netranya mengendar ke seluruh kantin.

"Kek gak tau aja lo, dia kalau pacaran sama buku gak akan teralihkan," sahut Zinoo.

Zeehan tersenyum masam mendengarnya, namun pandangannya tak sengaja melihat sosok pemuda yang baru saja masuk kedalam area kantin.

"Eh! Zar!" Zeehan melambaikan tangannya kepada pemuda itu. Yang merasa di panggil sontak mengalihkan pandangannya.

"Sini cil!"

Bizar menghampiri mereka yang tak jauh darinya, "kenapa bang?" Tanyanya.

"Lo gak sama Juna?" Zeehan mendekat seraya bertanya.

"Gak, dia tiba-tiba pergi entah kemana, enak aja gue di tinggalin gitu aja," sebalnya seraya mencibikkan bibirnya.

Keduanya terkekeh simpul "sabar cil."

Telapak tangan milik Zeehan menepuk bangku di sampingnya yang kosong "duduk dulu cil," suruh Zeehan. Bizar pun menurut.

"Lo gak tau Juna pergi kemana gituh?" Tanya Zinoo.

"Gak bang, tiba-tiba dia pergi aja. Untung gue sabar seluas galaksi Bimasakti, sebanyak harta sultan Andara," ujar Bizar ngawur.

"Bimasakti terlalu luas dek," ucapnya terkekeh kecil.

"Yeu kocak! Lo sama Bizar aja gedean Bizar, sok gede lo Met," cibir Zinoo memandang Zeehan sinis.

"Ngaca dong ege!"

Bizar memandang keduanya tak habis pikir, lagi-lagi debat. Emang rada-rada kedua pemuda gila ini.

*****

Masih sama, tatapan yang tertuju pada sosok gadis yang di rasa adik tingkat nya. Tevin memandang gadis itu yang masih terdiam.

Juna mendengus.

"Ada apa?" Tanya Tevin pada gadis itu.

"Anu kak, ada yang cariin kakak," ucap gadis itu seraya tersenyum tipis. Yang bername tag Amora.

Juna tak sengaja melihat name tag gadis itu 'oh namanya Amora' batinnya.

"Siapa?"

"Aku gak akan sebutin namanya, dia nunggu di rooftop," ucapnya lantas berlalu dari hadapan keduanya.

Karena Tevin tak mau membuang-buang waktu akhirnya pemuda itu pergi menuju rooftop.

Juna hanya mampu termangu seraya memandang kepergian Tevin hingga hilang dari pandangan nya.

Sedangkan Tevin, pemuda itu mengedarkan pandangannya ke seluruh rooftop yang tampak sepi ini, semilir angin menerpanya, rambutnya yang awal rapih kini berantakan akibat dorongan angin.

Kedua netranya menyipit karena pancaran sinar matahari begitu kuat.

"Kak?"

Kedua telinganya mendengar panggilan, suara perempuan mengalun jelas kedalam pendengaran nya.

Hate Or Love? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang