Happy reading
~~~~~~~~~~~~
Hari Sabtu pagi, Jay dan Sunghoon dijadwalkan untuk berkencan sebagai bagian dari perjodohan yang diatur oleh orang tua mereka. Jay berusaha untuk menyambut kencan ini dengan sikap positif, meskipun dia merasa agak canggung. Dia ingin membuat yang terbaik dari situasi ini dan berharap Sunghoon bisa menunjukkan sedikit perhatian.
Jay tiba di mal di pusat kota lebih awal. Dia mengenakan pakaian yang rapi dan stylish, siap untuk membuat kencan ini menyenangkan. Ketika Sunghoon tiba, Jay menyapanya dengan semangat.
“Selamat pagi, Sunghoon!” seru Jay ceria.
Sunghoon membalas dengan anggukan singkat dan hanya mengucapkan, “Pagi.”
Saat mereka mulai berjalan di sekitar mall, Jay mencoba untuk memulai percakapan dan menunjukkan berbagai toko dan tempat yang menarik. Namun, Sunghoon tampak acuh dan tidak banyak berkomentar. Jay merasa suasana kencan ini sangat dingin dan kurang hidup.
“Gimana kalau kita cek toko ini? Gue pengen lihat beberapa barang,” kata Jay, berusaha untuk tetap semangat.
Sunghoon mengikuti tanpa banyak komentar. Jay merasa agak tersinggung karena Sunghoon tidak menunjukkan minat atau usaha untuk terlibat dalam aktivitas yang dia tunjukkan.
Saat mereka memasuki sebuah toko pakaian, Jay merasa sedikit kesal karena Sunghoon tampak tidak peduli dengan apa yang sedang dia lakukan. Jay mencoba untuk mengambil beberapa item dari rak, tetapi kesulitan karena barang-barangnya berada di tempat yang tinggi.
“Sunghoon, bisa tolong ambilkan yang itu?” Jay menunjuk ke barang yang agak tinggi di rak.
Sunghoon melihat ke arah Jay tanpa bergerak. Dia akhirnya berjalan ke rak dan mengambil barang tersebut, tapi dengan ekspresi yang sangat kaku dan tanpa menunjukkan perhatian.
“Makasi,” kata Jay dengan nada agak frustrasi.
Setelah berbelanja selama beberapa waktu, mereka memutuskan untuk beristirahat di kafe di dalam mall. Jay merasa suasana semakin tidak nyaman dan mulai merasa sedikit marah.
“Sunghoon, gue nggak minta banyak kok. Cuma sedikit perhatian dan partisipasi dari lo aja. Gue merasa ini jadi kencan yang sangat canggung,” ujar Jay, mencoba untuk jujur tentang perasaannya.
Sunghoon menatap Jay dengan dingin. “Gue tidak mau membuat segalanya jadi rumit. Gue hanya mengikuti apa yang ada.”
Jay merasa kecewa dengan jawaban Sunghoon. “Gue cuma berharap kita bisa saling memahami dan membuat ini lebih baik. Kalau lo terus kayak gini, kita nggak bakal bisa nyambung.”
Sunghoon hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa lagi. Mereka menghabiskan waktu di kafe dengan suasana yang agak tegang, dan Jay merasa semakin frustrasi. Meskipun Sunghoon tidak menunjukkan perubahan besar, dia sedikit lebih memperhatikan Jay sepanjang sisa kencan mereka.
Ketika kencan selesai dan mereka meninggalkan mall, Jay merasa campur aduk. Meskipun dia berusaha untuk menikmati waktu yang tersisa, dia tetap merasa bahwa hubungan mereka masih jauh dari yang diharapkan. Sunghoon, dengan sikap dinginnya, membuat Jay merasa ada jarak yang sulit untuk dijembatani. Jay berharap bahwa ke depannya, mereka bisa menemukan cara untuk membuat hubungan ini lebih baik.
Tbc
Pls vote!
KAMU SEDANG MEMBACA
My destiny || sungjay
Fiksi RemajaKisah seorang mahasiswa Seoul cyber unversitas di Korea, tepat di Seoul, bertemu dengan takdir yang mungkin dia tidak akan bisa menerima or sebaliknya.... #sungjay 05/08/24