BTH 15

160 8 0
                                    

Bebas memberikan komentar apapun, asalkan positif ya readers. Aku menerima semua pendapat kalian, So... ikuti terus ceritanya

──══─━══─|✠|─══━─══──
Happy Reading
──══─━══─|✠|─══━─══──

Nicolas memarkirkan mobilnya di depan apartemen Eliana dengan hati yang tak tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nicolas memarkirkan mobilnya di depan apartemen Eliana dengan hati yang tak tenang. Sudah tiga hari atau mungkin lebih ia tak melihat wanita itu secara langsung, hanya bisa memantaunya melalui rekaman CCTV yang tidak pernah cukup untuk memuaskan kerinduannya. Pikirannya dipenuhi bayangan Eliana, membuat setiap detik yang ia lalui terasa begitu lambat.

Dengan langkah yang mantap, Nicolas berjalan menuju gedung apartemen, matanya fokus memantau sekitar, memastikan tak ada yang memperhatikannya. Dengan cekatan, ia memasukkan kode yang sudah ia hafal di luar kepala untuk membuka pintu apartemen Eliana. Pintu berwarna abu-abu itu terbuka, memperlihatkan ruang yang sepi dan temaram, seolah menyambut kedatangan Nicolas dengan keheningan.

Ia berdiri sejenak, membiarkan matanya menyesuaikan diri dengan pencahayaan yang redup sebelum melangkah masuk dengan hati-hati. Setiap gerakannya tenang dan penuh perhitungan, memastikan tidak ada suara yang akan membangunkan Eliana. Nicolas tahu, wanita itu sudah pasti terlelap pada saat seperti ini.

Dengan lembut, ia membuka pintu kamar Eliana, dan mendapati wanita itu sedang meringkuk di atas kasur queen size-nya. Selimut tebal membalut tubuhnya yang kecil, menciptakan pemandangan yang membuat Nicolas tersenyum tipis—senyum yang jarang terlihat di wajahnya. Malam ini terasa lebih dingin dari biasanya, dan ia bisa merasakannya saat melangkah masuk ke dalam ruangan.

Tanpa banyak berpikir, Nicolas melepas sepatunya, disusul oleh jas dan kemejanya, memperlihatkan tubuh berotot yang ditandai dengan beberapa tato. Setiap gerakan dilakukan dengan pelan dan penuh kehati-hatian, seakan khawatir membangunkan Eliana dari tidurnya yang damai.

Nicolas akhirnya membaringkan tubuhnya di samping Eliana, menarik selimut yang membalut tubuh wanita itu, mencoba mencuri sedikit kehangatan yang sudah lama ia rindukan. Ia menatap wajah Eliana yang tampak tenang dalam tidur, hatinya berdebar pelan.

"Aku merindukanmu, Cherie," bisiknya lirih, seraya mengecup bibir Eliana dengan lembut, seolah menyalurkan perasaannya melalui sentuhan yang begitu halus.

Malam itu, di dalam kamar yang dingin dan sunyi, Nicolas menemukan kembali kedamaian yang hanya bisa ia rasakan saat berada di samping Eliana. Tak peduli seberapa banyak waktu berlalu, saat ini yang terpenting baginya adalah merasakan kehadiran wanita yang menguasai pikirannya siang dan malam.

Nicolas menatap wajah Eliana yang terlelap dengan ekspresi lembut yang jarang terlihat di wajahnya. Meski kesan arogan dan dingin selalu melekat pada dirinya, saat berada di dekat wanita ini, sesuatu dalam dirinya selalu terasa hangat, bahkan rentan.

Behind the Glamour Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang