Happy reading
~~~~~~~~~~
Setelah kunjungan Sunghoon yang penuh ketegangan, Jay merasa agak tertekan. Dia mencoba mengatur pikirannya dan kembali ke rutinitasnya, tetapi ketegangan yang baru saja terjadi membuat suasana di apartemennya terasa berat. Jay memutuskan untuk beristirahat sejenak dan menunggu kedatangan temannya, Jisoo dan Minho, yang sudah janjian untuk datang.
Saat Jisoo dan Minho tiba di depan apartemen Jay, mereka melihat Sunghoon keluar dari pintu dengan ekspresi wajah yang sangat datar. Meski wajahnya tampak tenang, ada sesuatu yang tidak biasa—Sunghoon mengepalkan tangan dengan kuat, dan aura kemarahan tampak jelas di sekelilingnya. Dia berjalan cepat dan tidak memperhatikan orang-orang di sekelilingnya.
Jisoo memandang Minho dengan mata lebar. “Itu Sunghoon, kan? Kenapa dia keluar dari apartemen Jay dengan ekspresi kayak gitu? Dia kelihatan marah banget.”
Minho mengangguk, terlihat khawatir. “Iya, itu Sunghoon. Dia keliatan bener-bener kesal. Biasanya dia kan dingin, tapi kali ini dia kelihatan lebih dari itu.”
Mereka memutuskan untuk menunggu di luar, mengamati Sunghoon yang melangkah pergi dengan ekspresi serius. Suasana semakin tegang saat mereka melihat Sunghoon memasuki mobilnya dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, menandakan betapa marahnya dia.
Beberapa menit kemudian, Jay membuka pintu dan melihat Jisoo serta Minho berdiri di luar. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran. “Oh, kalian udah datang. Maaf, tadi ada urusan yang harus gue selesaikan. Sunghoon baru aja keluar dari sini.”
Jisoo langsung bertanya dengan nada prihatin, “Kita liat Sunghoon keluar dari apartemen lo dengan tampang marah dan tangan yang mengepal. Ada apa, Jay? Kenapa dia bisa marah kayak gitu?”
Jay menghela napas dalam-dalam sebelum menjelaskan. “Sunghoon datang buat bicara tentang perjodohan kita. Tadi dia marah karena gue masih bergaul dengan banyak orang dan bersikap playboy di sekolah. Dia bilang itu bisa merusak citra kita berdua dan dia nggak mau lihat gue terus-terusan bergaul kayak gitu.”
Minho mengernyitkan dahi. “Wah, itu berarti Sunghoon memang bener-bener serius tentang citra dan reputasi dia. Mungkin dia merasa tertekan karena perjodohan ini.”
Jay tampak frustrasi. “Iya, dia bilang gue udah jadi bagian dari hidup dia dan harus lebih memperhatikan situasi ini. Gue cuma pengen hidup dengan cara gue sendiri, tapi dia malah menganggap gue sebagai aset yang harus dijaga.”
Jisoo mencoba memberikan nasihat. “Mungkin Sunghoon memang merasa tertekan dengan tanggung jawab dan ekspektasi yang ada di dirinya. Tapi itu nggak berarti lo harus terus-terusan merasa ditekan. Lo harus bisa menyeimbangkan antara hidup lo sendiri dan perjodohan ini.”
Minho menambahkan, “Lo harus berusaha untuk komunikasi lebih baik dengan Sunghoon. Mungkin dia butuh waktu untuk memahami perasaan lo juga. Sementara itu, coba cari cara buat ngatur perasaan lo supaya nggak terlalu tertekan.”
Jay mengangguk, merasa sedikit lebih lega setelah mendengar dukungan dari temannya. “Gue akan coba berbicara lagi sama Sunghoon dan cari jalan tengah. Tapi buat sekarang, gue cuma perlu waktu buat merenung dan nyesuain diri.”
Saat Sunghoon berada di mobilnya, dia masih merasakan kemarahan dan ketegangan. Meskipun dia berusaha menjaga ekspresi wajahnya tetap datar, dia tidak bisa menepis rasa frustrasi yang dirasakannya. Dia merenung tentang apa yang terjadi dan mencoba menenangkan pikirannya.
Tbc
Pls voteIntinya Hoon lu cemburu ykan!
KAMU SEDANG MEMBACA
My destiny || sungjay
Teen FictionKisah seorang mahasiswa Seoul cyber unversitas di Korea, tepat di Seoul, bertemu dengan takdir yang mungkin dia tidak akan bisa menerima or sebaliknya.... #sungjay 05/08/24