7.

65 6 5
                                    

Sebelum baca vote...

Happy reading!





Tevin& Juna

"Lo bosen hidup ya? nyari perkara Mulu."

Sosok Tevin yang tengah berdiri di sampingnya menatap Juna datar. Tubuhnya menyenderkan di pohon yang ia naungi dengan tatapan tertuju pada sosok Juna.

Juna menghentikan kebiasaan nya.

"Lo gak bosen apa ngomen kehidupan orang?" Ucap Juna balik.

Tevin lantas ikut duduk di sampingnya, kedua netranya memandang bungkus rokok yang sudah habis itu.

"Lo gak pernah dengerin ucapan gue apa gimana sih," ujar Tevin dengan ekspresi herannya.

"Terserah gue lah bang, situ ngurusin idup orang aja," sahut Juna cuek.

Telapak tangan Tevin melayang di udara, Juna memandang Tevin dengan tatapan bingung.

"Kenapa?"

"Siniin."

"Apanya?"

"Rokoknya lah." Nah kan sewot, Tangan Tevin masih setia melayang di udara menunggu pergerakan Juna.

"Kagak." Juna acuh dengan perkataan Tevin, ia justru melanjutkan kebiasaannya.

Hembusan nafas terdengar jelas, Tevin mendengus kesal memandang Juna tajam. Juna yang merasa di pandang itu sontak menoleh.

Entah mengapa melihat ekspresi kesal Tevin, Juna justru suka membuat pemuda itu kesal. Ia terkekeh kecil melihat ekspresi pemuda yang menjadi kakak tingkat nya ini.

"Itu muka jangan di gituin, makin jelek aja lo bang," celetuk Juna menyembunyikan senyumannya.

Sebuah pukulan kecil namun terasa keras mendarat di tengkuk nya, Juna sontak memejamkan matanya.

"Sialan lo, mau gue sleding hah?"

Juna mengusap tengkuknya yang menjadi korban pukulan Tevin, sungguh pukulan nya begitu nyata dalam.

"Lo pake tenaga dalam ya bang? Jangan cuma badan kecil doang." Bibirnya nya kali ini yang menjadi korban tampolan Tevin.

"Lo sekali lagi ngomong, gue gak main-main tonjok lo," ancam Tevin.

"Ayo, kita collab bang," ucap Juna terkesan menantang.

Tevin membuang wajahnya ke arah lain "gak ah, gak ada tenaga, udah abis."

Juna menggeleng kan kepalanya, lantas menawarkan rokok nya yang tinggal sebatang kepada Tevin. Pemuda itu sontak menoleh memandang rokok itu tidak minat.

"Napa?"

Juna menyodorkan rokoknya "Lo gak nyebat bang?" Tevin menggeleng.

"Gue kagak ngerokok, rokok itu pembunuh," kata Tevin.

Juna terkekeh kecil "kata siapa? Rokok ini pembunuh?"

"Lo itu bego apa gimana sih? Gak denger berita emang?" Tevin berusaha bersikap sabar menghadapi sikap pemuda di sampingnya kini.

"Marah-marah Mulu kek cewek pms aja." Juna seketika mendapatkan pukulan keras dari Tevin sebelum pemuda itu pergi dari nya.

Juna memandang kepergian Tevin hingga nyaris di telan oleh jarak, senyuman penuh arti seketika hadir di kedua sudut bibirnya.

*****

"Gimana nih ceritanya yang udah ketemuan sama ayang beb nya." Baru juga kedua tungkainya memasuki kelas, kedua temannya sudah berdiri di ambang pintu seraya menatap Tevin penuh arti.

Hate Or Love? [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang