06. ribut?

434 45 0
                                    

Happy reading










~~~~~~~~~~~~~

Hari itu, Jay baru pulang dari sekolah dan mendapati suasana di apartemennya sangat tenang. Namun, suasana tiba-tiba berubah saat dia melihat Sunghoon berdiri di depan pintu apartemennya, menunggu dengan ekspresi yang tampak datar dan tidak menunjukkan emosi. Jay merasa bingung dan sedikit terkejut melihat Sunghoon di sana.

"Sunghoon? Kenapa lo ada di sini?" tanya Jay dengan nada heran, saat dia membuka pintu dan melihat Sunghoon yang berdiri dengan sikap kaku.

Sunghoon menatap Jay dengan mata yang tidak menunjukkan emosi apa pun. "Kita perlu bicara," katanya dengan nada datar.

Jay merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia mengundang Sunghoon masuk dan mereka duduk di ruang tamu. Jay mencoba untuk bersikap santai, meskipun dia merasa ada ketegangan di udara. "Jadi, ada apa? Kenapa tiba-tiba lo datang ke apartemen gue?"

Sunghoon memulai pembicaraan dengan nada yang masih datar. "Gue datang ke sini karena gue perlu ngomong tentang sikap lo. Gue udah perhatiin lo masih bersikap seperti biasa di sekolah, bergaul dengan banyak orang, terutama cewek-cewek. Gue mau lo tahu kalau lo sekarang udah punya calon, dan itu termasuk gue."

Jay merasa bingung dan sedikit defensif. "Apa maksud lo, Sunghoon? Gue cuma hidup dengan cara gue sendiri. Lagipula, gue kan nggak melakukan sesuatu yang berlebihan."

Sunghoon menegaskan, "Gue ngerti lo punya gaya hidup sendiri, tapi perjodohan ini bukan cuma formalitas. Lo udah jadi bagian dari hidup gue, dan gue nggak mau lihat lo terus-terusan bergaul seperti itu. Gue bukan cuma calon yang ada di belakang layar. Gue juga punya reputasi dan aset yang harus dijaga."

Jay merasa marah dan bingung. "Lo nganggap gue cuma aset yang harus dijaga? Gue nggak minta ini semua, Sunghoon. Gue udah berusaha untuk menyesuaikan diri, tapi sikap lo yang dingin malah bikin gue bingung. Gue punya hidup sendiri dan itu juga harus dihargai."

Sunghoon terlihat masih kaku. "Gue bukan mau bikin lo merasa tertekan, tapi kalau lo terus-terusan bergaul seperti itu, bisa merusak citra kita berdua. Gue juga perlu lo untuk lebih memperhatikan perasaan ini. Ini bukan cuma tentang lo dan gue, tapi juga tentang bagaimana kita berdua dipandang oleh orang lain."

Jay merasa hatinya semakin kesal. "Jadi, lo datang ke sini cuma buat ngatur-ngatur gue? Kenapa lo nggak bisa kasih gue sedikit ruang buat hidup dengan cara gue sendiri? Gue bukan cuma bagian dari perjodohan ini, gue juga manusia dengan perasaan."

Sunghoon tetap dengan sikap dinginnya. "Gue cuma ingin lo mengerti pentingnya situasi ini. Gue harap lo bisa lebih memahami posisi gue."

Jay merasakan kemarahan dan frustrasi yang mendalam. Meskipun Sunghoon tidak menunjukkan emosi yang jelas, ketegangan dan sikapnya yang dingin membuat Jay merasa semakin tertekan. Akhirnya, Sunghoon berdiri untuk pergi, meninggalkan Jay dengan perasaan campur aduk dan banyak pertanyaan.

Saat Sunghoon pergi, Jay merasa hancur dan bingung. Dia merenung tentang apa yang baru saja terjadi dan merasa semakin frustasi dengan sikap Sunghoon. Jay tahu dia harus mencari cara untuk menghadapi situasi ini, tapi untuk saat ini, dia hanya bisa duduk dan memikirkan bagaimana melanjutkan hubungan yang semakin rumit ini.

Tbc
Pls vote!

My destiny || sungjayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang