Kelas 10, Semester II
Aku mengangkat gelas jus stroberi milikku yang dibalas oleh Tante Jess dengan mug kopinya. "Iptu Jessica Jung, kedengarannya keren. Selamat!"
"Berkat kau, Jen. Ruby yang berprestasi, aku yang naik pangkat." Tante Jess tertawa.
Aku menggeleng. "Aku cuma lihat kilasan peristiwa dan Tante menalarnya jadi petunjuk yang masuk akal. Justru harusnya sejak setahun lalu Tante jadi Iptu, sekarang jadi AKP, menggantikan AKPRI yang sudah tua."
Tante Jess semakin tergelak. "Kau ini! Jangan sampai AKPRI dengar. Ada aturan dan komando yang jelas di kepolisian. Tapi sungguh, kau bikin kenaikan pangkatku terasa istimewa. Bayangkan, beberapa kali aku nyaris menangkap orang yang tidak bersalah. Kau yang menemukan pelaku sebenarnya."
Aku duduk bersandar dengan perasaan puas. Di teras kafe, aku dan Tante Jess menunggu sarapan pesanan kami datang. Jackson Oppa sudah pergi lagi, hanya sempat menghadiri upacara kenaikan pangkat Tante Jess semalam. Minggu pagi yang lengang, taman kecil yang cantik. Dari sini, aku bisa melihat siswa-siswi Brilliant International High School lewat.
Tante Jess mengikuti pandanganku. Ia berkomentar, baru kali ini melihat sekolah yang tidak pernah sepi dari siswa dan kegiatan. Sekolah terbaik yang dipilihkan Jackson Oppa untukku. Mahal, tapi terjangkau berkat beasiswa dari kepolisian. AKPRI benar-benar memanjakanku, sampai teman-teman keliru mengira ia kerabatku.
Tante pernah menjelaskan, beasiswa itu dimungkinkan dengan realokasi dana operasional. Biasanya, dana terserap habis untuk penyelidikan yang berlarut-larut. Ruby membantu menyelesaikan kasus dengan cepat sehingga dana bisa dihemat. Namun, Ruby bukan pegawai resmi, tidak digaji, maka beasiswa adalah cara kepolisian memberiku imbalan layak.
"Kasus penculikan anak selalu membuatku senewen." Tante Jess kembali pada topik semula. "Sering, waktu kita hanya 24 jam untuk menemukan si anak, sekaligus meringkus penculik. Terlambat sedikit, akibatnya mengerikan. Di kasus terakhir itu, aku terperangkap statistik bahwa umumnya penculik adalah keluarga dekat. Icha dekat dengan bibinya. Bibinya punya segala motif untuk membawanya lari. Mudah sekali untuk keliru menyimpulkan. Berkat kau, Icha dan bibinya selamat. Pelaku sebenarnya boleh membusuk di penjara."
Aku mengangkat gelas jusku lagi. "Tante layak naik pangkat dan dapat satyalancana karena itu. Aku bangga."
Wajah cantik Tante Jess semringah. Hendak berbicara lagi, tapi ponselnya berbunyi. Panggilan dari markas. Ia berdiri sigap. Merapikan baju sipilnya. Rambutnya yang dibuntut kuda berayun. la memandangku penuh penyesalan. Berakhir sudah quality time ini. Makanan pesanannya bahkan belum datang. "Kau makan saja. Aku pergi dulu. Take care, Jen!"
Aku menghormat. Mengawasi kepergiannya. Semoga bukan kasus penculikan lagi. Tante Jess sudah terobsesi dengan kasus penculikan sebelum menjadi polisi. Ia menduga, aku dulu korban penculikan juga, yang melarikan diri dari si penculik dan tersesat di lereng Gunung Inwang.
Penyelidikan asal-usulku yang luar biasa lambat dan tanpa hasil membuat Tante Jess geram. Setelah menjadi polisi, Tante berhadapan dengan segala macam penculik dan motifnya. Dari keluarga dekat yang mendendam, orang-orang gila pemangsa anak, hingga sindikat perdagangan anak. Tante mencari-cari benang merah pada setiap kasus itu dengan kasusku.
Setahun lalu, lokasi lereng Gunung Inwang mencuat lagi, dengan korban yang mirip profilku. Korban penculikan adalah Ella, anak perempuan berusia tujuh tahun. Tante langsung waspada, tapi Ella sudah meninggal dunia bahkan sebelum orang tuanya sadar anak itu hilang.
Sebagai Ruby, aku yang belum berpengalaman waktu itu langsung memegang sandal dan ikat rambut milik Ella yang ditemukan di semak-semak. Kenangan dari benda-benda itu mengempaskan aku ke hari nahas yang dialami Ella.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBY : From Your Death (JENLISA)
FanfictionSeorang gadis dengan kemampuan psikometri. Sesosok kenangan yang dihidupkan. Seorang gadis lainnya yang luput dari kematian. Dan sebuah janji untuk saling menjaga. Ini cerita keduaku. Enjoy! Genre : Fanfic, Fantasy, Romance Publish : 20 April 2024