BTH 13

180 8 1
                                    

Bebas memberikan komentar apapun, asalkan positif ya readers. Aku menerima semua pendapat kalian, So... ikuti terus ceritanya

──══─━══─|✠|─══━─══──
Happy Reading
──══─━══─|✠|─══━─══──

──══─━══─|✠|─══━─══──Happy Reading ──══─━══─|✠|─══━─══──

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eliana berada di kamarnya, tepatnya di depan cermin. Dia mengaplikasikan riasan yang tidak terlalu tebal, dan tidak lupa menata rambutnya serapi mungkin agar sesuai dengan gaun yang akan dikenakannya. Malam ini, dia akan menghadiri sebuah pesta antar perusahaan bersama Jonathan.

 Malam ini, dia akan menghadiri sebuah pesta antar perusahaan bersama Jonathan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setibanya di lokasi pesta, banyak yang memandang kagum ke arah Eliana. Media dengan cekatan memotret keduanya. Jonathan melingkarkan tangannya di pinggang ramping Eliana dengan sikap posesif, seolah-olah memamerkan kepada semua orang bahwa Eliana adalah miliknya, meskipun kenyataannya tidak demikian.

Eliana tersenyum sambil menyapa para kolega Jonathan dan terlibat dalam percakapan ringan untuk menyesuaikan diri. Namun, terlalu lama mendengarkan pembicaraan Jonathan dan rekan-rekannya membuat Eliana merasa sangat bosan. Apalagi, dia tidak memahami topik yang mereka bahas.

Eliana merasakan kejenuhan merayap perlahan saat dia berdiri di antara sekelompok orang yang sibuk dengan percakapan mereka. Topik yang dibahas Jonathan dan koleganya terlalu teknis dan jauh dari minatnya. Dia hanya bisa tersenyum sopan, menunggu momen yang tepat untuk bisa melarikan diri sejenak.

Sesekali, Eliana mencuri pandang ke arah Jonathan. Dia tampak sangat percaya diri dan karismatik saat berbicara dengan rekan bisnisnya. Tidak heran jika banyak orang terpikat olehnya. Namun, meskipun Jonathan adalah pria yang baik, perhatian dan kebaikannya tak bisa mengusir bayangan seseorang dari pikirannya.

“Aku kesana,” ucap Eliana akhirnya, memutuskan untuk mencari udara segar atau setidaknya, menjauh dari percakapan yang membosankan itu.

“Baiklah, jangan terlalu jauh,” jawab Jonathan tanpa berpaling, masih sibuk dalam obrolan mereka.

Eliana mengangguk dan melangkah menjauh, menuju ke area meja hidangan yang menampilkan berbagai jenis makanan penutup yang menggiurkan. Salah satu kue menarik perhatiannya—sepotong kecil red velvet yang tampak sempurna. Dia mengambil satu potong dan menggigitnya, merasakan rasa manis dan lembut yang meleleh di mulutnya. Matanya terpejam, menikmati momen kecil itu.

Behind the Glamour Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang