BTH 16

172 6 1
                                    

Bebas memberikan komentar apapun, asalkan positif ya readers. Aku menerima semua pendapat kalian, So... ikuti terus ceritanya

──══─━══─|✠|─══━─══──
Happy Reading
──══─━══─|✠|─══━─══──

Nicolas menggebrak meja kerjanya dengan kuat, membuat cangkir kopi yang masih utuh itu tumpah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nicolas menggebrak meja kerjanya dengan kuat, membuat cangkir kopi yang masih utuh itu tumpah. Matanya membara, menatap tajam foto-foto yang terpampang di layar ponselnya. Ia menggeram frustrasi melihat beberapa foto yang didapatnya dari media sosial, menampilkan Eliana dengan pakaian seksi dan terbuka.

"Siapa yang mengatur pakaian Eliana seperti ini? Apakah mereka menganggap wanitaku seorang jalang?" geram Nicolas, suaranya bergetar karena kemarahan.

Marc terkejut melihat meja bosnya yang berantakan, dengan cangkir kopi yang tumpah dan kertas-kertas yang berserakan. "Nic, apa yang terjadi?"

"Cepat cari tahu siapa yang mengatur kostum Eliana!" Nicolas hampir berteriak, matanya masih tertuju pada layar ponselnya.

Marc mengernyitkan dahi, tidak sepenuhnya memahami situasinya. "Nic, maksudmu apa? Jelaskan dulu apa yang sebenarnya terjadi."

Nicolas menjelaskan dengan nada tegas, "Eliana terjebak dalam pemotretan yang memaksanya mengenakan pakaian yang sangat terbuka dan tidak pantas. Aku tidak tahu siapa yang membuat keputusan ini, tapi aku ingin tahu segera. Jangan biarkan hal ini berlalu begitu saja."

Marc memperhatikan wajah Nicolas yang merah padam, jelas sekali terlihat amarah dan kecemburuan yang mendidih dalam diri pria itu. Nicolas menunjuk layar ponselnya dengan kasar, menunjukkan foto-foto Eliana yang tengah berpose dengan pakaian yang sangat terbuka.

"Ini! Lihat ini, Marc! Bagaimana mungkin mereka membiarkan Eliana mengenakan pakaian seperti ini? Apakah mereka tidak punya rasa hormat sama sekali?" Nicolas menggeram, suaranya penuh emosi yang terpendam.

Marc menatap layar ponsel Nicolas, kemudian kembali menatap bosnya dengan tatapan serius. "Nic, bukankah Eliana memang seorang model? Sudah sewajarnya bukan dia memakai pakaian tersebut."

"Apa maksudmu hah? Dia Eliana! Wanitaku!." Pekik Nicolas dengan tak sadar.

Marc mengernyitkan dahinya, "Apa? Wanitamu? Sudah menelan ludah sendiri, Nic?"

Nicolas menatap Marc dengan tajam, menyembunyikan kegugupannya. "Diamlah."

"Baiklah - baiklah, kau harus tenang."

Nicolas mengepalkan tangannya di atas meja, berusaha menenangkan diri meskipun amarahnya masih berkobar. "Aku tidak akan tenang sampai aku tahu siapa yang berani memperlakukan Eliana seperti ini. Dan ketika aku menemukan orang itu, mereka akan menyesali hari ini."

Marc terkekeh melihat sikap sahabatnya, "Baiklah, aku akan mengurusnya."

Setelah Marc meninggalkan ruangan untuk memulai penyelidikannya, Nicolas duduk kembali di kursinya. Pikirannya berkecamuk, mencoba mencari cara untuk mendekati Eliana tanpa membuatnya merasa semakin tertekan. Bagi Nicolas, Eliana bukan hanya wanita yang dia cintai—dia adalah seseorang yang harus dia lindungi, apapun risikonya.

Behind the Glamour Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang